v The Holders Series Chapter 168 : The Holder Of Zeal | UNSOLVED INDONESIA

The Holders Series Chapter 168 : The Holder Of Zeal

From theholders.org

Translated By Admin

Di negara mana pun, di kota mana pun, pergilah ke pemakaman besar manapun yang bisa kau datangi. Dalam perjalanan ini, bawalah sekop, kompas, dan arloji, serta sumber cahaya dan bahan bacaan jika kau mudah bosan. Lakukanlah pencarian hanya ketika malam bulan purnama.

Ketika kau sudah berada di pemakaman, pergilah ke titik tertinggi di tempat tersebut dan awasilah jam tanganmu untuk menunggu tengah malam tiba. Ketika jam sudah menunjukan pukul 12 tepat, berdirilah dari katakanlah di batu nisan manapun, bahwa kau hendak bertemu dengan  “Penjaga Antusiasme” [The Holder Of Zeal]

Setelah mengucapkan kata-kata ini, bulan purnama akan memudar menjadi kegelapan, dan membuat lingkungan disekitarmu akan terlihat tanpa cahaya. Semuanya akan gelap gulita kecuali satu makam saja. Makam tersebut, akan bersinar dengan cahaya remang namun masih terlihat jelas.

Jika kau sudah melihat makam tersebut, bawa semua barang-barang milikmu dan pergilah kesana. Di batu nisan makam tersebut, akan tertulis dengan jelas tulisan “The Holder Of The Zealsebagai penanda makam yang benar. Masih di nisan yang sama, juga akan terdapat kalimat “Melalui Pengabdian, segala sesuatu akan mungkin.”

Tugasmu adalah menggali makam tersebut menggunakan sekop yang kau bawa. Janganlah hentikan kegiatanmu sampai kau benar-benar menemukan peti mati yang terkubur disana.

Ketika kau sudah menemukannya, bukalah peti tersebut dan perhatikanlan bahwa itu adalah peti mati kosong. Disana tidak akan ada mayat atau apapun kecuali kegelapan total. Itu, adalah kesempatan terakhirmu untuk kembali. Apabila kau tetap melanjutkan pencarian, satu-satunya cara untuk mundur adalah dengan kematian.

Jika kau sudah menetapkan keberanian, tinggalkanlah seluruh barangmu dan masuklah ke peti tersebut dengan hanya membawa kompas. Berbaringlah di posisi dan tutup kembali peti dari dalam.

Ketika kegelapan sudah kembali dengan sempurna, kau akan meraskan sensasi jatuh yang membawamu lebih dalam ke lapisan tanah. Pendaratan akan tidak menyakitkan, dan kau akan mampu kembali berdiri ketika kau merasakan kau sedang berada di sebuah tempat, dengan permukaan lantai yang dilapisi semacam batu kasar.

Ruangan itu akan sangat gelap gulita namun, kompas yang kau pegang akan memancarkan lampu remang-remang yang sama seperti cahaya yang ada di batu nisan bertuliskan sang Holder. Di tempat itu, meskipun kau tidak bisa melihat jauh karena kegelapan, otakmu akan mampu memahami sensasi kekosongan seakan kau kini sedang ada di ruangan yang sangat besar.

Gunakanlah kompas tersebut dan berjalanlah lurus hanya ke barat. Jangan salah arah karena kau akan tersesat di tempat ini. Dalam perjalananmu, jangan melihat apapun selain kompas yang kau pegang. Pastikanlah arah yang kau tuju tidak meleset barang satu milimeter saja atau kau akan celaka.

Perjalanan itu, akan sangat panjang. Seiring matamu yang terus menatap kompas, periferalmu akan mulai terbiasa dengan kegelapan dan pemandangan sekitar tanpa kau harus melihatnya secara langsung.

Jalan-jalan yang dibuat dengan partisi batu, serta langit-langit yang dipenuhi dengan masa daging yang padat dan berkedut. Dari periferalmu, kau juga akan mulai melihat benda monumental tertentu yang berserakan di arah-arah yang tidak kau tapaki. Benda mati, benda asing, benda keji, semua bercampur aduk menjadi semacam landmark di banyak sudut jauh yang syukurnya, tidak perlu kau lihat secara langsung.

Otakmu mungkin sesaat akan berpikir bahwa benda-benda aneh itu hanyalah imajinasi. Namun kukatakan padamu, bahwa semua itu nyata, dan semuanya sama mengerikannya apabila benda-benda itu kau tatap dengan kedua bola matamu.

Seiring kau berjalan lebih jauh, kau akan mulai mendengar suara angin berhembus, hanya untuk menyadari bahwa itu bukanlah angin sama sekali. Sindiran-sindiran dingin dan rahasia-rahasia yang tidak waras akan dibisikkan di telingamu dengan pelan namun jelas.

Sumpah serapah, nada murka dan jeritan-jeritan mengerikan yang melolong dari arah yang jauh, akan membuatmu tidak fokus untuk menatap kompas yang merupakan satu-satunya temanmu disini.

