v Kisah Irena Sendler : Perempuan yang Menyelamatkan lebih dari 2000 Anak Yahudi dari Kekejaman Holocaust. | UNSOLVED INDONESIA

Kisah Irena Sendler : Perempuan yang Menyelamatkan lebih dari 2000 Anak Yahudi dari Kekejaman Holocaust.

Perang memang membawa kebencian.

Pada Perang dunia ke II, dalam melaksanakan kampanye anti Yahudi mereka, Nazi diketahui akan menangkap Yahudi manapun tidak peduli tua ataupun muda. Dan untuk memastikan ‘program’ mereka ini berjalan sebagaimana mestinya, mereka juga melarang para penduduk untuk membantu orang-orang Yahudi.

Barang siapa yang ketahuan membantu atau menyembunyikan, maka mereka tidak segan-segan akan dihukum mati—bahkan sampai satu keluarganya.

Irena Sendler sangat menyadari bahayanya. Namun, hal itu tidak menghentikannya dari mempertaruhkan segalanya untuk menyelamatkan nyawa lebih dari 2.000 anak Yahudi.

Irena Sendler

Dikenang hari ini sebagai "Oskar Schindler perempuan," Irena Sendler adalah seorang aktivis dan kritikus blak-blakan yang menolak kebijakan antisemit jauh sebelum pecahnya Perang Dunia II.

Hidupnya, berdiri diatas nilai-nilai moral yang diajarkan ayahnya, “Aku diajari oleh ayahku bahwa ketika seseorang tenggelam, kau tidak bertanya apakah mereka bisa berenang terlebih dahulu. Kau hanya harus melompat dan membantu."

Ayah Sendler, tentu hidup dan mati dengan filosofinya. Dia adalah seorang dokter bagi orang miskin, yang sering dia rawat tanpa biaya. Dia sangat berdedikasi dengan pekerjaannya sampai dia tertular tifus dari seorang pasien.

Ketika dia meninggal, putrinya tersebut baru berusia tujuh tahun.

(Irena Sandler)

Seiring bertambahnya usia, Irena Sendler membuktikan dirinya sebagai pewaris yang pantas untuk warisan orang tuanya. Di sekolah, dia adalah seorang kritikus vokal dari sistem yang memisahkan murid-murid Yahudi dari rekan-rekan non-Yahudi mereka selama kelas.

Dia juga sering bergabung dengan teman-teman Yahudi di sisi lain lorong, dan ketika seorang teman Yahudi dipukuli, dia akan bersikap secara solidaritas dengan mencoret stempel di kartu nilainya yang menandai dia sebagai non-Yahudi.

Perang Dunia Ke 2

Pada saat invasi Jerman ke Polandia, Irena Sendler bekerja untuk Departemen Kesejahteraan Sosial Polandia. Ketika Nazi berkuasa, dia menyaksikan rekan kerja Yahudinya dipecat dari pekerjaan mereka setelah bertahun-tahun mengabdi.

Seluruh Departemen Kesejahteraan Sosial Polandia kemudian dilarang membantu setiap orang Yahudi Polandia—mereka akan dilayani oleh lembaga-lembaga di komunitas mereka sendiri, kata pihak Jerman.

Irena Sendler tidak akan membiarkan hal itu menghentikannya. Dia meminta sekelompok rekan kerja yang mendukung dan mulai membuat formulir palsu yang memungkinkan dia dan timnya membantu keluarga Yahudi. Selama empat tahun, dia membuat 3.000 dokumen.

Dia terus melakukannya bahkan ketika resikonya meningkat tajam pada tahun 1941. Kala itu, diumumkan bahwa hukuman karena terbukti membantu orang Yahudi Polandia adalah kematian.

Pada tahun 1943, Sendler bergabung dengan Zegota, sebuah organisasi bawah tanah yang ditujukan untuk membantu orang-orang Yahudi melarikan diri dari Holocaust . Dengan nama palsu Jolanta, dia terpilih untuk memanajeri seksi anak-anak Yahudi.

Karena pekerjaannya di Departemen Kesejahteraan Sosial, Sendler memiliki izin untuk memasuki Ghetto Warsawa. Itu adalah kamp konsentrasi tempat 400.000 orang Yahudi ditahan.

Meskipun orang Jerman sama sekali tidak peduli dengan kehidupan orang Yahudi Polandia di balik tembok ghetto, mereka memang takut tifus. Secara khusus, mereka khawatir bahwa demam menular yang mematikan dapat menyebar dari dalam ghetto ke tentara yang berjaga. Jadi mereka mengizinkan dokter untuk memeriksa gejala dan mengobatinya

Dengan kedok melakukan inspeksi sanitasi ini, Irena Sendler akan memasuki ghetto, menyelinapkan masuk makanan, obat-obatan, dan pakaian. Tapi dia tidak pergi dengan tangan kosong. Dia akan keluar dari ghetto sembari membawa bayi dan anak kecil dengan tandu atau trem. Ketika tidak ada sarana lain yang tersedia, anak-anak bahkan dimasukkan ke dalam paket dan koper.

Lebih dari 2.500 anak diselundupkan keluar dari ghetto, setidaknya 400 di antaranya oleh Sendler sendiri. Dia mengingat percakapan yang menyayat hati ketika keluarga yang ada di dalam ghetto, melepaskan anak-anak mereka untuk diselundupkan keluar oleh Sandler.

