Ini adalah sebuah cerpen yang dibuat Andy Weir pada tahun 2009. Kayaknya sebelum mulai, admin mau kasih disclaimer dulu. Mohon untuk tidak menyangkut pautkannya ke agama. Ini hanya fiksi dan admin meminta kebijaksanaanya dalam menyikapi.
Catatan Translator :
Untuk Versi yang admin translate ini, ada beberapa perbedaan yang mungkin tidak
sama persis dengan Versi aslinya (tau lah, kalau translate mentah ke Indonesia,
terkadang ada bahasa yang terlalu kaku dan menjadi sulit dimengerti). Jika mau
lihat naskah atau Versi aslinya (yang bahasa inggris), silahkan lihat disini.
The Egg by Andy Weir
Kau sedang berada di
perjalanan pulang saat tiba-tiba kecelakaan membunuhmu. Kecelakaan itu adalah
kecelakaan seketia dan kau mati ditempat. Memang tidak menyakitkan, namun
setelah kepergianmu, kau meninggalkan seorang istri dan dua anak—Paramedis
sempat mencoba menyelamatkanmu, sayangnya mereka gagal
Dalam sebuah kejadian pasca
kematian, Kau bangun disebuah tempat serba putih dan disambut oleh seorang
sosok.
“A-Apa yang terjadi? Dimana Aku?" tanyamu
kepada sosok itu.
"Kau mati," Jawab
sosok itu. Ingatan tentang sebuah truk yang tergelincir terbersit dikepalamu.
"Aku ... aku
mati?" tanyamu lagi memastikan.
"Ya. Tapi jangan sedih.
Semua orang mati,” balas sosok itu meyakinkanmu.
Kau kemudian melihat
sekeliling. Tidak ada apapun. Hanya dirimu dan dia.
"Tempat apa ini?"
Kau bertanya. "Apakah ini akhirat?"
“Kurang lebih,” sosok itu
menjawab.
"Apakah kamu sang
pencipta?" Kau bertanya lagi
“Kau boleh menganggapku
begitu." Jawab sosok itu.
“Anak-anakku… istriku,” gumammu
meracau. Kau kemudian bertanya "Apakah mereka akan baik-baik saja?"
“Kau baru saja meninggal dan
kau masih khawatir akan keluargamu. Kau memiliki hati yang baik.” Balasnya atas
pertanyaanmu
Kau kemudian menatap sosok
itu dengan penuh pesona. Ia tidak terlihat seperti Tuhan. Dia terlihat seperti
orang biasa. Wajahnya ramah dan sangat ‘normal’ menurutmu. Meskipun begitu, kau
kesulitan menentukan apakah sosok itu laki-laki atau perempuan.
"Jangan khawatir,"
ujar sosok itu kepadamu “Mereka akan baik-baik saja. Anak-anak mu akan
mengingat mu sebagai orang yang sempurna dalam segala hal. Mereka tidak punya
waktu untuk mengingat keburukanmu. Istri mu akan mengalami sedih yang mendalam
namun dia akan tetap bersyukur. Dia akan mendapat kebahagiaan lain dikemudian
hari.”
"Oh," kau sedikit
lega “Jadi apa yang terjadi sekarang? Apakah aku akan dikirm ke surga atau
neraka atau .. tempat lain?”
"Tidak juga," Balas
orang itu.. "Kamu akan bereinkarnasi."
"Ah," Responmu “Jadi
orang Hindu benar,”
Sosok itu tersenyum.
“Semua agama benar dengan
cara mereka sendiri,” balasnya. Dia kemudian melambaikan tangannya dan
mengisyaratkan sesuatu kepadamu.
“Berjalanlah denganku.” Pintanya.
Berpikir sebentar, kau pada
akhirnya memutuskan untuk mengikuti sosok itu dan berjalan disampingnya.
"Kemana kita akan
pergi?" tanyamu padanya.
