v Kasus Truck Stop Killer, Saat Nebeng berubah Tragedi | UNSOLVED INDONESIA

Kasus Truck Stop Killer, Saat Nebeng berubah Tragedi

Meskipun Robert Ben Rhoades pada akhirnya dipenjara karena tiga pembunuhan, pihak berwenang percaya bahwa “Truck Stop Killer” mungkin telah membunuh sekitar 50 wanita saat berada di jalan.

Kasus Truck Stop Murder

1 April 1990, seorang polisi negara bagian dari Divisi Patroli Jalan Raya Arizona melihat sebuah truck trailer terparkir di bahu jalan raya. Dia mendekati kendaraan tersebut untuk melihat apakah pengemudi membutuhkan bantuan. Apa yang ditemukan oleh polisi itu adalah pemandangan dari film horor.

Dirantai di dalam truk, adalah seorang wanita muda telanjang dengan penutup mulut dan ekspresi ketakutan di wajahnya. Sopir truk, Robert Ben Rhoades, mencoba menjelaskan bahwa itu adalah masalah pribadi dan suka sama suka.

Tapi polisi itu tidak yakin dan segera menahan Rhoades. Sambil menunggu bantuan datang, dia menemukan pistol otomatis kaliber .25 milik Rhoades.

Pada saat itu, Rhoades hanya menghadapi tuduhan penculikan dan penyerangan. Tetapi seperti yang segera diketahui pihak berwenang, Robert Ben Rhoades, alias Truck Stop Killer, sebenarnya adalah salah satu predator seksual dan pembunuh berantai paling berbahaya dalam sejarah Amerika.

Siapa itu Robert Ben Rhoades?

Lahir 22 November 1945 di Council Bluffs, Iowa, Robert Ben Rhoades sejak dulu memang dikenal sering bermasalah dengan hukum. Saat di SMP, dia  pernah ditangkap dua kali. Pertama karena merusak kendaraan orang, dan kedua karena berkelahi di depan umum.

Dia kemudian memutuskan dia bergabung dengan Marinir. Dan menjalani kehidupan militer selama beberapa waktu.

Segera setelah itu, pada tahun 1964, ayahnya ditangkap karena menganiaya seorang gadis berusia 12 tahun dan bunuh diri sebelum persidangan. Beberapa tahun kemudian, Rhoades sendiri kembali bermasalah dengan hukum karena perampokan yang membuatnya dipecat secara tidak hormat dari Marinir.

Pada 1970-an, Rhoades mendapatkan pekerjaan sebagai sopir truk. Apa yang pihak berwenang pelajari jauh kemudian adalah bahwa, saat berada di jalan, Truck Stop Killer menyiksa, memperkosa, dan membunuh sebanyak 50 wanita. Dia bahkan mengambil foto beberapa korbannya sebelum membunuh mereka.

Pembunuhan pertama Robert Ben Rhoades yang dikonfirmasi terjadi pada Januari 1990. Meskipun begitu, banyak yang percaya bahwa pembunuhan paling pertama Rhoades, terjadi jauh sebelum itu.

Setelah dia ditangkap di Arizona pada bulan April tahun itu, dia mengakui pembunuhan yang dia lakukan kepada pengantin baru Patricia Walsh dan Douglas Zyskowski.

Pasangan itu meninggalkan Seattle pada bulan November 1989, dan kala mereka sedang mencari tumpangan ke Georgia, Rhoades menawarkannya dan berkata ingin pergi kearah yang sama (Ini adalah metode yang dilakukan oleh Rhoades, dimana dia akan menawarkan tumpangan kepada orang-orang, khususnya wanita, sebelum melancarkan aksinya)

Saat ditengah perjalanan, Rhoades langsung membunuh Douglas Zyskowski. Namun, dia menahan Patricia Walsh selama lebih dari seminggu, selama waktu itu dia menyiksa dan memperkosanya berulang kali sebelum menembaknya sampai mati.

Pihak berwenang menemukan mayat Zyskowski dibuang di dekat Interstate 10 bagian timur Ozona, Texas pada bulan Januari—mayat tersebut tidak dapat diidentifikasi sampai tahun 1992.

