v The Holders Series Chapter 162 : The Holder Of Sickness | UNSOLVED INDONESIA

The Holders Series Chapter 162 : The Holder Of Sickness

From theholders.org

Translated By Admin

Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah sakit mana pun yang bisa kau datangi. Pergilah ke meja depan dan mintalah untuk mengunjungi "Pemegang Penyakit” [The Holder Of Sickness]

Mendengar permintaanmu, sang pegawai akan bergidik dan mulai berkeringat deras. Dia kemudian akan terlihat ingin muntah dan mulai mencakar-cakar kulitnya sendiri.

Setelah mencoba menenangkan diri, dia akan membawamu menyusuri lorong putih yang panjang. Seiring perjalanan kalian, kau akan mulai merasakan sakit dan akan merasa semakin tidak nyaman.

Berjalan semakin jauh mengikuti pegawai yang memandumu, tubuhmu akan mulai tidak bisa diajak kompromi lagi. Diawali dengan demam, akan berubah menjadi mimisan, mata akan berkabut dan flu yang tiada henti.

Di suatu titik, Kau akan mulai muntah-muntah dan mengotori dirimu sendiri. Di titik itu, hal yang sangat ingin kau lakukan hanyalah berbaring dengan pakaian kotormu dan istirahat dimanapun. Tidak peduli seburuk apa tempatnya.

Lawanlah perasaan ini karena apabila kau tertinggal di belakang sang pegawai yang memandumu, maka sudah tidak mungkin untuk kembali ataupun melanjutkan perjalananmu. Kau akan selamanya tersesat di lorong ini dan pada akhirnya tidak ada yang bisa kau lakukan selain menunggu ajalmu tiba.

Di ujung lorong, sang pegawai akan secara tiba-tiba berhenti dan menoleh kepadamu tanpa berucap apapun. Wajahnya akan tertutup luka membusuk, dan dia akan mengalami kejang hebat sebelum kemudian tak sadarkan diri.

Kau akan ditinggalkan ketika dua atau lebih sosok, datang dan menjemputnya meninggalkanmu. Sosok-sosok tersebut adalah perawat tanpa wajah, yang kegiatan mereka sekarang, tidak perlu kau ketahui.

Kau akan ditinggalkan di depan sebuah pintu beci kecil yang polos, dengan genangan darah nampak mengalir keluar dari celah pintunya. Ketika pintu itu terbuka dengan sendirinya, akan terungkap sebuah lorong putih yang sama persis seperti yang kau lewati untuk mencapai kesini.

Langkahkanlah kakimu memasuki lorong tersebut. Jangan terintimidasi oleh panjangnya yang terlihat tidak berujung karena, itu mungkin adalah satu-satunya jalan keluar dari tempat ini.

Saat Kau berjalan menyusuri lorong panjang tersebut, kau akan melewati berbagai pintu terbuka yang menampilkan suasana kamar bedah. Di dalam ruangan-ruangan itu, akan terdapat perawat dan dokter dengan wajah pucat, berkerut dan tanpa mata melakukan pembedahan untuk memutilasi pasien yang mungkin dulunya manusia tetapi sekarang hampir tidak mirip dengan mereka.

Para pasien, akan berteriak ketika tubuh mereka dibelah berkeping-keping, dan terjebak dalam gumpalan rumit yang nampak membusuk di meja operasi. Teriakan mereka, akan sangat keras dan menyakitkan sehingga meskipun kau berpaling, gambaran-gambaran atas apa yang terjadi kepada mereka akan tetap berbekas di pikiranmu.

Abaikanlah ruangan-ruangan itu dan janganlah melihat terlalu lama. Disuatu titik, kau mungkin akan melihat sebuah ruangan tanpa pasien dimana sang dokter dan asisten sedang menunggu. Apabila kau secara sengaja ataupun tidak sengaja melakukan kontak mata dengan penghuni ruangan-ruangan tanpa pasien itu, kau mungkin akan ditangkap dan dibedah karena kau dikira sebagai paseian yang “dijanjikan” kepada mereka.

