v Sejarah Ku Klux Klan, Organisasi Paling Rasis di Amerika Serikat | UNSOLVED INDONESIA

Sejarah Ku Klux Klan, Organisasi Paling Rasis di Amerika Serikat

Didirikan pada tahun 1865, Ku Klux Klan (KKK) dikenal sebagai orgasisasi rasis yang dibentuk dengan tujuan mencegah berdirinya kesetaraan politik antara ras kulit hitam dan kulit putih.

Anggotanya mengkampanyekan suara mereka melalui kekerasan dan intimidasi kepada warga kulit hitam AS. Tidak hanya itu, tak jarang warga kulit putih pun ikut diintimidasi apabila mereka ketahuan mendukung kesetaraan terhadap warga kulit hitam.

Dalam prakteknya, keinginan mereka hanya satu, yaitu mengembalikan dan mempertahankan faham White Supremacist di seluruh struktur kekuasaan Amerika Serikat tanpa ada campur tangan warga kulit hitam... Apapun caranya... Meskipun harus membunuh, menganiaya, bahkan membakar gereja sekalipun.

Pendirian Ku Klux Klan

Sebuah kelompok (yang terdiri dari mantan veteran Konfederasi) mendirikan cabang pertama sebuah ‘organisasi rasis‘ sebagai klub sosial di Pulaski, Tennessee, pada tahun 1865. Mereka kemudian melakukan kampanye penolakan terhadap kebijakan yang akan diloloskan terkait kesetaraan warga kulit hitam.

Ayalnya, organisasi tersebut mulai dikenal dari mulut-ke mulut terutama dikalangan warga kulit putih. Pada akhirnya, pendirian itu, diikuti oleh cabang-cabang ‘organisasi rasis’ lain yang bermunculan di berbagai daerah.

Pada musim panas 1867, cabang-cabang ‘organisasi rasis’ tersebut bertemu dalam konvensi pengorganisasian umum dan mendirikan apa yang mereka sebut sebagai Aliansi "Kekaisaran Tak Terlihat dari Selatan"

Cabang-cabang kecil itu itu kemudian mendeklarasikan diri mereka menjadi satu tubuh. Jenderal Konfederasi terkemuka Nathan Bedford Forrest dipilih sebagai pemimpin pertama, atau "Grand Wizard"

Dengan begitu, Ku Klux Klan pun terlahir.

Kekerasan Ku Klux Klan di Selatan

Sejak tahun 1867 dan seterusnya, partisipasi kulit hitam dalam kehidupan politik di Selatan menjadi salah satu hal yang dianggap berbahaya oleh Ku Klux Klan. Pasalnya, orang kulit hitam banyak yang memenangkan pemilu untuk pemerintah negara bagian selatan dan bahkan Kongres AS.

Menanggapi hal ini, Ku Klux Klan mulai melakukan kampanye berbasis kekerasan terhadap para pemimpin dan pemilih Republik (baik kulit hitam maupun kulit putih). Meskipun Ku Klux Klan melakukannya secara diam-diam, namun gerakan mereka sebenarnya disadari oleh orang-orang (dan membuat masyarakat takut).

Dalam aksinya ini, Mereka bahkan bergabung dengan organisasi serupa seperti Knights of the White Camelia (dibentuk di Louisiana pada tahun 1867) dan White Brotherhood.

Hal ini mengakibatkan setidaknya 10 persen dari anggota legislatif Kulit Hitam yang terpilih selama periode 1867-1868 menjadi korban kekerasan, diantaranya termasuk tujuh orang yang terbunuh. Tidak hanya itu, lembaga-lembaga yang dikelola oleh warga kulit Hitam seperti sekolah dan gereja kulit hitam juga menjadi sasaran serangan Ku Klux Klan.

Berkembangnya Ku Klux Klan

Pada tahun 1870, Ku Klux Klan sudah memiliki cabang di hampir setiap negara bagian selatan. Anggota Klan lokal biasanya melakukan serangan mereka di malam hari, bertindak berkelompok untuk mengintimidasi warga demi memulihkan supremasi kulit putih di Selatan.

Aktivitas Klan berkembang terutama di wilayah Selatan di mana orang kulit hitam adalah minoritas. Di antara zona kegiatan Klan yang paling terkenal adalah Carolina Selatan, di mana pada Januari 1871, 500 pria bertopeng menyerang penjara County Union dan menggantung delapan tahanan kulit hitam.

Meskipun para politisi kemudian mengaitkan kekerasan Ku Klux Klan dengan orang-orang radikal menengah kebawah dari selatan, keanggotaan organisasi itu sebenarnya lebih luas.  Ku Klux Klan kala itu sudah diisi oleh petani kecil, buruh pekebun, pengacara, pedagang, dokter, bahkan menteri.

