v The Holders Series Chapter 188 : The Holder Of The Blank Canvas | UNSOLVED INDONESIA

The Holders Series Chapter 188 : The Holder Of The Blank Canvas

From theholders.org

Translated By Admin

PETUNJUK UNIVERSAL UNTUK MENEMUKAN THE HOLDER OF THE BLANK CANVAS :

Di beberapa kota, di beberapa negara, akan terdapat rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi tertentu yang akan secara misterius menarik perhatianmu. Jika itu terjadi, jangan sungkan untuk mendatanginya dan masuk. Jangan berbicara kepada siapapun dan simpanlah pikiran-pikiran kepada diri sendiri ketika ada di dalam.

Ketika kau mencapai meja depan, abaikanlah sang resepsionis yang akan menawarimu bantuan. Alih-alih, carilah brosur tentang Bar, Pub, atau klub malam yang ada di sekitar meja. Jika brosur yang bersangkutan tidak ada, maka pergilah dari situ. Pencarianmu sudah gagal dan tidak ada kesempatan bagimu untuk bertemu dengan sang Holder.

Disisi lain, apabila kau melihat brosur tentang Bar, Pub atau klub malam di meja, maka ambillah satu dan bawalah keluar sebelum lanjutkanlah perjalanan ke tempat yang tertera di brosur.

Pergilah ke bar dan duduk di dekat sudut paling gelap. Letakkan brosur di atas meja dan jangan memesan minuman. Tunggu sebentar, maka dua pria akan masuk ke dalam bar. Penampilan mereka akan berbeda untuk setiap Seeker. Meskipun begitu,  Keduanya akan duduk di mejamu tanpa meminta izin terlebih dahulu

Sebelum salah satu dari mereka berbicara, tanyakan kepada mereka, "Siapa di antara kalian yang merupakan Pemegang Kanvas Kosong?" [The Holder Of The Blank Canvas]

PENEMUAN PENTING DALAM PENCARIAN THE HOLDER OF THE BLANK CANVAS :

Seorang seeker tertentu, pernah menyebar satu informasi yang cukup menarik di forum online. Dia menceritakan tentang bagaimana dia, pada dasarnya melakukan perjalanan untuk bertemu The Holder Of The Seal.

Dia mengaku, ketika dia dimintai untuk menata buku, pikirannya tiba-tiba ditarik untuk menyobek satu lembar dari halaman manapun, di buku ke 188.

Setelah dia mendapatkan lembaran buku tersebut, sebuah suara kemudian memintanya untuk membatalkan seluruh pencarian untuk obyek The Holder Of The Seal, dan membawa sobekan kertas itu pergi.

Seeker tertentu tersebut, meyakini bahwa sobekan yang dia ambil dari buku ‘yang nampak seperti novel’ ini, adalah informasi yang sengaja dibocorkan oleh The Holder Of The Blank Canvas kepada dirinya.

Sobekan kertas tersebut berisi sebagai berikut :

*Catatan Admin : untuk konteks, silahkan baca kembali tulisan yang di italic di paragraf-paragraf awal*

LAMPIRAN 1 / SATU LEMBAR SOBEKAN NOVEL DARI PERPUSTAKAAN THE HOLDER OF THE SEAL :

... Brandon Kite sang Seeker, tidak yakin dengan keaslian quest tersebut. Namun tetap saja, pria tua botak berusia enam puluh tahun yang kini berada di depannya, hanya tersenyum saat temannya berjalan pergi.

"Baiklah kalau begitu." Orang tua itu akhirnya berbicara. "Seeker, sebelum kita mulai, izinkanlah aku memperingatkanmu bahwa tidak ada kekuatan untuk diperoleh, atau kebenaran untuk ditemukan ketika kau mendapatkan obyekku.”

Orang tua itu berdiri dan hendak mulai berjalan pergi. "Jika Kau masih bersikeras untuk melanjutkan, tidak ada yang lain selain beban berat yang akan menanti dirimu." Dia melanjutkan. "Ikuti aku jika kau tetap teguh dalam pencarianmu."

Brandon berdiri dan meninggalkan bar bersama lelaki tua itu. Orang tua itu tertatih-tatih dan matanya menunjukkan secercah ketakutan dan keputusasaan. Mereka mengkhianati kengerian yang dia alami.

"Kau dulu seorang Seeker. Aku bisa melihatnya di matamu." Brandon berkata sambil mempercepat langkahnya untuk mengejar. "Ya." datang jawaban orang tua itu. "Namaku adalah Ferdinand Gonzalez, dulu."

"Aku berasumsi Kau, atau temanmu yang tadi adalah 'azrael_lv5' ini di internet?" Brandon bertanya saat mereka berbelok ke gang gelap. Orang tua itu tetap diam. Kedua pria itu berjalan menuju pintu yang digembok, bernoda air dan berlumut.

Ferdinand lalu mengeluarkan kunci tua dari saku rompinya, dan Brandon segera mengenalinya. "Tunggu... itu adalah..." Brandon terkesiap.

"HEI DIAM!" Pria tua itu memotongnya. "Sebelum Kau melangkah melewati pintu ini, ingatlah bahwa aku telah memperingatkanmu. Tidak ada yang lain selain kutukan di balik pintu ini."

Brandon mengangguk dan masuk seorang diri setelah pintu itu dibuka. Saat pintu tertutup kembali di belakang Brandon, lelaki tua itu menghela nafas. "Mengapa yang muda harus begitu bodoh?" Dia berkata sambil menghilang ke dalam bayang-bayang.