“Hanya berjalan-jalan
sebentar.” Jawabnya. “Mengobrol sambil berjalan jauh lebih menyenangkan.”
Kau diam sembari berjalan.
Tidak ada sepatah katapun dari kalian yang muncul dalam ‘jalan-jalan’ tersebut.
Itu sebelum pada akhirnya kau mengutarakan pendapatmu.
“Jadi, apa gunanya?” Kau
bertanya. “Ketika aku terlahir kembali, aku hanya akan Jadi Bayi. Jadi semua
pengalamanku, dan semua hal yang telah aku lakukan dalam hidup sebelum ini
tidak akan berarti apa-apa.”
“Tidak juga” sosok itu
menjawab “Ingatan itu akan terus ada. Kau hanya tidak akan mampu mengingatnya..
Itu saja. “
Kau nampak tidak puas dengan
jawaban yang kau terima.
“Jiwa dan pikiranmu itu
sangat besar dan indah. Rangkaian ingatan itu akan tersimpan di tempat aman
sampai kau benar-benar membutuhkannya. Bayangkan saja seperti perpustakaan.” Dia
menjelaskan.
“Lantas apa manfaatnya
bereinkarnasi apabila aku tidak bisa mengingat kehidupan sebelumnya saat aku
terlahir kembali?” tanyamu kepadanya.
Dia kembali tersenyum.
“Kau harus menyelesaikan buku yang sedang kau baca apabila kau ingin
membaca buku yang lain. Membaca dua buku bersamaan hanya akan membuatmu pusing.
Nikmati saja satu buku yang kau baca. Jangan khawatirkan buku yang lain.”
Jawabnya.
Kau terdiam. Kau sudah tidak
mampu membantah.
“Kau sudah menjadi manusia
selama 48 tahun terakhir. Dan kau belum istirahat dari siklus reinkarnasimu
itu. Jika kau berada di tempat ini cukup lama, kau mungkin akan mengingat
semuanya. Namun sayangnya, beristirahat untuk sekarang tidak ada gunanya.
Reinkarnasimu sudah menunggu.” Jelasnya.
"Berapa kali aku sudah
bereinkarnasi, kalau begitu?" tanyamu.
“Oh banyak. Banyak sekali. Kau
sudah berada dalam berbagai macam kehidupan yang berbeda. ” tuturnya kepadamu.
“Di Reinkarnasimu kali ini, kau akan menjadi gadis petani di China pada tahun
540 M.”
"Tunggu, apa?" kau
mengernyitkan dahi “Kau berniat mengirimku ke masa lalu?” tanyamu tidak paham.
“Yah, kurasa secara teknis,
waktu memiliki konsep yang mengalir di alam sana. Dari tempatku berasal, segala
hal tentang aliran waktu, sepenuhnya berbeda” Jelasnya.
"Kau berasal Darimana?"
Tanyamu yang dibingungkan dengan pernyataan lain.
“Yah” Dia menjeda sebentar
sebelum menjawab “Aku datang dari suatu tempat. Tempat yang berbeda dari tempat
ini. Aku ingin sekali menjelaskannya padamu, namun kurasa kamu belum siap.”
"Ah," kau menghela
nafas, sedikit kecewa. Kemudian, kau tersadar akan sesuatu.
“Tunggu.. Jika semisal aku
bereinkarnasi ke waktu yang bersamaan dengan kehidupan lamaku, Bukankah ada
kemungkinan aku akan bertemu dengan diriku sendiri?” tanyamu.
“Ya. Hal itu terjadi sepanjang
waktu. Dua kehidupanmu berpapasan di suatu titik. Namun karena kau tidak
mengingat kehidupan lamamu, pertemuan itu hanya ibarat bertemu orang asing.”
Balasnya.
"Jadi apa gunanya hidup
dong?" tanyamu. Menganggap reinkarnasi ini sedikit tidak berguna.
