v Unabomber Trilogy Part 1 : Ted Kaczynski, Ahli Matematika yang berubah menjadi Teroris dan FBI Most Wanted | UNSOLVED INDONESIA

Unabomber Trilogy Part 1 : Ted Kaczynski, Ahli Matematika yang berubah menjadi Teroris dan FBI Most Wanted

Antara tahun 1976 sampai 1992, Amerika Serikat sempat mengalami rentetan kasus pengebomban yang mengincar orang-orang atau tempat-tempat tertentu Selama kurang lebih 17 tahun, FBI mencoba melacak dan mencari sosok yang bertanggung jawab atas 16 pengeboman di tempat yang berbeda.

Karena teroris tersebut pada awalnya mengirim bom ke universitas dan maskapai penerbangan, FBI kemudian menyebut kasus itu sebagai UNABOM, singkatan dari University and Airline Bomber. Hal tersebut, lalu diadaptasi oleh Media berita dan menjuluki  pelaku sebagai "Unabomber."

Kasus Unabomber

Alasan kenapa butuh waktu 17 tahun bagi FBI untuk menyelesaikan kasusnya, adalah karena orang atau organisasi dibalik kasus Unabomber diketahui sangat cermat dalam menjalankan aksinya.

Setiap rakitan bom yang dibuat dan dipasang oleh Unabomber dibuat secara unik dan berbeda satu sama lain. Banyak bom yang terbuat dari kayu. Dalam kebanyakan kasus, bahan peledak dibuat dari bubuk mesiu, korek api, dan barang-barang lain yang tersedia. Bom itu pun disamarkan menjadi barang-barang tertentu agar tidak mencurigakan

Satu kasus, Bom yang dipasang menyerupai kotak cerutu dan ditinggalkan di area umum Universitas Northwestern. Yang lain, disamarkan sebagai papan kayu dengan paku yang menonjol dan dipasang di depan toko komputer.

Di antara rakitan yang paling awal (dan paling rumit) adalah rakitan yang dilengkapi dengan barometer sebagai pemicu, dimana dengan hal tersebut, bom akan meledakkan pesawat begitu mencapai ketinggian tertentu saat di udara.

Seiring berjalannya waktu pun, pelaku ibarat belajar dari kesalahannya. Setiap rakitan menjadi lebih kuat, lebih mudah disembunyikan, dan lebih mematikan daripada yang sebelumnya

Lebih dari itu, Unabomber tidak meninggalkan kesalahan apapun di semua “mahakarya” miliknya. Sidik jari dengan teliti dibersihkan, kabel-kabel yang digunakan dan bermerk, dibuka terlebih dahulu dan dimodifikasi (membuat penyidik tidak dapat melacak asalnya) Terkadang ketika mengirim bom pun, Unabomber akan sengaja mengirim paket dengan ongkos kirim yang tidak mencukupi sehingga paket akan dikembalikan ke “pengirim” yang tertulis di kotak, yang merupakan target sebenarnya.

Para korban pun sepenuhnya random, dan tidak terkait satu sama lain dalam bentuk apapun. Beberapa serangan yang terjadi di Chicago, California, dan New Jersey, pernah menarget akademisi, pengacara, eksekutif maskapai penerbangan, dan bahkan pemilik toko komputer.

Meskipun tidak semuanya meninggal atas serangan paket bom tersebut, Banyak korban yang dilaporkan cacat dan kehilangan jari, anggota badan, dan bahkan mata (Yang tidak beruntung, tentu saja langsung meninggal ditempat)

Secara keseluruhan, para penyidik hanya memiliki sedikit petunjuk atas kasus Unabomber ini. Ketika satu bom awal gagal meledak sepenuhnya, mereka menemukan beberapa ranting dan daun di dalam rakitannya. Di hampir setiap rakitan, akan ditemukan huruf "FC" yang dilas atau diukir pada salah satu permukaan.

Terlepas dari minimnya petunjuk, FBI yakin bahwa pelaku adalah seorang buruh mekanik ataupun orang yang bekerja dan memiliki hubungan di bidang Teknik. Sebuah teori populer adalah bahwa si pelaku adalah mantan karyawan maskapai penerbangan yang tidak puas akan tempatnya bekerja dan ingin membalas dendam.

Well..