Kini, Brandon berada di ruangan gelap. Satu-satunya sumber cahaya adalah lilin kecil di telapak tangan tanpa tubuh yang mengambang. Cahaya berkedip-kedip saat tangan itu berkedut, lagi dan lagi.

Menarik napas dalam-dalam dan mengerahkan kekuatannya, dia mengingat instruksi yang diberikan informannya sebelum dia melakukan perjalanan ini dan mengajukan pertanyaan.

"Apa yang harus Aku lindungi?"

Bisikan kemudian datang dari arah tangan tanpa tubuh itu. Mereka menembus pikiran Brandon dan dia merasa seolah-olah mereka sedang menyelidikinya. Mereka menghakimi dia.

Brandon tidak tau, namun, mereka adalah jiwa para Seeker yang telah gagal. Jika mereka menilai dia najis atau rusak, mereka akan mencabik-cabiknya dan mengambil jiwanya. Saat setiap bisikan mendekat, Brandon dapat melihat gambaran sekilas tentang kehidupan mereka. Prestasi mereka, kemenangan mereka, dan tujuan mereka.

Brandon tahu apa yang harus dia lakukan. Dia kemudian mengumpulkan keberanian dan menguatkan keyakinannya. "Mereka tidak boleh bersatu! Setidaknya satu harus dijauhkan."  Dia terus mengulangi pada dirinya sendiri.

Lalu, Cahaya tiba-tiba meletus di dalam ruangan. Sebuah bola lampu neon telah dinyalakan. Tempat itu tampak seperti semacam gudang, dengan peti-peti yang ditumpuk sampai ke langit-langit. Di sudut jauh adalah seorang gadis muda.

Rambut cokelat panjangnya tersebar di sekitar wajah dan bahunya saat dia menggigil, memegangi kakinya. Brandon bergegas ke sampingnya dan menggendongnya.

Ketika hendak pergi, bisikan bergema di benak Brandon. "Brand." Suara itu memanggilnya, itu adalah suara ayahnya, seorang Seeker yang gagal. "Dia tidak boleh menjadi satu dengan Yang Lain. Lindungi dia. Lari. Karena ke mana pun kau pergi, Mereka akan mengikuti. Teruslah berlari. Selama dia bersamamu, pikiranmu akan kuat, tetapi Mereka akan datang untuknya. Kau harus lari."

Mendobrak kasar dan berlari keluar pintu, Brandon keluar dari tempat itu dan melewati gang menuju lampu neon kota, sambil masih menggendong gadis kecil itu di lengannya.

Meskipun tidak melihat apapun, namun Brandon tau bahwa sesuatu sudah mulai datang mengejarnya. Dia harus lari! Lari dan menyembunyikan gadis ini!

Gadis ini, entah apa perannya di hari-hari gelap yang akan datang.

* Akhir dari Sobekan "Novel" *

Berbagai macam diskusi terus terjadi di forum yang membahas ini. Banyak Seeker yang tergabung dalam forum, meyakini bahwa gadis itu adalah The Blank Canvas dan merupakan obyek 188 dari 538

Tidak ada kejelasan apakah satu sobekan novel dari perpustakaan The Holder Of The Seal ini, menceritakan kejadian asli atau hanya metafora saja. Meskipun begitu, banyak yang percaya bahwa Obyek ke 188 sudah di klaim dan Seeker yang mengklaimnya, Brandon, adalah sosok nyata dan sekarang bersembunyi entah dimana.

Baca The Holders Series Lainnya

Catatan Admin #2 : Yah, chapter kali ini cukup aneh. Untuk pertama kali, kita diperkenalkan dengan seeker aktif lain selain “kau” para reader (chapter-chapter sebelumnya memang sih sudah banyak dijelaskan soal Seeker lain namun, ini pertama kalinya kita mendapatkan nama)

"The Blank Canvas" yang dimaksud disini, mungkin merujuk ke fakta bahwa gadis kecil itu ibarat Kanvas kosong dan siapapun Seeker yang menjaganya sekarang, mampu untuk "melukis" kepribadiannya tergantung dari cara dia mendidik gadis tersebut.

Admin gak tau bakal ada cerita lain dari si Brandon ini atau tidak. Namun nampaknya, bagi "kau" yang menginginkan penyatuan dengan mengumpulkan seluruh obyek, "kau" harus menemukan si Brandon ini untuk mengambil obyek nomor 188

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

3 Responses to "The Holders Series Chapter 188 : The Holder Of The Blank Canvas"

  1. Damn, ngebaca cerita ini ntah kenapa jadi tertarik iseng-iseng nyoba nyari objeknya meski udah tahu kalau ini cerita fiksi.
    Tapi gua masih sayang nyawa (kalau ceritanya beneran) + takut dikira gila beneran sama pegawai RSJ (kalau ceritanya fiksi)

    ReplyDelete
    Replies
    1. dilema kan..misal niat nyari, kalau obyek-obyeknya asli, pasti bakal celaka. disisi lain, kalau obyeknya benar-benar fiksi, nanti datang ke RSJ dikira mau daftar jadi penghuni..

      Delete
  2. Demi apapun di dunia, "Mereka" yang di maksud itu adalah, sekumpulan makhluk, para manusia, para para lain nya, yang sudah terlebih tau tentang "Obyek", ayolah.. siapa yang masih mempunyai hati Nurani untuk membantu Brandon, bahkan Thomas saja tidak bisa membantu nya

    ReplyDelete