v The Finding Father Chapter 5 : Oil | UNSOLVED INDONESIA

The Finding Father Chapter 5 : Oil

Bagian Kelima dari Serial Finding Father

Aku tiba di daerah itu larut malam setelah perjalanan jauh. Aku sebenarnya sempat mempertimbangkan untuk menunggu sampai hari berikutnya untuk mengunjungi Thomas Reel, tetapi aku pada akhirnya memutuskan untuk datang malam itu juga.

Rumahnya sendiri berada di jalan tanah, sekitar sepuluh kilometer dari kota. Ketika aku sudah berada di depan pintu rumahnya, aku langsung membunyikan bel. Pintu terbuka untuk memperlihatkan seorang pria yang tidak lebih tua dari Todd. Melihat kedatanganku di jam tidak biasa, dia bertanya apa mauku dengan sedikit ketus.

Aku mengatakan kepadanya bahwa aku dikirim oleh Derrick Todd. Dia melihatku sebentar, sebelum mengatakan bahwa sekarang bukan waktu yang tepat. Karena aku tidak mau harus kembali besok, aku mengatakan kepadanya bahwa tidak akan ada waktu lain.

Dengan pertimbangan yang nampaknya tidak dia sukai, dia pada akhirnya membiarkanku masuk.

.

Hal pertama yang aku perhatikan di ruang tamunya adalah senapan rifle yang bertengger di atas meja. Thomas kemudian menyelempangkan tali senapan itu ke bahunya dan mempersilahkanku duduk

"Jadi, kau siapa?" tanyanya. aku menjelaskan tentang siapa ayahku dan siapa diriku. dia diam sebentar, memperhatikanku dari atas sampai bawah.

Dia memberi tahuku bahwa aku adalah orang paling beruntung karena masih hidup, atau yang paling tidak beruntung. Dia mengatakan kepadaku untuk menyelesaikan alasanku kesini dengan cepat, itulah kenapa aku melakukannya.

Aku bertanya kepadanya tentang siapa yang mengejar Roger Betham, dan apa yang lebih buruk dari Holders. Kulihat raut gugup langsung menghinggapi wajahnya.

"Sial," katanya padaku. "Kau benar-benar yang paling sial."

Dia kemudian beranjak dari duduknya. Dia terus melihat ke luar jendela, lalu memeriksa ruang lain tanpa menjelaskan apapun. Aku yang menunggu jawaban pertanyaanku tak kunjung datang, hanya bisa menatapnya dan mengikutinya kesana-kemari.

Ketika aku menanyakan apa yang dia lakukan, atau apa yang dia cari, dia mengatakan kepadaku bahwa “... ini membuatku was-was. Karena mereka biasa datang tak diundang, atau tidak datang sama sekali. Itulah kenapa mereka lebih buruk dari para Holder.”

Aku bertanya kepadanya apa yang dia maksud. Dia pasti melihat sesuatu di mataku karena dia kemudian mengutuk pelan dan duduk. "Aku akan memberimu versi cepatnya," katanya padaku. "Pernahkah kamu mendengar tentang B-"

KRIEEEEET.

Ucapannya terpotong oleh suara melengking. Seperti kuku yang digoreskan di papan tulis tapi lebih buruk, dan jauh lebih keras. Itu cukup keras sehingga aku harus menutup telingaku, cukup membuat mataku mulai berair.

Thomas, dia nampak tidak setakut aku, karena dia kemudian langsung melepaskan pengaman dari senjatanya, dan menodongkan moncong senjatanya ke segala arah.

Lampu rumah berkedip sekali atau dua kali. Aku tidak tahu bagaimana aku mendengarnya dengan semua pekikan, tetapi aku mendengar sesuatu yang jatuh. Sesuatu itu mendarat di tengah meja.

Thomas rupanya tidak menyadarinya, dan hanya aku. Karena aku belum bisa mengidentifikasi benda apa itu, aku pun melihat lebih dekat. Itu semacam cairan hitam. Tebal dan lengket. Hampir seketika tetesan lain menetes ke tempat yang sama, lagi dan lagi. Pada titik ini Thomas sudah menyadarinya dan langsung menarikku pergi, tepat saat aku mulai melihat ke atas.