Kejahatan Rhoades Berlanjut

Pembunuhan Douglas Zyskowski adalah satu hal. Namun kejahatan yang pada akhirnya membuat Truck Stop Killer dijatuhi hukuman seumur hidup adalah pemerkosaan dan pembunuhan Regina Kay Walters. Gadis 14 tahun dari Pasadena, Texas yang kala itu sedang menumpang dengan pacarnya, Ricky Jones, ketika Rhoades bertemu mereka pada Februari 1990.

Rhoades segera membunuh Jones (yang jasadnya kemudian ditemukan di Mississippi), tetapi dia menyandera Walters selama beberapa minggu. Metode Penyaderaan yang dia lakukan, sering dia sebut sebagai “Traveling Torture Chamber” (atau ruang penyiksaan Keliling)—Merujuk kepada truk kontainernya yang sering dia gunakan sebagai tempat untuk menyandera, menyiksa dan memperkosa para korbannya.

Sementara itu, dia terbukti sering mengambil beberapa foto saat dia menahan korbannya. Bukti fotografis yang disita selama penggeledahan di rumah Rhoades mengungkapkan foto-foto yang menunjukkan panjang yang berbeda dari pertumbuhan rambut Walters dan berbagai memar, menunjukkan bahwa Kay Walters ditahan untuk waktu yang cukup lama.

Selama penahanan Walters, Rhoades bahkan akan memaksa Walters untuk menelepon ayahnya dari telepon umum. Dia memaksa Walters untuk mengatakan bahwa kabarnya baik-baik saja dan dia tidak memiliki masalah.

Setelah menyiksanya dengan kail pancing dan berbagai macam instrumen serupa, Rhoades mengambil satu foto terakhir  Walters sebelum pada akhirnya membunuhnya dengan mencekiknya menggunakan kawat.

Setelah itu, dia menyembunyikan mayat Walters di sebuah gudang di Interstate 70 di Illinois. Tubuh itu kemudian ditemukan kepolisisan pada bulan September. Saat itu, Truck Stop Killer telah ditahan selama sekitar lima bulan, meskipun kejahatannya belum terungkap sepenuhnya.

(Foto Terakhir Regina Kay Walters yang diambil oleh Rhoades sebelum dibunuh. Sedih njir)

Pengakuan Robert Ben Rhoades

Robert Ben Rhoades dihukum karena pembunuhan Walters pada tahun 1994 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Illinois. (Penangkapannya, silahkan kembali ke paragraf 2-4 diatas)

Beberapa waktu setelah dia mulai menjalani hukumannya, dia mulai mengakui pembunuhan lain yang dilakukan selama karirnya sebagai supir truk.

Pertama, dia hanya menghadapi konsekuensi atas pembunuhan Walsh dan Zyskowski pada 2012, lebih dari 20 tahun setelah kejahatan dilakukan. Setelah masa pra-sidang selama bertahun-tahun, Truck Stop Killer mengaku bersalah atas kedua pembunuhan lain dan menerima hukuman seumur hidup untuk kedua kalinya, sebagai bagian dari kesepakatan dengan jaksa demi menghindari hukuman mati.

Penegak hukum sempat mencocokan karir Rhoades sebagai supir truk dengan catatan wanita muda yang hilang selama rentang 15 tahun. Saat rute perjalanan dan lokasi hilang dicocokan, mereka meyakini bahwa Rhoades bertanggung jawab atas sekitar 50 pembunuhan—atau sebanyak satu hingga tiga wanita per tahun (per bulan selama puncaknya)

Meskipun begitu, karena hal tersebut tidak memiliki bukti fisik, teori tersebut tidak dimasukkan ke dalam tuntutan umum.

Traveling Torture Chamber Milik Rhoades

Hal yang menakutkan dari metode yang dilakukan Rhoades. Berhubungan dengan truk yang menjadi instrumen utama dalam aksinya.

Tim penyidik yang melakukan pemeriksaan atas truk tersebut menemukan fakta bahwa truk itu sudah dimodivikasi sedemikian rupa. Untuk menyembunyikan atau menyekap para korbannya.

