v Ice and S.O.S : Ejnar Mikkelsen dan Pelayaran Ke Daratan Beku Greenland yang Berubah Bencana | UNSOLVED INDONESIA

Ice and S.O.S : Ejnar Mikkelsen dan Pelayaran Ke Daratan Beku Greenland yang Berubah Bencana

Pada tahun 1891, seorang penjelajah bernama Robert E. Peary, melakukan perjalanan disepanjang pantai timur Greenland untuk memetakan selat yang memisahkan apa yang dia sebut sebagai “Pulau Peary” dari daratan. Pemetaan tersebut, memungkinkan Amerika untuk mengklaim pulau itu.

Hal ini, kemudian menyebabkan pelaut Denmark membuat perjalanan fatal untuk membantah klaim itu pada tahun 1907. Perjalanan itu, adalah pelayaran yang kemudian akan dipimpin oleh Kapten Ejnar Mikkelsen.

Pada  Agustus 1909, kapal Mikkelsen akan terjebak di es Arktik. Yang mana, akan memulai sebuah kehancuran dan keputusasaan yang mengerikan.

Ejnar Mikkelsen

Dilahirkan pada 23 Desember 1880, di Vester-Brønderslev, Denmark, Ejnar Mikkelsen memang menyukai laut sejak kecil. Dibesarkan oleh generasi yang telah mempertaruhkan hidup mereka dalam ekspedisi berbahaya, ia tumbuh dengan mendengar kisah-kisah petualangan di Arktik dan penemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ide-ide tentang menjadi seorang penjelajah lah, yang kemudian membangitkan gairah hidupnya untuk berlayar.

(Ejnar Mikkelsen)

Mikkelsen baru berusia 14 tahun ketika dia berlayar sendiri untuk pertama kalinya. Pada tahun 1896, ia diketahui berjalan sejauh 320 mil dari Stockholm ke Gothenburg untuk meyakinkan penjelajah Swedia Salomon August Andrée untuk membawanya dalam penerbangan balon Arktik.

Ejnar Mikkelsen belum mengetahuinya, tapi dia sangat beruntung karena ditolak. Pasalnya, perjalanan berbahaya Andrée akan berakhir fatal pada Oktober 1897 ketika balon hidrogen yang dia naiki gagal mencapai Kutub Utara, dan ketiga penumpangnya dilaporkan tewas.

Pada tahun 1900, Mikkelsen bergabung di atas kapal ekspedisi milik Sir George Carl Amdrup menuju Greenland timur.

Mikkelsen dan empat orang lainnya, termasuk ahli geologi AS Ernest de Koven Leffingwell, mengakhiri perjalanan 500 mil pada tahun 1902 dengan mengamati garis pantai ‘yang terkenal tidak dapat diakses’ untuk pertama kalinya.

Tahun berikutnya, ia menjabat sebagai kartografer dalam ekspedisi Evelyn Baldwin ke Franz Josef Land, sebuah kepulauan Arktik yang hanya digunakan oleh militer Rusia saat ini.

Pada tahun 1906, ayah dari Ernest de Koven Leffingwell, menginisiasi ekspedisi Arktik untuk memetakan daratan baru yang dilaporkan telah ditemukan oleh pemburu paus di Laut Beaufort di utara Point Barrow, Alaska. Mikkelsen, kembali diajak dalam ekspedisi ini.

Dengan bermodal $ 5.000 dan perahu layar kecil tanpa mesin, tim ekspedisi itu berangkat untuk menemukan daratan yang dimaksud. Sayang mereka terpaksa berhenti di Pulau Flaxman 200 mil dari tujuan mereka karena rute yang akan mereka tempuh rupanya tertutup gumpalan es.

(Kapal Kecil "Alabama", 1909)

Karena memiliki kenalan dengan orang-orang suku Inuk Sachawachiak setempat, mereka kemudian belajar cara mengemudikan papan luncur anjing untuk melintasi es dan melanjutkan perjalanan pada Februari 1907.

Setelah melintasi 120 mil selama 60 hari, keduanya percaya rute itu fatal dan pada akhirnya memutuskan untuk kembali. Kala kembali, mereka menemukan kapal mereka telah tenggelam. Sementara Leffingwell tetap tinggal untuk mempelajari es, Mikkelsen punya rencana lain.

Mengambil kesempatan untuk kembali ke rumah, Mikkelsen berjalan kaki sejauh 2.300 mil dengan menyeret kereta luncur. Dia melewati Point Barrow dan Nome, sebelum melanjutkan perjalanan melalui Fairbanks, Valdez, dan Teluk Alaska. Kepulangannya menandai kedatangan penjelajah yang benar-benar berpengalaman—meskipun tantangan terbesar Ejnar Mikkelsen belum datang.

Ekspedisi Re-Claiming Greenland

Pada tahun 1907, tiga orang bernama Ludvig Mylius-Erichsen, Niels Peter Høeg-Hagen, dan Jørgen Brønlund berangkat untuk membantah klaim Robert E. Peary dari Amerika bahwa Greenland adalah satu pulau terpadu yang dimiliki secara eksklusif oleh Denmark.

Namun dalam melakukannya, mereka rupanya malah mengandalkan buatan peta Robert E. Peary tentang timur laut Greenland. Disesatkan oleh peta yang tidak lengkap, bahkan ketika mereka berusaha untuk menyangkalnya, orang-orang itu tersesat di Kutub Utara dan segera terperangkap di dalam es.

Sementara tubuh Brønlund ditemukan pada tahun 1908 dengan peta dan buku hariannya, Mylius-Erichsen dan Høeg-Hagen tidak pernah ditemukan.

