v Kisah Hidup Hans-Joachim Marseille, seorang Pilot andalan Pasukan Nazi yang Secara Terbuka Anti-Nazi | UNSOLVED INDONESIA

Kisah Hidup Hans-Joachim Marseille, seorang Pilot andalan Pasukan Nazi yang Secara Terbuka Anti-Nazi

Selama Perang Dunia II, pesawat Luftwaffe adalah salah satu aset paling berharga Angkatan Udara Jerman. Hans-Joachim Marseille, adalah satu diantara penerbang mumpuni yang mengendarai pesawat tersebut

Terlepas dari motivasinya bergabung tentara hanya agar “tidak sembrono” dalam hidup, pemuda itu akhirnya membuktikan diri sebagai pilot yang paling terampil dan paling ditakuti di seluruh unit Luftwaffe.

Dia bahkan dengan cepat menjadi anak emas Hitler karena menjatuhkan banyak pesawat dan hidup untuk menceritakan kisahnya. Sayangnya, Cinta Hitler terhadapnya rupanya adalah cinta bertepuk sebelah tangan.

Troublemaker Menjadi Flying Ace

Hans-Joachim Marseille memiliki masa kanak-kanak yang penuh gejolak, jadi tidak heran dia tidak disiplin dengan baik. Lahir di Berlin pada tahun 1919, orang tuanya bercerai setelah dia dilahirkan.

Akibatnya, hubungannya dengan ayahnya menjadi buruk. Dia juga sempat menderita influenza yang hampir fatal sebagai anak laki-laki, yang menyebabkan ibu dan ayah tirinya menyayanginya dan melindunginya dari banyak kegiatan dan pengalaman masa kecil yang umum.

Ketika dia beranjak remaja,  adik perempuannya Inge dibunuh oleh kekasih yang cemburu saat dia berada di Austria. Itu, adalah pukulan emosional yang tidak pernah dia pulihkan.

Tentu sebagai hasil dari kehidupan awal yang bermasalah, Marseille tidak pernah menjadi siswa teladan di sekolah. Malahan, dia sering mendapat masalah di sekolah dan mengumpulkan reputasi sebagai murid yang malas.

Tetapi menjelang akhir sekolahnya, sesuatu berubah. Beberapa hal yang tidak pasti tiba-tiba mendorong Marseille untuk bekerja lebih keras, dan pada usia 17 tahun, dia secara ajaib menjadi salah satu orang termuda yang lulus ujian akhir—dan dengan nilai tinggi.

Menjadi jelas bahwa meskipun dia mungkin ceroboh dan malas, Marseille jelas cerdas, dan hanya membutuhkan sesuatu untuk membuatnya tertarik. Pada saat Perang Dunia II bergulir, berkarir menjadi tentara adalah hal yang sangat membuatnya bangkit.

Karir Terbang

Ketika dia bergabung dengan militer, hanya ada satu hal yang ingin dilakukan Hans-Joachim Marseille: terbang. Pada tahun 1938, ia mendaftar di satuan pesawat tempur Luftwaffe, dan memulai pelatihan dasar militernya.

Walau standar perilaku militer jauh lebih disiplin daripada standar untuk sekolah, kawan-kawan di pelatihan militernya tetap menggambarkannya sebagai sosok pemalas. Meskipun begitu, beberapa diantara mereka mengakui bahwa Marseille adalah orang yang cepat dalam belajar.

Werner Schröer, seorang rekan pilot, mengingat kekagumannya saat melihatnya terbang: “Dia adalah pilot tempur paling menakjubkan dan cerdik yang pernah aku lihat. Dia juga sangat beruntung dalam banyak kesempatan. Dia tidak berpikir apa-apa kala mendatangi pertempuran walaupun itu adalah pertempuran 10 banding 1. Dia sering sendiri dan kami lah yang akan mengejarnya. Selebihnya, dia sering melanggar aturan utama ketika bertempur. Yap, itulah dia.”

Pengakuan Werner Schröer memang benar. Marseille, adalah orang yang tidak bisa diatur bahkan di militer. Keseringannya melanggar aturan-aturan dasar militer, terkadang membuatnya dilarang untuk ikut latihan terbang sampai dia melakukan tindak disiplin lebih lanjut.

Terlepas dari itu, Marseille membuktikan dirinya sebagai penerbang dengan performa yang baik. Memang sih, ada beberapa kemunduran dalam karirnya. Namun sebagian besar karena keangkuhannya sendiri.

Meskipun begitu, dia tetap menjadi tauladan bagi yang lain dalam hal menerbangkan pesawat dan melawan musuh.

(Hans-Joachim Marseille)

Perang Dunia ke II

Dari tahun 1940 hingga 1942, di pertempuran lagit, Hans-Joachim Marseille terbang dengan sangat baik, mengungguli, bermanuver, dan mengalahkan semua orang yang menantangnya.