Dalam “tebakan” pertama FBI, mereka ‘hampir’ saja benar dalam mendeskripsikan si pelaku. Pada laporan awal dari Behavioral Science Unit FBI, penyidik bernama John Douglas  menyarankan bahwa pelaku adalah pria kulit putih berusia akhir 20-an atau awal 30-an yang memiliki gejala Obsessive Compulsive Dissorder (OCD) dan kecerdasan diatas rata-rata—dan karena pemboman paling awal terjadi di Universitas Northwestern, ada kemungkinan pelaku dari Chicago dan memiliki koneksi dengan akademisi.

FBI tidak tau kala itu, bahwa John Douglas benar-benar kurang lebih mendeskripsikan si pelaku, yaitu Theodore “Ted” Kaczynski Jr.

Pria di Balik UNABOM

Lahir di Chicago pada tahun 1942, Ted Kaczynski memiliki, masa kecil yang cukup normal. Dia memiliki dua orang tua yang penuh kasih dan seorang adik laki-laki yang mengidolakannya.

Sifatnya pun sangat manis. dia pendiam, sensitif, dan pemalu dengan orang lain. Meskipun begitu, dia sangat menyukai binatang dan sering bermain di luar ruangan. Tentu, yang paling menakjubkan dari Ted Kaczynski adalah  bahwa dia memiliki IQ 167, menempatkannya tepat di atas Stephen Hawking dan Albert Einstein.

Ibu Kaczynski, Wanda, dibesarkan dalam keluarga imigran miskin di Ohio Selatan. Baginya, pendidikan telah menjadi pintu gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dan dia percaya hal yang sama akan berlaku untuk kedua putranya.

Ketika Kaczynski berusia 15 tahun, dia lulus lebih awal dari SMA dan dengan dorongan orang tuanya, langsung melamar dan diterima di Harvard. Dia memulai tahun pertamanya di universitas pada usia 16 tahun.

Tapi kesempatan ini akan berubah menjadi kesalahan besar.

Selama tahun pertamanya, Ted Kaczynski dikarantina di asrama khusus yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru akselerasi (atau loncat kelas). Meskipun progam tersebut dimaksudkan untuk mendidik para bibit mahasiswa “jenius”, namun hal tersebut juga mendorong sifat tertutup Kaczynski.

Dia punya sangat sedikit (bahkan hampir tidak ada) teman. Di waktu luangnya, dia menghabiskan sebagian besar kegiatannya di kamarnya atau perpustakaan saat tidak di kelas. Dan yap, terlepas bahwa kehidupan tahun pertama Ted Kaczynski di kampus nampak menyedihkan, tahun keduanya akan lebih parah lagi.

(Ted Kaczynski saat menjadi mahasiswa)

Musim gugur itu, Wanda Kaczynski menerima surat yang berisi slip izin melalui pos. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Ted Kaczynski telah direkomendasikan ke dalam sebuah studi psikologis untuk pria muda berbakat, yang diawasi oleh profesornya Dr. Henry Murray. Namun, sebagai anak di bawah umur, dia tidak bisa menyetujui partisipasinya sendiri.

Wanda tentu sangat antusias. Dia sudah lama mengkhawatirkan kesehatan mental putranya dan dulu pernah mempertimbangkan untuk mengikutkannya ke dalam tes autisme. Namun mendenger bahwa Ted Kaczynski dianggap sangat berbakat sehingga diberi rekomendasi studi psikologis dibawah profesornya secara langsung, hal itu tidak mungkin ditolak Wanda.

Ted Kaczynski Menjadi Unabomber

Sedikit info tentang Dr. Henry Murray, dia sebenarnya adalah seorang mantan perwira intelijen tentara selama Perang Dunia II. Dalam membantu upaya perang, dia adalah orang yang membuat laporan tentang profil psikologis Adolf Hitler.

Pada tahun 1947, ia kembali ke Harvard sebagai kepala peneliti.

Pada saat itu, salah satu proyek terbesar CIA (selain merusak rezim Komunis di seluruh dunia) adalah proyek internal yang bernama MK-Ultra, sebuah studi tentang pengendalian pikiran. Bahkan, beberapa orang menuduh bahwa penelitian Murray di Harvard sebenarnya adalah bagian dari MK-Ultra tersebut. .