Jika kau, barang sekali saja mengalihkan pandanganmu dari kompasmu, maka cahaya remang yang menyertainya akan mengkhianatimu. Kau akan terjebak dalam kegelapan selamanya dan menjadi bagian dalam vivarium horor yang menyimpan berbagai macam makhluk paling haram, absurd, aneh dan menakutkan. Pahamilah bahwa predator di tempat itu, bukanlah dirimu.

Ketika bisikan-bisikan tabu, serta pandangan-pandangan terkutuk sudah tidak bisa kau rasakan lagi, maka kau boleh untuk melepaskan pandanganmu dari kompas dan lihatlah keatas.

Kau sekarang akan berada di ceruk yang tidak lebih lebar dari tempat yang baru saja Kau tinggalkan. Dindingnya terbuat dari batu kasar sekali lagi, dan di beberapa tempat ditempelkan lentera yang menyala dengan lampu hijau yang menakutkan.

Lantainya terbuat dari keramik berbentuk non-Euclidean yang mengelilingi sebuah podium segi delapan. Di podium tersebut adalah patung dewa yang sudah lama terlupakan, yang bentuknya sangat buram sehingga tidak ada yang bisa melihatnya kecuali para penyembahnya yang paling taat tanpa menyerah pada teror.

Di depan patung tersebut, akan terdapat sosok berjubah yang tengah membukuk. Mungkin tengah melakukan ritual penyembahan. Dekatilah orang itu, dan tanpa menyetuhnya, tanyakanlah satu pertanyaan secara pelan : “Mengapa kau percaya kepada mereka?”

Mendengar kata-kata ini, sosok itu akan berdiri dan menjawab “Karena mereka percaya pada kami”, sebelum kemudian berbalik menghadap kepadamu dan mengangkat tudungnya, memperlihatkan wajah tanpa mata di rongganya, namun dengan satu di tengah dahinya.

Kau akan mampu melihat darah hitam yang mengalir tanpa henti dari mulutnya yang tidak memiliki bibir. Jubahnya yang compang-camping, akan memperlihatkan berbagai macam benda-benda aneh yang dirajutkan seperti taring, ekor kalajengking, talisman batu dan hal-hal aneh lainnya.

Melihat kompas yang kau pegang, sosok itu akan paham tujuanmu kemari. Dia kemudian akan melemparkan sebuah pisau tumpul kepadamu dan tidak akan berkata apapun setelahnya.

Jika kau tidak paham apa yang harus kau lakukan, maka tamatlah sudah. Sang Holder tidak punya waktu meladenimu dan dia hanya akan menyerangmu dengan kecepatan yang mengerikan dan mematikan.

Yang harus kau lakukan dengan pisau tumpul itu adalah satu, yaitu memotong dan menyayat bagian-bagian tubuhmu dan menumpahkan seluruh darahmu di tempat ini. Meskipun begitu, kau jangan ngawur dalam melakukannya. Lihatlah patung yang ada di tempat tersebut dan kau akan menyadari berbagai macam garis merah yang melintang dari kepalanya, sampai bagian-bagian badan yang tersembunyi.

Garis-garis di patung itu, adalah petunjuk untuk bagian-bagian tubuh mana yang harus kau sayat. Di beberapa tempat, sayatan akan sepenuhnya memutar hingga mungkin akan mengharuskanmu kehilangan satu tangan ataupun kaki. Meskipun begitu, camkanlah bahwa hanya dengan mengikuti petunjuk inilah, Obyek yang kau cari bisa kau dapatkan.

Tentu ini akan sulit. Terlebih dengan pisau tumpul yang kau gunakan. Tahanlah segala macam rasa sakit dan relakanlah apapun yang akan hilang hingga kau pada akhirnya menyelesakan penyayatan seutuhnya. Jangan sampai kau menyerah di tengah jalan atau bahkan mati sebelum garis terakhir sudah kau sayatkan.

Disetiap sayatan dan potongan, kau akan kehilangan banyak darah. Kemudian, semuanya akan diakhiri dengan titik merah tepat di bagian jantung. Tusuklah tanpa ragu dan kau akan menyelesaikan pencarianmu.

Jika ‘ritual’ itu berhasil, Kau akan bangun di tempat tidurmu, dan alaram akan menunjukkan pukul 12:00 siang. Pergilah ke cermin terdekat, dan amati banyaknya garis merah yang akan memenuhi tubuhmu. Garis-garis tersebut akan berada di tempat-tempat dimana kau menyayat dan memotongnya ketika kau melakukan pencarian.

Dari garis-garis itu, kau akan selalu merasakan rasa sakit ringan. Namun, apabila disekitarmu ada Holder lain selain The Holder Of The Zeal, garis-garis itu akan terbakar menyakitkan dan memberimu rasa sakit yang tidak tertahankan.

Garis merah itu, adalah Object 168 dari 538, The Brand Of Zealot. Memang terlihat seperti kutukan namun, garis merah itu akan sangat membantu ketika kau hendak melakukan pencarian-pencarian obyek tertentu. Terlebih untuk mengidentifikasi sosok-sosok yang mengaku sebagai Holder.

Baca The Holders Series Lainnya

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "The Holders Series Chapter 168 : The Holder Of Zeal"

Post a Comment