Jika Kau berhasil mencapai ujung lorong tanpa menjadi gila atau menjadi salah satu pasien, Kau akan mencapai sebuah pintu logam kecil lainnya. Namun berbeda dengan sebelumnya, yang satu akan ini dilapisi dengan darah cokelat tua dan jeroan yang dihiaskan di depannya.

Bukalah pintu itu dan kau akan menemukan sebuah ruangan kecil bersih dan terang yang berbau anestesi, desinfektan, dan darah yang sudah lama. Satu-satunya suara yang terdengar selain detak jantungmu adalah dengungan lampu neon, yang cukup membuat beberapa orang gila.

Di tengah ruangan, akan terdapat meja operasi modern dengan berbagai macam peralatan medis. Di meja operasi tersebut, tengah diikat erat-erat, akan berbaring seorang anak berkulit pucat. Mata biru cerahnya menatap cahaya lampu dengan ketakutan.

Melihat kedatanganmu, dia akan menangis dengan sedih dan memohon padamu untuk membantunya melarikan diri. Kau harus menahan keinginan untuk mengasihani dia, karena jika kau melakukannya, dia akan menipumu dengan pengkhianatan yang sangat keji dan pada akhirnya malah akan mengorbankan nyawamu untuk diberikan kepada sang dokter agar dia bisa bebas seorang diri.

Tanpa menunjukkan niat untuk membantu, tanyakanlah satu pertanyaan kepadanya. “Kenapa kau ada disini?”. Mendengar pertanyaanmu, Anak itu akan mengejang dalam kesengsaraan dan mulai menangis lebih menyedihkan dari sebelumnya.

Kau sekarang harus mencari tau untuk apa kau datang. Ambil pisau bedah dan lakukanlah pembedahan kepada anak tersebut. Jika kau, secara kebetulan adalah ahli bedah, maka kau boleh untuk melakukan prosedur pembedahan yang benar.

Namun, jika kau adalah orang yang tidak tau menau soal medis sama sekali, maka janganlah risau. Potong di mana pun kau mau, karena Objek yang kau cari ada di suatu tempat di dalam tubuh anak ini.

Dalam operasi yang kau lakukan, anak tersebut akan sepenuhnya sadar dan jeritan kesakitannya, akan bergema melalui ruangan kecil itu dengan sangat keras sehingga mungkin akan mulai membangunkan rasa iba di dalam dirimu, tidak peduli sekeras apapun hatimu.

Abaikanlah dan tahan perasaan itu. Alih-alih, bekerjalah dengan cepat!

Bedahlah menembus tulang, potonglah organ dan angkatlah lapisan mukosa dan jeroan untuk mencari Object ini. Semakin lama kau membedahnya, kau mungkin akan mulai merasakan kepanikan. Disuatu titik, sosok yang kau bedah akan terlihat seperti sosok-sosok yang kau kenal. Sahabat, saudara, teman dekat, bahkan mungkin kekasih.

Janganlah berhenti meskipun suara-suara yang familiar akan memohon agar kau menyudahi kegiatanmu. Anak kecil tersebut, akan menggunakan suara-suara dari orang yang kau sayangi untuk mempengaruhimu.

Cari setiap inci. Peras setiap isi dari ususnya, iris otaknya dan telusuri setiap celah. Rasakan jalanmu melalui setiap lapisan ototnya dan putar setiap organ dalam ke luar sampai kau menemukan benda lunak seperti telur yang seukuran bola mata.

Kelupas membran dengan hati-hati untuk mengungkapkan tumor hitam kecil, yang ditutupi dengan nanah putih dan kuning yang berbau mengerikan, berdenyut dan menyemprotkan segala macam cairan busuk.

Hilangkan selaputnya dan berhati-hatilah untuk meletakkan tumor di suatu tempat di mana ia tidak akan pernah disentuh dengan tangan kosong atau baunya terhirup.

Tumor ini adalah Objek 162 dari 538.

Hati-hati, obyek ini memiliki kecerdasan sampai tingkat tertentu. Jika kau berniat menyimpannya, karantina di kotak tertutup dan jangan sampai lepas.

Baca The Holders Series Lainnya

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "The Holders Series Chapter 162 : The Holder Of Sickness"

Post a Comment