v Humanity and Beyond Part II : Sebuah Ide Untuk Mengurung Matahari, dan Merubahnya Menjadi Baterai Raksasa | UNSOLVED INDONESIA

Humanity and Beyond Part II : Sebuah Ide Untuk Mengurung Matahari, dan Merubahnya Menjadi Baterai Raksasa

Nikolai Kardashev, dalam teorinya menyebutkan bahwa klasifikasi untuk mengukur tingkat kemajuan peradaban spesies itu dibagi menjadi tiga tingkat.

Peradaban Tingkat 1 – Ras/Spesies dianggap sebagai peradaban tingkat satu apabila mereka sudah berhasil memanfaatkan seluruh sumber energi yang ada di planet mereka.

Peradaban Tingkat 2 – Ras/Spesies dianggap sebagai peradaban tingkat dua apabila mereka sudah berhasil memanfaatkan seluruh sumber energi yang ada di tata surya mereka.

Peradaban Tingkat 3 – Ras/Spesies dianggap sebagai peradaban tingkat tiga apabila mereka sudah berhasil memanfaatkan seluruh sumber energi yang ada di Galaksi mereka.

Di Artikel Sebelumnya, admin sudah membahas kurang lebih tentang peradaban Tingkat 1, tentang apa-apa saja yang mampu dicapai umat manusia di bumi apabila kita berhasil mencapai peradaban tingkat satu (Opsional—silahkan Baca Part 1 terlebih dahulu)

Well, “menguasai bumi” memang harusnya adalah yang paling mudah dan yang paling dekat dengan masa depan kita. Untuk mencapai peradaban tingkat 2, bagaimanapun, adalah cerita yang berbeda.

Sebuah hipotesis pernah dikemukakan, dimana kita, secara teori sebenarnya mampu memanen energi luar biasa besar di luar angkasa dengan cara, Mengurung Matahari, dan Merubahnya Menjadi Baterai Raksasa

Oke, admin tidak mengada-ada. Blueprint tersebut secara hipotesis memang ada dan mesin yang digunakan untuk mengurung matahari dan merubahnya menjadi baterai raksasa, adalah mesin bernama Dyson Sphere.

Apa itu Dyson Sphere?

Secara mudah, Dyson Sphere sebenarnya adalah pertambangan. Dimana struktur raksasa akan dibuat dengan mengelilingi matahari dan mampu untuk menyerap segala macam gelombang energi yang dikeluarkannya—sebelum mengubahnya menjadi energi listrik atau apalah.

Gambaran Dyson Sphere yang sempurna, dikabarkan juga seharusnya mampu ditinggali oleh manusia (karena dilengkapi tekhnologi tertentu yang mampu membuat manusia bertahan hidup di jarak begitu dekat dengan matahari)

Jika kalian nonton Avengers Infinity War, Dyson Sphere pada dasarnya adalah Nidavelir (dimana spoiler alert : Thor bertemu dwarf dan membuat kapak ajaibnya)

Siapa yang mengutarakan Idenya?

Freeman Dyson adalah orang yang pertama kali mengemukakan Hipotesis pembuatan Dyson Sphere pada tahun 1960. Dia berargumen bahwa, spesies alien yang cerdas (di galaksi yang jauh), mungkin mempertimbangkan untuk membuat struktur serupa setelah mereka berhasil membangun koloni di planet-planet dan bulan-bulan mereka.

Seiring meledaknya populasi, kebutuhan energi yang semakin besar kemungkinan menjadi alasan mereka membangun Dyson Sphere di bintang dalam tata surya mereka

Dengan asumsi pertumbuhan populasi dan industri dari peradaban asing ini tumbuh 1% setiap tahunnya, perhitungan Freeman menunjukkan bahwa kebutuhan energi peradaban alien tersebut bisa tumbuh secara eksponensial—perkiraannya adalah satu triliun kali lebih besar hanya dalam 3.000 tahun.

Dalam hipotesisnya, Freeman juga menggambarkan bagaimana cara kerja mesin “alien” nya ini. Dia mengatakan bahwa sejumlah besar platform yang mengorbit matahari, setidaknya harus  setebal 6 hingga 10 kaki (2 hingga 3 meter). Hal itu, memungkinkan alien (ataupun manusia dimasa depan), mampu hidup di permukaan yang menghadap bintang.