Sebagai bagian dari program ini, Murray dan ilmuwan lain yang didanai CIA (diduga) ditugaskan untuk mengeksplorasi cara menghancurkandan dan menulis ulang kepribadian seseorang. Mereka juga (diduga) mengembangkan teknik untuk pencucian otak dan pengendalian pikiran dengan cara penyiksaan, mengurangi porsi tidur, dan memberikan obat-obatan psikedelik—tidak jarang para subyek eksperimen bahkan tidak akan tau kalau proyek yang mereka ikuti adalah proyek pengendalian pikiran.

Pada usia 17, Ted Kaczynski diikutkan dan menjadi subjek tes dalam salah satu studi Murray tentang efek stres pada jiwa manusia.

Kaczynski diketahui akan pergi ke lab Murray dan disuruh menulis esai tentang keyakinan, nilai, dan cita-citanya yang terdalam, sebelum kemudian akan berdebat dengan siswa lain sementara tanda-tanda vitalnya dipantau. Terhubung ke elektroda dan menghadap cermin satu arah dengan cahaya terang yang diarahkan ke wajahnya, Kaczynski akan berdebat dengan seorang mahasiswa hukum yang diperintahkan untuk mencaci maki, mengejek, dan meremehkan semua yang dia sayangi.

Murray akan merekam data kemarahan dan rasa malu Kaczynski, dan kemudian akan meluangkan waktu untuk menunjukkan Kaczynski rekaman video yang berisi ekspresi wajahnya tatkala dia ada di dalam debat.

Kaczynski menggambarkan eksperimen tersebut sebagai “Pengalaman terburuk dalam hiupku” namun dia akan terus berpartisipasi di dalam eksperimen tersebut kurang lebih 3 tahun dengan argumen bahwa “Aku ingin membuktikan bahwa aku dapat menerimanya, bahwa aku tidak dapat dihancurkan.”

(Dr. Henry Murray)

Pasca lulus dari Harvard, Ted Kaczynski melanjutkan kuliah di University of Michigan untuk mengejar gelar master dan kemudian Ph.D di jurusan matematika. Di sinilah ‘binatang buas’ di dalam dirinya mulai bangun—dia membenci sesama murid dan gurunya.

Di kamar tidur asramanya, dia selalu berprasangka bahwa dia kerap menjadi bahan omongan kamar sebelah. Suatu kali, dalam keadaan frustrasi seksual yang luar biasa, dia memutuskan satu-satunya cara agar dia bisa menyentuh seorang wanita adalah dengan menjadi seorang wanita. Dia membuat janji dengan psikiater kampus untuk membahas kemungkinan operasi penggantian kelamin tetapi di ruang tunggu, dia berubah pikiran.

Malu dan marah pada dirinya sendiri, amarahnya kemudian berubah menjadi pikiran untuk membunuh psikiater yang dia tunggu-tunggu. Hal ini, menurutnya, membuatnya merasa lebih baik.

Imajinasi-Imajinasi untuk melukai orang lain itu akan terus menghantuinya selama beberapa waktu sebelum dia pada akhirnya akan memutuskan, “Aku akan membunuh tetapi aku harus melakukannya dengan sebuah metode yang tidak bisa terdeteksi, sehingga aku bisa melakukannya terus menerus.”Keputusan itu, akan dia simpan selama beberapa tahun sebelum dia benar-benar melakukannya.

Pasca menyelesaikan studi doktoralnya, Ted Kaczynski yang berusia 25 tahun pada akhirnya berhasil menjadi profesor matematika termuda di Universitas California (tempat dia bekerja). Sayang, dia sama sekali tidak menikmati karirnya sebagai dosen.

Hal itu mengakibatkan murid-murid nya sangat tidak menyukai metode pembelajaran dari Kaczynski. Dia tidak menjelaskan semuanya dengan baik dan dia tidak sabar dengan mahasiswa yang lemot. Pada akhir tahun keduanya mengajar, tepatnya pada tahun 1969, Ted Kaczynski diketahui tiba-tiba memutuskan berhenti dari pekerjaannya.

Into The Wild

Pasca meninggalkan karirnya sebagai dosen, Ted Kaczynski memberi tahu keluarganya bahwa kemajuan teknologi akan terbukti membawa malapetaka bagi umat manusia dalam waktu dekat, dan karena itu, dia tidak dapat dengan hati nurani memfasilitasi proses tersebut dengan bekerja sebagai dosen matematika.

