v [The Holder Of Deliverance] Part 9 : Bisikan | UNSOLVED INDONESIA

[The Holder Of Deliverance] Part 9 : Bisikan

Bagian Kesembilan dari Cerita The Holder Of Deliverance

Menganalisa log pesan.

Tanggal: 16-Des-08

Undertow 16/12/08 (Sabtu)

Jadi, Pendulum ada di Boston. Seeker terakhir yang memilikinya memberi tahuku bahwa dia pikir itu akan lebih aman di tangan mereka yang menelitinya. Tentu saja, dia tidak akan mempercayai Pustakawan membawa benda itu, jadi dia menyerahkannya kepada seseorang di dekatnya. Aku bertanya-tanya berapa lama siklus ini akan berlanjut. Akankah Putri Salju menyerah?

Veil 16/12/08 (Sab)

Aku sebenarnya mulai khawatir tentang Seeker yang malah mencoba mencarinya. Aku ingin tahu apakah si idiot itu tahu bahwa Pendulum ada di Boston sekarang. Meskipun dia tidak terlalu pintar, dia sangat ulet.

JuiQui  16/12/08 (Sab)

Dia tidak mengejar wanita itu lagi, hanya Object. Dia seorang Seeker sekarang. Dia dan Putri Salju baru saja tiba di lokasi. Ini akan menarik untuk ditonton.

Undertow 16/12/08 (Sab)

Lah? Kau mengikutinya? Kau harusnya lari sejauh mungkin dari mereka. Jangan lupa, bahwa kau adalah Seeker pertama yang menyerah setelah memiliki pendulum itu.

Veil 16/12/08 (Sab)

Mungkin si pengecut ini ingin menebus betapa memalukannya dia ketika melepas obyek yang dia miliki. Kau telah memperburuk pamormu sendiri sebagai seorang Seeker, kau tau?

JuiQui 16/12/08 (Sab)

Sayangnya, kau benar. Aku seharusnya tidak pernah melepaskan Pendulum itu, tidak peduli berapa banyak Putri Salju yang akan mengikutiku. Seharusnya aku berusaha lebih keras, sebagai Seeker. Seorang Seeker dimaksudkan untuk menemukan Object, bukan membuangnya.

Veil 16/12/08 (Sab)

Hah! Kau akhirnya terdengar seperti seorang Seeker. Ini hampir lucu. Setelah semua yang terjadi, reputasimu sudah anjlok. Aku tetap yakin bahwa hal yang bisa menyelamatkan dirimu dari rasa malu adalah kematian! Kenapa tidak mati saja?

JuiQui 16/12/08 (Sabtu)

Aku akan membuktikan diri. Tidak untukmu; karena aku tidak perlu membuktikan apapun padamu. Ini hanyalah pembuktian pada diriku sendiri. Aku akan mendapatkan benda itu kembali, apapun yang terjadi. Setelah semua, diikuti oleh si putri salju sebenarnya tidak terlalu buruk. Lagipula, jika dilihat, dia cukup cantik.

.

.

.

Aku jatuh berlutut saat tangan Putri Salju mencengkram leherku tanpa ampun. Penglihatanku berputar, tapi aku bisa melihat satu hal dengan jelas: wajahnya dipenuhi amarah.

Aku mencakar punggung tangannya, mencoba melepaskan diri dari cengkramannya, tapi aku terlalu lemah. Ini tidak bisa berakhir seperti ini, tidak sebelum aku melakukan sesuatu untuk memperbaikinya!

“Akh!”

Pada saat ini, aku mendengar sesuatu. Itu adalah suara. Sebuah bisikan. Aku tidak bisa menangkap kata-katanya, tapi suaranya begitu dekat denganku, seperti aku bisa meraihnya. Itu tumbuh lebih keras saat kegelapan mengancam untuk memakanku. Suara itu berkata ‘Selamatkan Aku.’

Aku langsung tersentak. Aku meninju leher orang yang mencekikku dengan seluruh kekuatan yang aku punya. Itu adalah gerakan refleksif, dan dia mundur, mencengkeram tenggorokannya dan batuk-batuk. Untuk sesaat, si putri salju terlihat hampir siap untuk muntah, membungkuk, tetapi dia mengunci matanya kembali ke arahku dan mulai maju lagi.

Aku mengeluarkan pisau Allen yang sempat aku ambil dari lantai apartemennya. Dia berhenti beberapa meter dariku, matanya tertuju pada pisauku. Dia melihat ke arahku dengan marah.

“Apa-apaan?!” adalah hal pertama yang keluar dari mulutku. “Aku mencoba membantumu!”

“Kau tidak mengerti apa-apa” ulangnya monoton.

“Bodo amat!!” Aku benar-benar berteriak padanya. Teriakanku teredam oleh salju di sekitar kami, jatuh mati di udara. Dia menatapku sedikit lebih lama, sebelum aku maju beberapa langkah dan menempelkan ujung pisau ke lehernya. Dia tidak bergerak untuk melawan, tapi menatap mataku.

“Asal kau tau ya..” aku melihat dia dengan gigi terkatup. “... Aku mengerti! The Holder Of Change memberitahuku seperti apa mereka dulu.”