Sosok itu hanya
menggelengkan kepala. “Kau yang sudah berkali-kali hidup di alam sana. Kenapa
kau malah bertanya padaku tentang makna kehidupan?” dia kemudian tertawa pelan.
“Hei aku serius bertanya!”
Kau sedikit ngeyel.
Dia kemudian menatap matamu
lembut dan menjawab. “Makna hidup, alasan aku menciptakan seluruh alam semesta
ini, adalah agar kau tumbuh dewasa.”
Kau tidak mengerti.
“Maksudmu manusia? Kau ingin
kami menjadi dewasa? ” tanyamu.
"Tidak! hanya kau. Aku
membuat seluruh alam semesta ini hanya untukmu. Dengan pengetahuan dari setiap
kehidupan yang kau jalani, kau akan berkembang dan tumbuh menjadi sosok yang
berjiwa dan berpengetahuan besar.” Jelasnya.
"Hanya aku? Bagaimana
dengan orang lain?” tanyamu lagi.
Sosok itu menggeleng.
"Tidak ada orang
lain," Ujarnya. "Di alam semesta ini, hanya ada kau dan aku."
Kau terkejut. Mencoba mencerna
apa yang dia maksudkan “Tapi semua orang di bumi…” kau mencoba memastikan dia sedang bercanda.
“Kalian semua, hanyalah
bentuk reinkarnasi dari dirimu saja.” Jawabnya.
"Tunggu. Aku adalah
semua orang!?” kau semakin shock.
"Sekarang kamu mengerti
kan?" dia memberikan tepukan pelan di punggungmu.
"Aku adalah setiap
manusia yang pernah hidup?" tanyamu lagi. Pikiranmu mulai kacau.
"Yang pernah, atau yang
akan hidup, ya." Jawabnya.
"A-Aku adalah Abraham
Lincoln?" tanyamu
"Dan kau juga John
Wilkes Booth, orang yang membunuhnya." Balasnya.
"A-Aku juga
Hitler?" Kau bertanya lagi.
"Dan kau.. juga adalah
jutaan yang dia bunuh." Lanjurnya.
"Aku.. adalah
Yesus?"
"Dan kau adalah semua
orang yang mengikutinya."
Kau terdiam.
“Setiap kali kau membunuh
seseorang. Artinya kau membunuh dirimu sendiri. Setiap kau berbuat baik kepada
seseorang, kau berbuat baik kepada dirimu sendiri. Semua hal yang terjadi di
bumi, berasal darimu dan akan kembali padamu.” Lanjutnya lagi menerangkan.
Kau diam dalam waktu yang
cukup lama. Mencoba mencerna semua yang dia katakan. Perlu beberapa saat
sebelum kau mampu kembali bertanya.
"Mengapa?" Kau
bertanya kepada sosok itu. “Mengapa melakukan semua ini?”
“Karena suatu hari nanti, kau akan menggantikanku. Itulah tujuan keberadaanmu. Kau adalah salah satu dari
jenisku, kau adalah anakku.” Jawabnya.
“Maksudmu, aku adalah tuhan?”
tanyamu kepadanya.
"Tidak. Belum. Kau
adalah janin. Kau masih berkembang. Setelah Kau selesai menjalani seluruh kehidupan
manusia, kau akan cukup dewasa untuk dilahirkan.”
"Jadi seluruh alam
semesta," Kau menggantungkan kalimatmu, "hanya ..."
"Sebuah telur." Jawabnya.
kau diam mematung. tidak bisa mengeluarkan kata-kata lagi.
"Sekarang saatnya bagimu untuk melanjutkan ke kehidupanmu selanjutnya." Ujarnya kemudian. dia kemudian mendorong punggungmu lembut.
Kau merasakan tubuhmu yang terhempas pelan sebelum pada akhirnnya sebuah cahaya terang menerpa wajahmu.
End
Of Story.
Catatan
Admin : Bagaimana menurutmu tentang ceritanya? Ini fiksi oke.