David Kaczynski, adiknya, mengagumi komitmen dan prinsip-prinsip yang dipercayai Kakaknya, dan mendukung karir apapun yang akan dia pijaki setelah ini. Namun disisi lain, ibunya khawatir bahwa putranya tersebut tidak membuat pendirian, melainkan hanya melarikan diri dari masyarakat karena tidak mengerti lagi cara berhubungan dengan lingkungannya.

Mencoba mencari arah hidup baru, Ted Kaczynski mulai mencari rumah di pedesaan untuk ditinggali. Namun pasca permohonan untuk izin tinggalnya ditolak di Kanada, dia pada akhirnya tinggal bersama orang tuanya untuk sementara waktu.

Tatkala David ingin pindah ke Montana, Ted memutuskan untuk ikut dan berencana ‘patungan’ untuk membeli tanah bersama. Mereka berdua kemudian menetap di sebidang tanah seluas 1,4 hektar di luar Lincoln, Montana—yang jaraknya sekitar satu jam di sebelah timur Missoula dan tidak jauh dari Hutan Nasional Flathead.

Properti yang mereka tinggali kala itu adalah kabin satu kamar berukuran 10x12 kaki. Rumah (atau gubuk) itu tidak memiliki listrik dan air yang mengalir. Meskipun begitu, terdapat sungai yang bisa digunakan untuk mandi dan urusan lain-lain.

(Kabin atau gubuk sederhana ditengah hutan yang ditinggali Ted Kaczynski)

Pada awalnya, David berencana untuk membangun kabin kedua di samping saudaranya dan tinggal di sana juga. Namun David kemudian berubah pikiran dan menyadari bahwa dia tidak ingin menjalani kehidupan yang "terbelenggu" bersama kakak laki-lakinya yang “membenci peradaban”—Pada tahun 1973, David mendapat pekerjaan sebagai guru di Iowa dan meninggakan kakaknya itu hidup di hutan.

Dalam masa-masa ‘labil’ Ted Kacyznski, orang tuanya selalu berharap bahwa putra mereka yang bermasalah pada akhirnya akan meninggalkan hutan dan bergabung kembali dengan masyarakat. Sebaliknya, Ted Kacyznki nampaknya tidak terganggu bahkan kala David memutuskan untuk pindah ke Iowa dan meninggalkannya sendirian (Ted akan tercatat masih tinggal di kabin itu pada tahun 1996 ketika agen federal menangkapnya)

Selama beberapa tahun, Ted Kaczynski tampaknya benar-benar berharap bahwa kesendirian akan menenangkan pikirannya yang bermasalah. Dia mendedikasikan dirinya untuk membaca, belajar keterampilan bertahan hidup, berburu, mengidentifikasi tanaman yang dapat dimakan, dan bahkan bereksperimen dengan persilangan jenis wortel baru. Namun, lama kelamaan, dia nampaknya sadar kalau ‘kesendiran’ yang dia dambakan nyatanya tidak “kekal abadi”

The Dark Path

Awal pindah, lembah yang ditinggali Kaczynski hanya dihuni kurang lebih 3 orang, dan mereka pun memiliki properti yang berjauhan sehingga tidak mungkin menggangu satu sama lain. Namun seiring waktu berjalan, rumah-rumah baru mulai didirikan, lebih dari itu, ATV, sepeda motor, mobil salju, dan kendaraan rekreasi lainnya menjadi lebih umum—yang terburuk menurut Ted Kaczynski adalah pesawat terbang dan helikopter.

Itulah kenapa, dia merasa bahwa dia perlu melakukan’sesuatu’

Sebelum Unabomber menjadi berita nasional, penduduk Lincoln, Montana menyadari ada yang tidak beres. Kabin rekreasi di dekat milik Kaczynski diketahui sering dibobol.

Mobil salju dan sepeda motor yang ditinggal akan ditemukan rusak atau hancur. Kerap juga ditemukan kasus dimana gula dituangkan ke dalam tangki bensin milik alat berat yang digunakan oleh penebangan lokal dan operasi pertambangan.