Matanya melebar karena terkejut, jadi aku melanjutkan.

“Aku bisa mendengar suara mereka. Holder, Seeker, dan Object semuanya sama, bukan? Object itu bukan hanya sekedar benda mati, mereka berbisik! Mereka ingin kita menjadi satu dengan mereka.”

Semua yang aku katakan adalah kebenaran. Aku bisa melihatnya tercermin di matanya juga. Namun, masih ada satu hal yang aku tidak mengerti. Itu sebabnya aku datang ke sini, aku perlu mencari tahu. Objeklah yang mendorong kita untuk mencari, tapi mengapa?

“Kenapa kita harus mencari Object? Kenapa mereka membutuhkan kita?” tanyaku mendesaknya.

Ekspresi si Putri Salju perlahan berubah menjadi sangat membenci. Meskipun begitu, dia menyempatkan untuk menjawab pertanyaanku. “Itu bentuk cinta mereka. Mereka hanya ingin dipeluk dan dimiliki”

Tiba-tiba, dia menepis lenganku dan melingkarkan satu tangannya ke belakang leherku. Aku mencoba melawan, tapi kakiku yang sakit menghambatku bergerak leluasa dan dia jatuh menimpaku, menghantam dadaku. Saat angin bertiup dariku, dia meraih lenganku yang membawa senjata dengan tangannya yang lain dan membantingnya dengan keras ke tanah. Kekuatan pukulannya luar biasa; Aku berteriak saat merasakan pergelangan tanganku dia patahkan.

“Di mana Pendulumnya?!” dia menindih tubuhku dan menguncinya dengan menduduki perutku. Kegelapan di sekitar matanya menjadi lebih intens. Bahkan, matanya benar-benar memudar, hanya menyisakan dua lubang yang dalam saja. Itu sama seperti saat aku menatap rongga mata yang kosong dari Holder of Change.

Sekali lagi, aku mengalami ketakutan yang sebenarnya. Hatiku tercekat di tenggorokan, dan aku harus berjuang untuk tidak menangis. Sosoknya membebani tubuhku seperti satu ton batu bata.

Tenggorokanku perlahan-lahan kehilangan kemampuannya untuk bersuara. Aku bahkan tidak memiliki kekuatan untuk menggeliat lagi. Aku ingin pergi, Aku harus menjauh dari wanita iblis ini. Aku bahkan hampir bisa merasakan ada pistol di tanganku, dan aku sangat ingin menembak kepalaku sekali lagi.

Dia bersandar lebih dekat padaku sekarang, seolah-olah dia akan menyedot jiwaku dari mulutku. Lubang gelap matanya melebar perlahan, menjadi terlalu besar. Retakan hitam muncul di sekitar mereka, membelah kulit putihnya yang sempurna. Aku bisa mendengarnya. Tidak, itu bukan dia, itu adalah suara air. Suara air gelap yang deras datang darinya. Aku juga bisa mendengar Pendulum, berbisik di telingaku, “Selamatkan aku.”

Aku melihat ke arah Pendulum,  tergantung tinggi di sebuah pohon ek di dekat jendela, tempat aku melemparkannya tepat sebelum Putri Salju tiba. Tiba-tiba, lubang-lubang gelap itu hilang, dan dua matanya kembali.

Dia melihat ekspresiku, dan mengikuti pandanganku ke pohon ek. Keinginan yang kuat muncul di wajahnya, dan tanpa menyadarinya, dia melepaskan tekanan yang dia lakukan pada lenganku yang terluka.

Ketika aku mengayunkan lenganku ke atas, tanganku terasa sangat sakit namun aku berhasil menghantam dagunya. Dia menjerit kesakitan dan memeganginya. Aku mendorongnya pergi dengan seluruh kekuatanku dan mencoba lari ke pohon ek terlebih dahulu, tapi dia mencengkram pergelangan kakiku. Ketika aku terjatuh ke tanah, aku menahan berat badanku dengan tangan dan berguling sebelum aku menendang pelipisnya.

Dia kembali dari pukulan itu dengan cepat dan mencoba menyerangku dengan jari-jarinya, kukunya menggores garis dalam di kakiku dan menyobek celanaku sedemikian rupa.

Pisau yang tadi aku pegang ada di tanah di sampingku, dan aku dengan cepat mengambilnya dan menusuk lengannya yang bisa kujangkau. Dia berteriak dan melolong seperti binatang, mencoba merangkak ke arahku, tapi aku sudah sepenuhnya melepaskan diri.

Aku harus mengambil pendulum sebelum si putri salju dan aku harus kabur!

Sayang, ketika aku menoleh kembali ke pohon ek, aku melihat orang asing nampak sudah berdiri disana. Tanpa peringatan, dia mengacungkan senapan ke diriku dan hal yang aku tau selanjutnya adalah...

DOR!

.. Sengatan tajam tepat dari arah dadaku sendiri.

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

2 Responses to "[The Holder Of Deliverance] Part 9 : Bisikan"

  1. “Asal kau tau ya dek..”
    Damn, that's cringe but also funny at same time

    ReplyDelete
    Replies
    1. Astaga.. Itu admin yg kurang kerjaan pas translate.. Sorry.. Akan admin edit ulang.

      Delete