 "Platform setebal ini dapat direkayasa agar nyaman untuk dihuni. Karena normalnya tidak ada daya gravitasi, platform tersebut harusnya dapat menampung semua mesin yang diperlukan untuk mengeksploitasi radiasi matahari yang akan diserap dan dijadikan energi." tulis Freeman

Freeman juga menambahkan poin tentang kemungkinan kerusakan yang bisa terjadi. Dia menulis bahwa, setelah menyerap dan mengeksploitasi energi matahari, struktur tersebut pada akhirnya harus memancarkan kembali energinya keluar, atau energi-energi tersebut akan menumpuk di platform Dyson Sphere dan akan mengakibatkan strukturnya Overload—Itulah kenapa Dyson Sphere tidak layak dibangun apabila kebutuhan energi satu spesies, tidak sangat besar.

Adapun poin lain yang ditambahkan Freeman, adalah bahwa Dyson Sphere harus dibuat sesempit dan seminimalis mungkin (tanpa menghilangkan kenyamanan dan fungsi), agar cahaya alami dari matahari tidak sepenuhnya terhalang dan tata surya menjadi gelap gulita (repot ya?)

(Ilustrasi untuk Dyson Sphere. Ini dari sebuah game btw, meskipun idenya sama dan Dyson Sphere memang kurang lebih kayak gitu)

Dyson Sphere, dan Pencarian Alien

Bagi Umat manusia hari ini, Dyson Sphere memang hanya sebuah hipotesis semata. Meskipun begitu, apabila pembuatannya memang memungkinan, tekhnologi ini bisa menjadi bukti keberadaan alien

Intinya gini, apabila diluar sana, ada “peradaban tingkat 2” yang berhasil membuat Dyson Sphere, maka aktivitas mereka bisa diawasi oleh astronom dari bumi dimasa kini.

Hal itu, karena disebut akan ada perubahan signifikan atas kecerahan bintang yang bisa diawasi dari teleskop—apabila satu bintang yang dikenal tiba-tiba mengalami keredupan sampai pada titik tertentu, ada pendapat bahwa bintang itu telah dipasangi Dyson Sphere.

Faktanya, keredupan bintang ini pernah dilaporkan oleh beberapa pengamat bintang. Pada tahun 2015, astronom yang bernama Tabetha Boyajian, yang saat itu berada di Universitas Yale, melaporkan peredupan cahaya misterius dari sebuah bintang bernama KIC 8462852—yang selama beberapa waku kedepan, bintang tersebut dilaporkan berkedip tidak teratur dan fenomena itu dianggap sangat aneh oleh para peneliti.

(Perlu dicatat juga bahwa fenomena tersebut, sempat mengalami perdebatan dan ada sebagian kelompok yang percaya bahwa kedipan tersebut memiliki alasan yang “non-alien”)

Peradaban Tingkat 2

Yah, pembuatan Dyson Sphere memang terlihat merepotkan. Namun, Kembali ke Skala Kardashev, peradaban tingkat 2 Bukan hanya tentang pembuatan Dyson Sphere. Mesin itu, lebih ke “tahap paling akhir” dalam transisi antara peradaban tingkat 1 ke tingkat 2.

Sebelum mesin itu harus dibuat, spesies (dalam kasus ini manusia) harus berhasil membangun koloni di setiap planet di tata surya kita : dari Merkurius sampai Neptunus (bahkan sampai ke Pluto jika perlu).

Kemudian, kala setiap planet-planet itu sudah tidak mampu lagi menghasilkan energi yang cukup (seiring perkembangan tekhnologi yang membutuhkan energi lebih besar), pembangunan Dyson Sphere harus segera dimulai.

Dalam peradaban tingkat 1, disebutkan bahwa seharusnya sudah ditemukan cara untuk memanen “energi tak terbatas” di bumi. Namun,”energi tak terbatas” tersebut, kemungkinan hanya energi-energi yang berputar di siklus bumi saja.

Dalam peradaban tingkat 2, bagaimanapun, ketika setiap efisiensi dalam perputaran energi sudah mencakup ruang lingkup seluruh tata surya, yang harus dilakukan manusia selanjutnya adalah memikirkan cara untuk mengembangkan efisiensi itu dengan mencari potensi energi diseluruh galaksi bimasakti.

Part 3 :

Humanity and Beyond Part III : Sebuah Perjalanan Panjang Menuju Galaksi yang Tak Terbatas, dan Melampauinya.

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "Humanity and Beyond Part II : Sebuah Ide Untuk Mengurung Matahari, dan Merubahnya Menjadi Baterai Raksasa"

  1. Bintang misterius itu dinamakan Bintang Tabby untuk menghormati penemunya.

    ReplyDelete