v [The Holder Of Deliverence] Part 1 : Air dan Salju | UNSOLVED INDONESIA

[The Holder Of Deliverence] Part 1 : Air dan Salju

Bagian Pertama dari Cerita The Holder Of Deliverance

Salju turun di Manhattan.

Itu jatuh dalam gumpalan bola kapas besar, melapisi jalanan dengan lembut. Orang-orang sibuk ke sana kemari, seperti biasa, tetapi tidak ada yang saling memandang, tidak ada yang berbicara. Mereka terlalu sibuk dengan kehidupan mereka sendiri untuk saling menyapa di kota yang dingin ini.

Ada apa dengan New York yang membuatnya begitu sepi? Mungkin itu salah satu efek samping dari musim dingin yang datang terlalu awal, atau karena—sebagai ibu kota bisnis negara—tidak ada seorang pun di sini yang punya waktu untuk saling berhubungan. Atau mungkin hanya karena aku pindah ke sini dari Midwest, di mana disana, semua orang sepertinya saling mengenal. Di sini, aku jarang berbicara dengan siapa pun.

Dari apartemenku, aku dapat melihat orang-orang berlalu lalang sesuka hati. Jalanan dikota manapun sama saja ; membosankan. Hari ini, meskipun suasana tetap kelabu, lapisan salju yang putih menyamarkannya.

Hari ini, aku bertemu dengan sosok yang sangat cantik. Orang mungkin salah mengira dia sebagai manekin karena betapa pucatnya dia. Rambutnya sangat panjang dan putih bersih, dan dia mengenakan jubah panjang seperti kimono putih Jepang di sekelilingnya. Cara salju Oktober yang dingin turun di atas sosoknya, membuatnya tampak menghantui. Yap, dia seperti hantu.

Aku baru saja kembali dari membeli bahan makanan ketika aku melihatnya berdiri di jalanan, dengan berpakaian sangat tipis dalam cuaca yang sangat dingin ini. Dia melihat sekeliling dengan rasa ingin tahu, seolah-olah dia tersesat, tetapi wajahnya benar-benar kosong. Kulitnya putih lembut dan bercahaya, seperti salju. Kulit di sekitar matanya jauh lebih gelap, abu-abu atau hitam. Seolah-olah seseorang telah meninjunya tepat di mata dan memberikan lebam disana.

Meski begitu, dia tetap terlihat cantik.

Berbicara dengan orang lain biasanya membuatku gugup, tapi... Hari ini berbeda. Mengawali hari dengan sempurna, kepercayaan diriku sedang tinggi. Ini adalah hari yang sangat jarang dimana aku mendapat tip yang lumayan dari kafe tempatku bekerja. Selebihnya; lalu lintas sedang bagus, dan sejauh yang aku ingat, stasiun radio secar terus menerus memutar lagi favoritku semenjak pagi.

Itulah kenapa, aku pada akhirnya menyapa sosok asing itu tanpa berpikir.

"Permisi," aku menepuk pundaknya, mencoba meminta perhatiannya. "Apakah kau kedinginan? Aku bisa meminjamkanmu jaket dan syalku.”

Aku mengulurkan syalku, tersenyum seperti orang dungu. Dalam suasana canggung, mata dan wajahnya menoleh ke diriku, tapi dia tidak menjawab. Ekspresinya tetap sama datar.

Ketika di dalam sorot matanya aku tidak bisa melihat apapun, senyum mulai lepas dari wajahku.

Dia mengalihkan pandangannya dariku, hanya sedikit menggeser posenya seolah-olah mengabaikan tawaran baik yang barus aja aku berikan. Aku sempat mencoba untuk mengatakan sesuatu—permintaan maaf mungkin—tetapi ada perasaan yang menghambat suara keluar dari mulutku.

Pada akhirnya, aku menurunkan bahuku dan berpaling darinya, melirik ke belakang untuk terakhir kalinya sebelum kemudian meninggalkannya.

Sosok itu kemudian hilang, seolah-olah dia tidak pernah ada disana. Aku hampir menjatuhkan tasku karena kaget, dan melihat sekeliling dengan liar. Mungkin dia baru saja menyelinap di tikungan ke sebuah gang atau semacamnya, pikirku.

Jika itu belum cukup, aku melihat sesuatu yang tidak biasa. Tepat di tempat dia berdiri, ada sesuatu yang tergores. Sulit dibaca, karena berada di bagian luar aspal. Meskipun begitu, ketika aku mendekat dan menelusuri garis dengan hati-hati, jantungku hampir copot.

Itu adalah pesan, yang bertuliskan : "SELAMATKAN AKU"

.

.

Catatan Translator/Admin : Silahkan lanjut ke part lain dengan menggunakan tombol NEXT/PREV dibawah.

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to " [The Holder Of Deliverence] Part 1 : Air dan Salju"

Post a Comment