Meskipun begitu, entah kenapa bagi admin, ceritanya sangat bagus dan membuka
mata.
Dengan niatan berbagi, admin
memutuskan untuk mentranslate dan memposting cerita ini. Silahkan utarakan pendapat
kalian di kolom komentar—Jangan lupa tentang disclaimer yng sudah admin
cantumkan di paragraf awal.
Baca
Juga :
- Hipotesis Roko’s Basilisk dan Balas Dendam A.I di Masa Depan
- Megalophobia, Rasa Takut Berlebihan Terhadap Hal Besar
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
1.Konsep Reinkarnasi udah ada di beberapa agama dgn penjelasannya masing masing. Menurut gue tema ceritanya lumayan unik (Dan kontroversial. Jelas).
ReplyDelete2. Soal semua orang itu aslinya satu, masuk akal. Tapi mungkin bukan soal reinkarnasi. Maksudnya (Duh maaf sotoy) alam semesta ini berasal dari singularitas (Kemanunggalan. Sugoi ne Admin Dave) yg cuma satu. Dan kita semua adalah bagian dari singularitas itu. Cmiiw.
Sorry komen kepanjangan (Banyak salah pulak. Pikiran melayang bebas).
yep.
Deletecoba bayangin aja.. sosok benci kekerasan seperti mahatma ghandi, dikehidupan lain adalah Zodiac Killer.
Wah, belum lama setelah aku menemukan blog ini, aku akhirnya menemukan cerpen yang menarik.
ReplyDeleteKonsep Reinkarnasi? Hmmm... apakah dibangkitkan kembali di alam lain dan hidup kekal disana merupakab bagian dari konsep tersebut?
hmm, tau dah. mungkin ibarat main game, reinkarnasi itu "restart the level" dan kehidupan di alam selanjutnya adalah "the next level".. maybe..
Deletealam semesta memiliki satu jiwa. jiwa yg sama juga bersemayam dalam diriku dan dirimu.
ReplyDeletepernikahan yang berantakan kenapa tidak ada dalam terjemahan indonesia yak?
ReplyDeleteschool teacher, finger into glass of water.. perspektif soal laki-laki nor perempuan juga bukan perspektif orang kedua. masih banyak lagi lah translate indonesia yg BERANTAKAN disini. anyhow, thanks udh mau meluangkan sedikit waktunya utk menterjemahkan cerpen luar biasa ini. klo saya sih masih lebih prefer membaca script aslinya, dalam bahasa aslinya juga. :-)
Deletebtw, i wrote that quote in may 2007 onto my facebook wall :-D
well, dalam naskah aslinya, penokohan yang digunakan adalah "You" and "I" dimana You adalah manusia dan I adalah tuhan. Setelah admin translate dengan penokohan serupa yaitu "Kau dan Aku", gaya bahasanya menjadi absurd dan sulit dimengerti, itulah kenapa admin ubah menjadi "Kau dan Sosok" (Tau lah kadang translate mentah, bahasanya bisa kaku banget di bayangan pembaca indonesia).
DeleteAdmin juga melakukan beberapa perubahan (beberapa diantaranya menyederhanakan kalimat yang terlalu sulit dimengerti), untuk metafora "finger into glass of water", admin ingat ada kontradiksi dengan satu kalimat yang sudah di translate, jadi, admin ubah ke perpustakaan dan buku (i think its okay, karena secara garis besar tidak jauh beda).
mungkin admin akan tambahkan link ke naskah aslinya di bawah postingan biar pembaca selanjutnya bisa memahami perbedaan yang dimaksu (disclaimer akan admin sertakan juga)
thanks btw,
after all, intisari dari cerita, admin tidak ubah sama sekali kok.
setuju Min, "ceritanya sangat bagus dan membuka mata"
ReplyDeleteAkhirnya nemu website atau blog yg menarik untuk dilihat...btw ini cerita banyak sekali makna kehidupan nya gokil lah
ReplyDelete