Dalam dua tahun itu, meskipun dia sering melanggar perintah, keluar dari formasi semena-mena, dan menempatkan dirinya sendiri dan orang lain dalam bahaya, ia mencapai 100 kemenangan di udara—Dia adalah salah satu dari hanya 11 pilot Luftwaffe pada saat itu yang melakukannya.

Tentu Hitler sempat mengakui kemampuannya. Setelah semua, tentara yang baik adalah aset yang berharga dalam peperangan kala itu.

Sayang, Marseille nampaknya tidak bersikap hebat untuk mencari pengakuan dari Hitler. Malahan, menurut penulis biografi Colin Heaton dan Anne-Marie Lewis, yang menghabiskan banyak waktu untuk meneliti Marseille, pilot itu rupanya "secara terbuka, anti-Nazi"

Dia bahkan tidak takut untuk mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap Hitler.

Pasca bertemu Hitler pada tahun 1942, Marseille berbicara dengan temannya Eduard Neumann tentang pertemuan tersebut. Neumann mengingat bahwa Marseille tidak terkesan: “Setelah kunjungan pertamanya dengan Hitler, Marseille kembali dan mengatakan bahwa dia berpikir 'Führer adalah sosok yang agak aneh'.”

Marseille, yang bukan anggota partai Nazi, juga tercatat mengatakan hal-hal kontra dengan propaganda Hitler, bahkan saat bersama para perwira SS. Ketika ditanya apakah dia akan mempertimbangkan untuk bergabung dengan partai Nazi, Marseille menjawab : “yah, aku akan bergabung kalau kalian mempertimbangkan merekrut banyak wanita.”

Hitler bahkan dilaporkan sedikit tersinggung dengan perkataan itu.

Nazi yang Anti-Nazi

Tentu perilaku Marseille tidak berhenti sampai disitu. Ketika diberi kesempatan untuk menunjukkan sentimen anti-Nazi lebih jauh, Hans-Joachim Marseille langsung melakukannya.

Menjadi seorang pianis berbakat serta pilot berbakat, Marseille pernah diundang untuk tampil di rumah Willy Messerschmitt, seorang desainer pesawat tempur Jerman. Di acara tersebut, dihadiri oleh keluarga Goebbles, Hermann Goering, dan Adolf Hitler sendiri.

Awalnya, Marseille mengikuti instruksi dan memainkan lagu-lagu yang disukai Hitler, termasuk "Für Elise" karya Beethoven. Ditengah acara, bagaimanapun, Marseille tidak bisa menahan hasratnya untuk memainkan musik Jazz. Padahal, dikalangan tentara sangat diketahui bahwa Hitler pernah melakukan pidato yang menyinggung bagaimana Amerikan Jazz adalah musik yang primitif dan bejat.

Hitler, kala itu dilaporkan langsungmengangkat tangannya, dan berkata, "Aku pikir kita sudah cukup mendengar."

End Of Legend.

Pada tahun 1942, Marseille diketahui memimpin misi pengawalan melalui wilayah musuh ketika kokpitnya mulai dipenuhi asap. Menara kontrol, berusaha untuk memandunya kembali melintasi garis Jerman, tapi tak lama kemudian asap menjadi terlalu banyak untuk ditanggung Marseille.

Dia mengirim radio ke menara kontrol untuk memberi tahu mereka bahwa dia akan mencoba keluar dari pesawat dan mencari perlindungan di darat. “Aku harus keluar sekarang, aku tidak bisa menahannya lebih lama’ katanya kepada mereka.

Saat pasukan yang lain mundur, mereka melihat Marseille sempat melakukan manuver evakuasi yang sempurna dengan membalikkan pesawatnya sehingga dia bisa melontarkan diri.

Sayang, momen dimana dia keluar pesawat, adalah kecelakaan yang fatal. Rupanya, karena kecepatan pesawat yang terlalu tinggi, Marseille sempat terbentur dengan ekor pesawat sebelum jatuh ke bawah.

Para ahli kemudian berteori bahwa dampak itu membunuhnya seketika karena parasutnya dilaporkan tidak pernah mengembang.

Rasa hormat yang dimiliki anggota Luftwaffe lainnya untuk Hans-Joachim Marseille, terbukti setelah kematiannya karena mereka kemudian jatuh secara moral. Tubuhnya yang sudah dievakuasi, kemudian dibaringkan di rumah sakit darurat dimana banyak tentara yang mengenalnya, mengunjunginya dan memberikan penghormatan terakhir.

Dia kemudian dikenang karena sikapnya yang ramah, yang dia dapatkan berkat rekam jejaknya yang sempurna dan berbagai penghargaan. Sekarang, bagaimanapun, dia mungkin paling dikenang sebagai seorang Nazi yang Anti-Nazi, dan lolos begitu saja pasca menghina Adolf Hitler.

Well, siapa tau pesawatnya disabotase gara-gara menghina Hitler? Who knows?

Dan yap, ceritanya pun berakhir.

Baca Juga :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Kisah Hidup Hans-Joachim Marseille, seorang Pilot andalan Pasukan Nazi yang Secara Terbuka Anti-Nazi"

Post a Comment