Pemilik kabin yang paling dekat dari kabin Ted Kaczynski, Chris Waits, baru menyadari bertahun-tahun kemudian bahwa Ted Kaczynski yang tampaknya tidak berbahaya dan dia anggap sebagai teman, mungkin juga telah menembak atau meracuni beberapa anjingnya.

Tidak hanya itu, namun rupanya, kala Ted Kaczynski mulai merancang bom pertamanya, dia merakit bom bersebut dengan barang-barang yang dia ambil dari bengkel dan tumpukan barang bekas milik Chris Waits (Ted Kaczynski akan terus mencuri barang-barang bekas milik para ‘tetangga’ kabinnya dalam membuat beberapa rakitan bom yang lain)

Kala itu, Ted Kaczynski sudah sepenuhnya memutus hubungan dengan orang tuanya. Dia mulai menuduh orang tuanya melakukan pelecehan emosional dan verbal dan menyebutkan bahwa sifat mereka yang menganggap bahwa ‘penididikan diatas segalanya’ merupakan pusat dari masalah Ted yang datang yang terus-menerus.

Dia diketahui terus berhubungan dengan David sampai akhir 1980-an, memberi tahu saudaranya bahwa dia adalah satu-satunya orang yang pernah dia cintai. Tetapi ketika David menikah, Ted Kaczynski juga ‘membuang’ David, mengatakan bahwa dia tidak ingin berhubungan dengan keluarganya.

Reign Of Unabomber

Dalam karirnya sebagai Unabomber, Ted Kaczynski memulai karirnya dengan menaruh bom di sebuah toko komputer pada tahun 1985. Dalam tragedi itu, pemilik toko komputer yang bernama Hugh Scrutton dinyatakan meninggal dunia.

Mengenang kejadian itu, Ted Kascyznki berkata “Aku menanam bom yang sudah aku samarkan agar terlihat seperti potongan kayu di dekat toko komputer bernama RenTech di Sacramento.”

Bom kedua, lagi-lagi dia pasang di sebuah toko komputer, 2 tahun pasca pengeboman pertama. Untungnya dalam tragedi ini, pemilik toko bernama Gary Wright dinyatakan selamat (meskipun harus berakhir terluka parah)

Teror Unabomber akan terus membuat pusing kepala FBI selama kurang lebih 17 tahun. Dengan tidak adanya motif, penyelidikan akan menjadi hal yang sangat sulit dan menantang.

Disisi lain, Ted Kaczynski pasca mengebom 2 toko komputer, mulai menargetkan tempat-tempat atau orang yang sepenuhnya random. Tempat-tempat yang ditargetkan oleh Ted Kaczynski termasuk

  • American Airlines Flight 444 pada tahun 1979,
  • Universitas Utah pada tahun 1981,
  • Perusahaan Boeing pada tahun 1985

Selain tempat, Ted Kaczynski juga menarget individu secara spesifik (sebagian besar dengan metode pengiriman paket yang admin sudah jelaskan) Beberapa korban diantaranya adalah ,

  • Percy Wood, Presiden United Airlines, pada tahun 1980,
  • Janet Smith, sekretaris di Universitas Vanderbilt pada tahun 1982,
  • Diogenes Angelakos, profesor teknik di Universitas California di pada tahun 1982,
  • John Hauser, mahasiswa pascasarjana di Universitas of California tahun 1985,
  • James V. McConnell, profesor psikologi, Di Universias Michigan 1985
  • Nicklaus Suino, asisten peneliti, di Universitas Michigan pada tahun 1985.
  • Charles Epstein, Ahli genetika California pada tahun 1993,
  • David Gelernter, Professor Ilmu komputer  Universitas Yale pada tahun 1993
  • Thomas J. Mosser, eksekutif periklanan di New Jersey pada 1994 (meninggal)
  • Gilbert Murray, direktur eksekutif Asosiasi Kehutanan California pada tahun 1995 (meninggal)

FBI melacak 16 bom yang dibuat oleh Kaczynski yang mengakibatkan 23 korban luka-luka dan tiga kematian. Dari semuanya, hanya dua bom yang  berhasil diidentifikasi sebelum meledak.

Pada awal 1990-an, FBI benar-benar All-in dengan kasus ini dan tidak enggan untuk mengerahkan biaya yang besar demi memecahkan kasusnya. Namun tetap saja, pemahaman FBI kepada Ted Kacyznki masih seperti ketika pemboman dimulai pada tahun 1978—nothing.