Pihak berwenang menemukan kompartemen seperti ruang bawah tanah di antara kursi, serta borgol di langit-langit sehingga para korban dapat dirantai dan disiksa. Mereka juga menemukan apa yang disebut Killing Box yang tertanam di truk tersebut.

Killing box tersebut adalah sebuah kotak penyimpanan rahasia yang berisi rantai, tali, cambuk, dan kalung anjing, serta dildo dan klip, peniti, dan kail yang nampaknya ia gunakan pada korbannya.

Rhoades sangat bangga dengan modifikasi yang dia lakukan dan mengatakan bahwa hal itu, membuat korbannya tidak mampu kabur dari kondisi mereka. Dia mengatakan bahwa kemungkinan melarikan diri darinya sangat kecil, hingga wanita-wanita itu bahkan menyerah untuk mencoba.

Wanita yang Lolos dari Truck Stop Killer

Pada tahun 2015, beberapa lembaga penegak hukum membagikan foto seorang wanita muda yang diambil oleh Rhoades di dalam truknya pada tahun 1985 di Facebook.

Foto itu ditemukan bersamaan dengan foto milik Regina Kay Walters. Pihak berwenang menduga wanita itu adalah korban lain dari Truck Stop Killer dan sedang mencari informasi untuk mengidentifikasi dia.

Tapi kemudian, seorang wanita dari Saskatchewan bernama Pamela Milliken mengenali wanita muda itu sebagai dirinya sendiri.

Milliken mengatakan bahwa dia sedang menumpang untuk mencari saudara laki-lakinya di Winnipeg ketika dia berakhir di truk Rhoades.

Saat Rhoades mengambil fotonya tepat setelah dia masuk, Miliken bertanya mengapa. Kala itu Rhoades mengatakan kepadanya bahwa dia menyimpan foto penumpangnya sehingga dia bisa menunjukkannya kepada polisi jika ada orang yang merampoknya dan melarikan diri.

“Dia mengatakan kepadaku bahwa dia akan pergi ke Florida, dan dia ingin aku ikut dengannya,” kata Milliken. Pada satu titik, Rhoades memperlihatkan sebuah tanda di dasbornya kepada Milliken yang bertuliskan “CASH, GRASS, or ASS - Tidak ada yang naik gratis” (intinya kalau mau numpang bayar dengan duit, atau ganja atau sex)

Karena Milliken tidak punya uang dan tidak mengkonsumsi ganja, dia tau hal mana yang harus dia bayar kepada Rhoades.

Mereka berhubungan Sex namun Milliken menggambarkan hal itu sebagai hubungan satu kali dengan dasar suka-sama-suka. Milliken mengaku bahwa tidak ada paksaan apapun yang ada di dalamnya.

Pada akhirnya, Rhoades benar-benar mengantar Miliken ke tempat tujuannya dan menurunkannya di sebuah halte bus di Winnipeg.

Tentu saja cerita Milliken membuat bingung polisi. Tentang alasan kenapa Truck Stop Killer melepaskannya. Banyak yang tidak seberuntung Milliken dan malah berakhir dengan tragis.

Selain korban-korban yang tidak teridentifikasi, Hal itu menambah misteri dalam kasus ini.

(Foto Pamela Miliken, Juga diambil oleh Rhoades saat masuk ke dalam truknya)

Baca Juga :

Tag : Kasus Pembunuhan Tragis. Kasus Truck Stop Killer.

 

 

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

2 Responses to "Kasus Truck Stop Killer, Saat Nebeng berubah Tragedi"

  1. Buset biadab banget.
    Foto tadi gue pernah liat tapi temanya soal apa gitu udah lupa (Udah lama banget kayanya waktu gue masih sekolah dulu. Jadi lupa).
    Selamat membusuk di Penjara bro.

    ReplyDelete
  2. i know why he doesn't kill her (Pamlea). simply it because she's alone..due to two cases before its always a couple who being a hitchhiker. cmiiw

    ReplyDelete