v Cerita Horor Pengantar Tidur Eps 19 : Monyet | UNSOLVED INDONESIA

Cerita Horor Pengantar Tidur Eps 19 : Monyet



Cerita Horor By Admin

Episode 19 : Monyet

Aku berkendara pulang dari tempat kerja malam ini. Karena samar-samar dari radio terdengar laporan macet sekitar 3 Kilometer di depan aku pun meminta rute alternatif dari GPS ku.

GPS di dalam mobil itu memberikanku sebuah arahan untuk belok ke rute 66. Jalanan itu memang mencolok karena kau dapat melihat sebuah patung kera yang terbuat dari besi tua apabila kau hendak melewati tempat itu. Namun Jujur, aku baru pertama kali ini melewatinya di malam hari. Bukan hanyakarena rute 66 tidak ada lampu jalan, namun kondisinya yang kiri kanan hutan membuat jalan itu sebenarnya ‘tidak terlalu nyaman’ apabila dilewati sendirian.

Sayangnya, bagi orang yang ingin cepat-cepat sampai rumah, aku tidak boleh pilih-pilih. Itulah Kenapa aku menyampingkan segala jenis prasangka dan segera membelokkan mobilku menuju jalan 66 setelah palangnya terlihat.

30 menit melaju, semua keadaan terasa biasa saja. Aku berkendara sembari mendengarkan siaran lagu dari radio mobilku. Memperdengarkan lagu Time In a Bottle yang dinyanyikan Jim Croce.

Hingga jam menunjukkan waktu 10.20 malam, siaran itu sudah berhenti. Di jalan yang sepi aku mulai bosan. Sejauh mata memandang aku tidak melihat mobil yang lain melintas. Yang kulihat hanyalah jejeran pohon karet dikiri dan kanan. Hingga tiba-tiba aku melihat sebuah mobil yang berhenti dipinggir jalan. Diluar mobil tersebut, nampak seseorang lelaki asing tengah melihat keadaan mobilnya sendiri.

Aku pun segera berhenti.

TIN.

“Hai tuan, kau tidak apa-apa?” tanyaku kepada orang itu. Sayangnya, orang itu hanya terdiam. Dia langsung berbalik badan dan menatapku. Alih-alih mendapat jawaban, yang kudapat adalah perawakan sosok berbulu dengan mata merah. Aku langsung kaget.

‘Astaga dia bukan manusia’ batinku.

“HAAAAAAAAAAA!!!!!” Dia berteriak kepadaku.

Karena aku takut, aku pun langsung menancap gas mobilku dan meninggalkan makhluk entah apa itu. Aku bahkan tidak mau repot-repot menoleh ke spion untuk memastikan dia masih ada disana. Yah, sekarang sebaiknya aku segera menancap gas sedalam-dalamnya.

30 menit berlalu, Dan aku sudah sepenuhnya jauh didepan makhluk itu. Aku kini coba mengatur nafas, dan berusaha memahami apa yang barusaja terjadi. Beberapa detik berpikir, aku mulai menyadari ada yang aneh dengan GPS ku.

Di layar tersebut memperlihatkan bahwa posisi mobilku sudah ada di jalanan besar di depan rumah. Kenyataannya, aku belum keluar dari rute 66.

“Astaga apa lagi ini?” gumamku kesal sembari mengetuk-ngetuk layar GPS itu. Ayolah, jangan rusak disaat-saat genting seperti ini. Aku memperhatikan GPS terlalu lama bahkan sampai tidak menyadari ada seseorang di tengah jalan mencoba mencegat mobilku.

Aku langsung membanting stir ku dengan keras untuk menghindari orang itu. Terlepas dari aku yang hampir menabrak orang, aku enggan berhenti, pasalnya sepersekian detik, aku melihat wajah orang yang mencoba menghadangku itu.

‘ASTAGA DIA LAGI!’

Yah, itu adalah sosok manusia berbulu yang sama yang aku temui tadi. Aku tentu saja langsung tambah panik. Ini sebenarnya kenapa? Dia siapa?!

40 Menit berlalu, dan aku mulai paranoid. Oke ini tidak beres. Aku sudah melaju di rute ini sekitar satu setengah jam dan aku belum melihat jalan besar nya. Padahal seharusnya perjalananku di rute 66 ini hanya memakan waktu 30 menit saja.

Didorong oleh paranoia dan rasa ingin segera pulang, tentu saja aku menancap gasku sedalam mungkin. Sayangnya, hal tersebut malah menjadi blunder bagiku sendiri karena membuat bensinku habis.

Hal berikutnya yang aku tau, Mobilku sudah enggan melaju dan terpaksa aku menepi di pinggir jalan.
“SIAL!” umpatku. Aku pun keluar dari mobil dan membawa ponselku. Mencoba menelfon tukang derek atau temanku. Tempat ini sepi dan sejauh mata memandang hanya ada pepohonan karet. Terlebih lagi selepas rentetan kejadian yang terjadi, aku tidak mau berlama-lama berada di lempat ini.
Memencet nomor yang aku hapal, aku mencoba menelfon.

TUUUT TUUT.

Sekali aku mencoba, tidak ada yang tersambung.

Begitu juga dengan dua kali dan tiga kali.

TIN.

“*^$!)*^$#)*%#)*!%”

Aku terkaget. Karena kudengar sebuah suara berasal dari belakangku. Saat aku menoleh, kulihat sebuah mobil berhenti.

DEG!

Aku langsung kaget pasalnya si pengendarai mobil itu adalah sosok yang sama yang aku lihat tadi. Yah, si sosok berbulu bermata merah. Menyeringai kearahku. Sebelum menoleh, sempat tadi kudengar di berbicara bahasa yang asing.

“HAAAAAAAAAAAAA!!!” Aku berteriak kencang.

Untungnya teriakan itu berhasil membuatnya pergi.
.

Aku ketakutan. Aku pun pada akhirnya memutuskan untuk berada di dalam mobil dan menunggu pagi. Sayangnya selama apapun aku menunggu, pagi yang kunanti tak kunjung datang. Semakin sial karena mobilku kini mati dengan tiba-tiba. Sekeras apapun aku mencoba menyalakannya, benar-benar tidak bisa.

Dalam gelap aku mengamati sekitar. Tempat ini sangat gelap dan hampir tidak ada lampu sama sekali. Mungkin akan sepenuhnya tidak ada lampu setelah ini karena baterai ponselku juga mulai menipis.

Disaat itu, hampir saja aku tertidur apabila aku tidak mendengar suara mobil yang datang dari kejauhan. Dengan wajah sumringah aku langsung keluar dari mobil dan berteriak-teriak bahkan saat posisinya masih jauh.

“HEII!! TOLONG!! BERHENTI!!”

Mobil itu tidak melambat.

“BERHENTI!!!!”

Entah apa yang mendorongku. Namun aku nekat mendekat ke tengah jalan hanya untuk menghadang mobil itu.

WUSSSH!

Sayangnya mobil itu memilih untuk menghindariku dan melaju begitu saja. Aku mematung di tengah jalan seiring mobil itu yang pergi.

Detik itu, aku sudah benar-benar tidak merasakan apapun selain sesak dan ngeri. Pasalnya, sekilas aku melihat pengemudi barusan.. Dan dia adalah si sosok manusia berbulu yang terus akui temui sedari tadi.


Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "Cerita Horor Pengantar Tidur Eps 19 : Monyet"