Di daerah-daerah di mana sebagian besar kegiatan Klan terjadi, aparat penegak hukum setempat juga merupakan anggota Klan. Hal itu mengakibatkan kejahatan yang terjadi tidak diusut. Bahkan mereka yang menangkap tersangka anggota Klan sulit menemukan saksi yang bersedia bersaksi melawan mereka

Warga kulit putih terkemuka lainnya di Selatan, juga menolak untuk berbicara menentang tindakan kelompok rasis itu, seakan memberi Ku Klux Klan persetujuan secara diam-diam.

Setelah tahun 1870, pemerintah negara bagian di Selatan meminta bantuan Kongres untuk menangani kasus ini. Pada akhirnya tiga undang-undang pun diloloskan, diantaranya adalah Undang-Undang Ku Klux Klan tahun 1871.

Penanganan Negara terhadap Ku Klux Klan

Dalam Undang-Undang tersebut, diatur bahwa setiap kegiatan yang bersangkutan dengan  Ku Klux Klan akan dianggap sebagai kejahatan federal. Barang siapa yang melanggar, maka hak warga negara untuk memegang jabatan miliknya akan dicabut. Perlindungan hukum pun tidak akan diberikan kepada para pelanggar.

Tindakan tersebut kemudian memberi wewenang kepada Presiden Ulysses S. Grant untuk mengeluarkan surat perintah habeas corpus, demi menangkap anggota Klan yang awalnya kebal hukum. Presien bahkan kemudian mengirim pasukan federal untuk menekan kekerasan Klan.

Otoritas federal ini juga digunakan oleh sang Presiden pada tahun 1871 untuk menghancurkan sepenuhnya aktivitas Klan di Carolina Selatan dan daerah lain di Selatan.

Hal ini tentu saja membuat marah anggota Klan yang memiliki kekuasaan politik. Perlahan tapi pasti, aktivitas dan keberadaan Ku Klux Klan mulai menurun.

Kebangkitan Kembali Ku Klux Klan

Pada tahun 1915, kaum Protestan kulit putih mengorganisir kebangkitan kembali Ku Klux Klan di dekat Atlanta, Georgia.

Generasi kedua Klan ini lebih parah, karena tidak hanya anti-kulit hitam, tetapi mereka juga menentang keberadaan orang-orang Katolik, Yahudi dan orang asing di tanah Amerika Serikat. Hal ini didoring akibat lonjakan gelombang imigrasi yang melanda Amerika di awal abad ke 20.

Mereka mengadakan rapat umum, parade, dan pawai keliling negeri. Pada puncaknya pada tahun 1920-an, keanggotaan Klan melebihi 4 juta orang secara nasional. Mereka sempat berhenti berkegiatan selama beberapa tahun sebelum akhirnya mereka bergerak kembali.

Gerakan hak-hak sipil tahun 1960-an mengakibatkan melonjaknya gelombang aktivitas Klan di seluruh Selatan. Aktivitas tersebut, termasuk pengeboman, pemukulan dan penembakan terhadap aktivis kulit hitam dan putih.

Tindakan-tindakan ini, dilakukan secara rahasia tetapi tampaknya merupakan pekerjaan anggota Klan lokal. Meskipun begitu, aksi ini tetap membuat marah masyarakat dan pada akhirnya malah membantu memenangkan dukungan untuk perjuangan hak-hak sipil.

Jatuhnya Ku Klux Klan (Lagi)

Pada tahun 1965, Presiden Lyndon Johnson menyampaikan pidato yang secara terbuka mengutuk seluruh kegiatan Ku Klux Klan dan mengumumkan penangkapan empat anggota Klan sehubungan dengan pembunuhan seorang pekerja hak-hak sipil perempuan kulit putih di Alabama.

Kasus-kasus kekerasan terkait Klan menjadi lebih terisolasi dalam beberapa dekade mendatang, meskipun kelompok-kelompok yang ada menjadi selaras dengan neo-Nazi atau organisasi ekstremis sayap kanan lainnya sejak tahun 1970-an dan seterusnya.

Pada 2016, catatan publik memperkirakan keanggotaan Ku Klux Klan adalah sekitar 3.000, sedangkan sumber lain mengatakan total masih ada 6.000 anggota.

Hari ini, Ku Klux Klan diyakini masih ada, namun kegiatan mereka lebih rahasia dan terselubung.

Hmm..

Baca Juga :

Tag: Sejarah Ku Klux Klan, Kasus Ku Klux Klan, Biografi Ku Klux Klan, Kasus Ku Klux Klan

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "Sejarah Ku Klux Klan, Organisasi Paling Rasis di Amerika Serikat"

  1. Orang rasis gini otaknya paling isi tai.
    Stop rasis bro. Rasis itu ga keren.

    ReplyDelete