(1 Orang yang ditemukan dan 2 Orang yang Hilang)

Sebagai seorang Denmark dan sesama penjelajah, Ejnar Mikkelsen tidak dapat menolak ketika pemilik surat kabar Inggris Lord Northcliffe menawarkan untuk membiayai ekspedisi di tahun 1909 demi mencari dua orang yang hilang.

Dalam mempersiapkan pelayarannya, Mikkelsen memilih awak enam orang dan membawa kapal kecil seberat 45-ton bernama Alabama yang  memiliki kapasitas mesin sebesar 15-tenaga kuda. Kapal ini, berangkat dari Kopenhagen pada tanggal 20 Juni 1909.

Sementara semua berjalan lancar, mekanik Mikkelsen rupanya adalah seorang pecandu alkohol yang tidak kompeten. Dalam perjalanan ke Greenland, Alabama berhenti di Islandia di mana seorang mekanik muda bernama Iver Iversen menawarkan diri untuk menggantikannya—Mikkelsen setuju.

Mereka pun melanjutkan perjalanan.

Ketika mereka tiba di Kepulauan Faroe, ekspedisi mengalami kemunduran. Mereka telah merencanakan untuk menaiki papan selunjur anjing yang memungkinkan mereka melintasi gumpalan es di Greenland. Namun hewan yang mereka malah terinfeksi rabies.

Sementara mereka berhasil mendapat anjing pengganti di Pulau Ammassalik, perjalanan mereka di Greenland ditunda hingga akhir Agustus.

Adventures Continue

Pada akhir musim panas, kapal kecil mereka terperangkap di es Pulau Shannon. Pada 27 Agustus 1909, Mikkelsen terpaksa menyuruh krunya mendirikan tempat berkemah di darat. Mereka tidak tau kala itu, bahwa mereka sebenarnya berada 200 mill dari sebuah perkemahan kosong di Danmarkshavn. Itu, adalah tempat dimana Mylius-Erichsen (salah satu dari dua orang yang mereka cari) meninggal.

Pada 25 September, Ejnar Mikkelsen dan Iver Iversen melanjutkan perjalanan sementara kru mereka yang lain tetap tinggal di kamp. Setelah menempuh perjalanan sekitar 500 mil, Ejnar Mikkelsen dan Iver Iversen kembali ke kapal alabama dan memutuskan untuk menunda perjalanan lanjutaan hingga musim semi berikutnya.

Seperti yang dicatat dalam bukunya tahun 1913 Lost in the Arctic , Ejnar Mikkelsen dan Iver Iversen meninggalkan kapal sekali lagi pada bulan Maret 1910. Pada bulan Mei, mereka telah menemukan buku harian Mylius-Erichsen dan menegaskan bahwa Peary Channel tidak bersamanya. Bagaimanapun, perjuangan mereka baru saja dimulai.

Kala musim panas tiba, dan es yang mereka lewati dengan kereta luncur untuk sampai ke lokasi mencair dengan cepat, mereka tidak bisa kembali.

Mereka membutuhkan waktu delapan bulan untuk bisa kembali ke kapal. Selama 8 bulan ditengah daratan es itulah, pertarungan bertahan hidup kedua orang itu terjadi.

Sepanjang jalan, mereka terpaksa memakan anjing kereta luncur mereka untuk bertahan hidup dan menderita halusinasi setiap hari setelah anjing terakhir mereka mati.

Ketika mereka akhirnya berhasil kembali ke Alabama, mereka menemukan bahwa mereka telah ditinggalkan oleh rekan sekapal mereka, yang mendapat tumpangan pulang dengan kapal layar lain.

Ejnar Mikkelsen dan Iver Iversen kemudian akan terpaksa untuk menjalani dua musim dingin selanjutnya di Greenland. Mereka bertahan hidup dengan ransum yang ditinggalkan di kapal Alabama yang rusak dan tidak bisa mereka kemudikan hanya berdua.

(Ejnar Mikkelsen dan Iver Iversen)

Para penjelajah itu membangun tempat tinggal mereka di Pulau Shannon dengan peralatan seadanya. Sayang, itu terbukti tidak cukup untuk menghadapi musim dingin yang panjang di depan.  Pada akhirnya, mereka akan mengambil papan kayu dari badan kapal Alabama satu persatu untuk membagun sebuah pondok kecil.

Ketika tampaknya semua harapan hilang, kedua pria itu diselamatkan pada 19 Juli 1912, oleh kapal uap Norwegia yang bernama Sjøblimsten .

Pasca Survival

Dua orang yang gigih itu memang selamat dan mampu pulang dengan utuh. Hal tersebut, adalah rekor luar biasa mempertimbangkan sebelum mereka, tiga orang yang mencoba hidup di iklim yang sama berakhir meninggal

Terlepas dari pengalaman pahit itu, Ejnar Mikkelsen rupanya tidak kapok untuk berlayar.

Pada tahun 1932, ia memimpin delapan kru dalam "Ekspedisi Timur-Greenland Kedua" untuk memperjelas area geologis antara Cape Dalton dan Kangerdlugsuak. Dia akan terus menjelajah sampai tua dan terus mengoleksi cerita-cerita petualangan yang mendebarkan.

Pada ulang tahun ke-90 Ejnar Mikkelse, ia diberi penghargaan nasional oleh pemerintah Denmark. Dia meninggal hanya beberapa bulan kemudian, pada 1 Mei 1971.

Dengan kapal patroli Denmark dan pegunungan Greenland dinamai menurut namanya, penjelajah itu benar-benar menjadi petualang terkenal yang dia impikan sejak kecils

Baca Juga :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Ice and S.O.S : Ejnar Mikkelsen dan Pelayaran Ke Daratan Beku Greenland yang Berubah Bencana"

Post a Comment