Ketika orang tua bertanya kepada Sendler apakah dia bisa menjanjikan bahwa anak-anak mereka akan aman, dia menjawab bahwa dia tidak bisa; dia bahkan tidak tahu apakah dia sendiri akan berhasil keluar dari ghetto hidup-hidup hari itu. Yang bisa dia tawarkan hanyalah, janji bahwa dia tidak akan pernah berhenti bekerja atas nama mereka untuk melindungi dan suatu hari menyatukan mereka kembali.

Pemberontakan Ghetto Warsawa

Setelah Pemberontakan Ghetto Warsawa, orang-orang Yahudi yang ditangkap digiring oleh tentara Waffen SS Jerman ke tempat berkumpul untuk dideportasi.

Begitu berada di luar batas ghetto, anak-anak yang diselundupkan oleh organisasi Zegota akan ditititpkan diantara teman-teman orang-orang Zegota sendiri. Beberapa ditempatkan dalam perawatan keluarga Kristen atau Polandia, dan diberi nama-nama Kristn. Mereka juga diajarkan doa-doa dan nilai-nilai Kristen agar mereka paham apabila mereka ditanyai orang suatu hari nanti.

Salah satu anggota Zegota ingat membangunkan anak-anak di malam hari dan meminta mereka untuk membaca doa-doa mereka, melatih mereka tanpa henti sehingga mereka akan mengingatnya suatu hari nanti apabila dicurigai.

Beberapa dari anak-anak itu dikirim ke panti asuhan Warsawa dari Suster-Suster Keluarga Maria atau biara dan sekolah Katolik Roma serupa. Mereka juga diganti namanya dan diajarkan tradisi Kristen untuk menutupi identitas mereka sebagai Yahudi.

Tujuan utama Sendler adalah untuk menjaga anak-anak tetap aman sampai akhir perang dan kemudian mengembalikan mereka ke keluarga mereka, jadi dia menyimpan catatan yang cermat tentang keberadaan anak-anak, nama baru, dan nama yang diberikan—Dia menyimpan daftar itu dalam toples yang terkubur di bawah tanah.

Sayang harapan reuni mereka, nampaknya tidak berjalan mulus. Pada bulan Juli 1942, Nazi memulai sebuah operasi yang disebut Grossaktion. Mereka mulai secara sistematis mengumpulkan orang-orang Yahudi di Ghetto Warsawa dan “memukimkan kembali mereka” di timur. Sayang, kereta-kereta yang dinaiki orang Yahudi Warsawa kala itu, rupanya menuju kamp-kamp jagal dimana mereka akan dibunuh.

Irena Sendler, yang terkenal di balik tembok ghetto, terpaksa melihat teman-temannya menghilang di hari itu.

Penangkapan Dan Penyiksaan Irena Sendler

Setelah perjuangan panjang dan bersebunyi, Sendler ditangkap pada akhir 1943 dan disiksa oleh Gestapo (atau polisi militer Nazi)

Pada saat-saat sebelum penangkapannya, dia berhasil menitipkan dokumen-dokumen yang berisi daftar lokasi dan nama dari para anak-anak Yahudi yang dia sembunyikan kepada seorang teman.

Semenjak saat itu, dia mempercayakan keseluruhan tanggung jawabnya kepada orang lain sementara dia ditahan dan disiksa—Dalam menghadapi pemukulan brutal dan penahanan, Sendler tidak pernah menyebutkan nama rekannya atau anak-anak yang mereka selamatkan.

Dia bahkan berhasil selamat dari hukuman mati. Saat petugas Gestapo membawanya ke eksekusi, sesama anggota Zegota menyelamatkan hidupnya dengan menyuap salah satu perwira Nazi di menit terakhir.

Meskipun pekerjaannya hampir merenggut nyawanya, Sendler kembali ke posisinya dengan Zegota setelah dia melarikan diri, kali ini dengan nama yang berbeda.

Irena Sendler Setelah Perang Dunia 2

Setelah perang, Irena Sendler terus membantu orang dengan mengambil pekerjaan sebagai perawat. Terlepas dari tuntutan pekerjaannya, dia masih berusaha memenuhi janjinya untuk mengembalikan anak-anak Yahudi ke keluarga mereka. Sedihnya, dia mengetahui bahwa hampir semua keluarga telah terbunuh di kamp konsentrasi Treblinka atau dilaporkan hilang.

Atas usahanya, Sendler menerima penghargaan pada tahun 1963, sebagai pejuang yang bertahan dan memperjuangkan kebenaran.

Pada tahun 2003, Paus Yohanes Paulus II secara pribadi menulis surat kepadanya dan berterima kasih atas usahanya. Pada tahun yang sama, ia menerima kehormatan sipil tertinggi Polandia : Order Of The White Eagle.

Dia juga diberi penghargaan Jan Karski untuk "Keberanian dan Hati" oleh Pusat Kebudayaan Polandia-Amerika.

Pada tahun 2009, Irena Sendler  bertemu kembali dengan beberapa anak yang dia bantu selamatkan, dan semuanya mengatakan bahwa mereka berhutang nyawa padanya.

Meskipun dia menerima banyak penghargaan lain, Irena Sendler tetap rendah hati tentang kontribusinya kepada komunitas Yahudi.

“Saya dibesarkan untuk percaya bahwa seseorang harus diselamatkan ketika tenggelam, terlepas dari agama dan kebangsaannya,” katanya dalam sebuah wawancara tahun 2007 , satu tahun sebelum kematiannya pada usia 98 tahun.

(Irena Sandler dimasa tuanya)

Baca Juga :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Kisah Irena Sendler : Perempuan yang Menyelamatkan lebih dari 2000 Anak Yahudi dari Kekejaman Holocaust."

Post a Comment