Pada tahun 1987, seorang saksi sempat melihat sekilas Unabomber yang menjatuhkan salah satu bomnya di tempat parkir Salt Lake City. Dia kemudian dikabarkan melapor ke polisi dan memberikan deskripsi orang itu ke FBI.

Sayangnya, kala itu dia melihat Kaczynski dari seberang tempat parkir dan Kaczynki diketahui mengenakan kacamata hitam dan jaket berkerudung. Kacyznski juga mencukur jenggotnya hingga kumis.

(Sketsa wajah dari Unabomber atau Ted Kaczynski berdasarkan dari deskripsi saksi mata)

Ted Kaczynski diketahui sangat teliti dalam usahanya untuk menghindari penangkapan. Dia jarang pergi ke tempat-tempat publik tanpa penyamaran. Dia bahkan sempat meninggalkan bukti palsu  (seperti beberapa helai rambut yang dia ambil di stasiun bus).

Sayangnya, hal tersebut nampaknya tidak cukup untuk menghentikan FBI menemukannya (pasca 17 tahun akhirnya...)

Penangkapan Ted Kaczynski

Pada tanggal 3 April 1996, Ted Kaczynski sedang duduk di kabinnya dengan pistol yang terisi di dekatnya ketika sebuah suara dari luar rumah memanggil.

Suara tersebut, berasal dari orang yang mengaku sebagai dinas kehutanan. Mereka ingin berbicara dengan Kaczynski tentang perbatasan garis propertinya—topik yang sangat ingin Kaczynski diskusikan dengan marah.

Namun, saat Kaczynski berjalan keluar pintu, sepasang agen FBI segera menangkapnya. Itu adalah akhir dari karir Kaczynski sebagai Unabomber

Ketika Kabinnya digeledah, beberapa hal yang luar biasa ditemukan oleh FBI. Salah satunya adalah : diikat pada tali di samping tempat tidur Kaczynski, adalah semacam mekanisme flamethrower yang dirancang untuk membakar kabinnya, yang apabila diaktifkan, mampu menghancurkan semua jurnal dan bukti keterkaitan Ted Kaczynski dengan kasus UNABOM.

Bukan hanya itu, dibawah tempat tidur Kaczynski Juga terdapat rancangan bom lain yang nampaknya siap digunakan. Disaat-saat tertangkap seperti ini, bom tersebut tentu saja juga bisa meledak apabila mekanisme flamethrowernya berhasil diaktifkan untuk membakar kabin.

Bersamaan dengan bom ini, ada juga buku-buku tentang antropologi, sejarah, metalurgi, dan kimia. Penyidik juga menemukan toples peralatan pembuat bom, mesin tik, dan teks asli dari manifesto yang dia kirim ke New York Times (akan admin bahas di bagian kedua).

Lebih dari itu, Penyidik FBI juga menemukan buku harian milik Ted Kaczynski yang berisi 30.000 halaman yang berasal dari awal 1970-an—ditulis dalam berbagai bahasa termasuk Inggris, Spanyol, dan bagian lain dalam cypher (kode rahasia)

Kala ditangkap, Ted Kaczynski sempat berencana untuk mengambil senjatanya dan lari. Disuatu tempat di hutan, jika dia pernah terpojok, dia memiliki semacam supply rahasia yang dia simpan. Supply tersebut berisi tumpukan makanan, amunisi, dan persediaan lain yang telah dia kubur di beberapa titik sampai ke perbatasan Kanada.

Well, sayangnya Ted Kaczynski, tidak mampu kabur.

Kala buku hariannya diperiksa oleh tim forensik, Kriptografer mengaku terkesan dengan kerumitan sandi yang dibuat Kaczynski—sandi tersebut, dibuat agar semakin sulit dipecahkan karena sengaja disisipkan ejaan yang sengaja dibuat salah, kurangnya tanda kutip, dan penggunaan spasi secara acak. (meskipun begitu, mereka berhasil memecahkannya dan pada akhirnya mengungkap keseluruhan dari buku harian Ted Kaczynski)

Persidangan Kasus Unabomber

Dalam persidangan kasus, FBI sebenarnya tidak khawatir akan penyelesaian kasus ini karena mereka (secara tekhnis), berhasil mendapatkan barang bukti dari kabin Ted Kaczynski yang secara fakta membenarkan bahwa dia adalah Unabomber.

Sayangnya, Judy Clarke, pengacara Ted Kaczynski dalam persidangan sudah menyiapkan pembelaan yang cukup meyakinkan. Pembelaan tersebut, adalah pembelaan yang menyatakan bahwa Ted Kaczynski pada dasarnya mengidap kegilaan akut.

Bukti kunci Judy Clarke adalah kabin Kaczynski, dimana dia berargumen bahwa tidak ada orang waras yang rela menghabiskan 25 tahun hidup di tengah musim dingin Montana yang brutal dalam properti yang begitu kecil dan sederhana.

Untuk mendapat dukungan dari Juri, Pengacara  Ted Kaczynski itu mempresentasikan gaya hidup Unabomber yang memang jauh dari kata waras. Tentu, presentasi ini menimbulkan masalah bagi pihak penuntut (FBI) karena mereka mengharapkan vonis hukuman mati untuk Ted Kaczynski—hal yang mustahil jika Kaczynski dinyatakan gila.

Beruntung bagi FBI karena Ted Kaczynski nampaknya tersinggung disebut “gila” dan bahkan sempat mencoba memecat tim pembelanya. Dalam hati, dia tidak peduli bahwa hal tersebut berarti mempertaruhkan hukuman mati karena yang penting baginya, adalah nama baik.

Jika masyarakat mengecapnya sebagai orang gila, itu berarti ide dan manifestonya bisa dianggap sebagai guyonan belaka. Namun, selama dia secara resmi waras, manifestonya tetap akan memiliki nilai. Manifesto tersebut begitu penting baginya sehingga Kaczynski bahkan sempat meminta untuk membela kasusnya seorang diri—gagasan itu ditolak.

Pada 16 Januari, Dr. Sally C. Johnson seorang ahli psikologi, menulis laporan tentang kondisi mental Ted Kaczynski setelah berbicara dengannya selama 22 jam. Meskipun dia memutuskan bahwa Ted Kaczynski sehat secara mental untuk diadili, psikolog tersebut menambahkan bahwa obsesinya menyalahkan orang tua dan kebanggaan atas manifesto yang dia buat, termasuk akibat dari delusi skizofrenia paranoid.

Lebih lanjut, mengingat bahwa dia berusia awal hingga pertengahan 20-an ketika delusinya dimulai (yang juga merupakan usia yang sama ketika kebanyakan penderita skizofrenia mulai mengalami gejala) tampaknya membuktikan bahwa Ted Kaczynski sebenarnya mengidap sakit jiwa yang parah.

Mengetahui bahwa laporan kegilaan tersebut menyelamatkan Ted Kaczynski dari hukuman mati, negara bagian menawarkan Kaczynski kesepakatan pembelaan. Sebagai imbalan atas pengakuan bersalah, dia akan menghindari hukuman mati dan harus membuat pernyataan kegilaan.

(setelah beberapa kali pertimbangan) Kaczynski setuju, dan pada 22 Januari 1998, dia mengaku bersalah atas 13 dakwaan. Dia kemudian diberi delapan hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat (kurang lebih penjara 200 tahun)

Epilogue

Tulisan (yang sangat panjang) diatas, adalah cerita Ted Kaczynski, well sebagian dari cerita Ted Kaczynski. Ada beberapa hal yang admin tidak cantumkan diatas. Salah satunya adalah bagaimana Ted Kaczynski bisa tertangkap? Apakah hanya kebetulan saja FBI ‘menggerebek’ Ted Kaczynski di kabinnya dan kemudian menemukan semua barang bukti?

Cerita ini 3 part btw, dan alasan kenapa Ted Kaczynski ditangkap, akan berhubungan dengan manifesto yang dia kirim ke New York Times dan istri dari David Kaczynski (di part 2)

Bersambung ke Unabomber Trilogy Part 2 : David Kaczynski, Adik dari Unabomber yang akhirnya mengungkap kejahatan Kakaknya

(Ted Kaczynski dalam fasislitas penjara)

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Unabomber Trilogy Part 1 : Ted Kaczynski, Ahli Matematika yang berubah menjadi Teroris dan FBI Most Wanted"

Post a Comment