Retakan besar dari cairan hitam nampak terbentuk di langit-langit, saat genangan cairan merembes keluar. Semakin banyak yang menetes, sampai meja itu sendiri tertutup seluruhnya. Kemudian sebuah lengan terulur dari cairan di atas meja. Jika aku bisa berteriak, aku mungkin akan melakukannya. Tangan itu mencengkeram ujung meja dan mulai menarik sisa badannya keluar.

Pertama lengan, lalu batang tubuh, kepala, dan kemudian lengan lainnya. Berat makhluk itu kemudian menggulingkan meja, tapi itu tidak menghentikannya. Sosok mulai merangkak keluar dari meja sampai benar-benar lolos seutuhnya. Dia kemudian berdiri. Dia benar-benar tertutup cairan hitam, tetapi memiliki struktur manusia.

Di mana seharusnya wajahnya berada, tidak ada fitur, tapi dia bergerak seolah-olah sedang melihat sekelilingnya. Tatapannya tertuju pada Thomas yang tampak shock. Tanpa peringatan apa pun, makhluk itu melompat ke arahnya, tetapi Thomas berhasil menembak sebelum makhluk itu sampai padanya. Dibutuhkan beberapa tembakan ke dadanya sampai makhluk itu benar-benar berhenti bergerak. Setelah 10 kali terdengar suara tembakan, makhluk itu baru terjatuh ke lantai.

Thomas dengan secepat yang dia bisa mencoba mereload senjatanya. Aku hanya bisa diam dibelakang Thomas ketika makhluk itu merangkak mencoba mendekati kita berdua.

Setelah senapannya kembali terisi, dia melayangkan tiga tembakan lagi ke kepala makhluk itu sebelum kemudian pergerakannya berhenti sepenuhnya. Keheningan kembali, meski tidak bertahan lama.

Thomas kemudian menyuruhku untuk turun ke ruang bawah tanah, dan beberapa detik kemudian dia mengikutiku turun. “Bedebah yang menyebalkan.” dia berkata pada dirinya sendiri, setelah mengunci pintu lantai atas.

Kami mengambil beberapa menit untuk mendapatkan kembali napas kami. Dia kemudian bertanya apakah aku masih ingin tahu. Aku tertawa, hanya untuk memecah ketegangan. Aku menyuruhnya untuk melanjutkan. Dia bertanya apakah aku pernah mendengar tentang "Bank Theory"

Aku mengangguk, mengkonfirmasi bahwa aku pernah mempelajarinya.

Bank Theory adalah sebuah diskusi yang pernah diposting di halaman web diskusi para Seeker. Itu menyamakan hidup kita dengan bank. Bahwa Object adalah barang-barang di vault atau ruang penyimpanan, Holder adalah penjaga Bank, dan kami Seeker adalah perampok.

Thomas kemudian menjelasakan secara sederhanya bahwa menurutnya, bedebah yang berbaring di ruang tamunya, adalah Polisi yang ingin mengambil kembali “perhiasan” yang kita rampok. Tentu ini hanya spekulasi, namun begitulah Thomas memandang semuanya.

"Maksudmu, makhluk itu mengincar obyek?" tanyaku.

"Tidak semua, hanya obyek yang ditandai, kau tau, seperti asuransi." balasnya. Mendengar penjelasannya, fakta bahwa makhuk itu kesini, berarti Thomas memiliki obyek yang mereka inginkan. 

Aku memintanya menjelaskan lebih lanjut tentang makhluk itu, namun dia hanya terkekeh dan berkata bahwa "sejauh yang kita tahu, mereka bisa saja alien dari Mars" ujarnya bercanda.

Aku lantas bertanya bagaimana dia tahu makluk itu akan datang untuknya malam ini, dan bagaimana cara mengetahui Obyek yang "ditandai". Dia kemudian mengatakan bahwa dia mendapat email dari seseorang, memperingatkan bahwa obyek yang dimilikinya adalah obyek "panas'.

Ah. Aku terdiam, tak bisa bergerak. Bukan karena ucapannya, tapi karena sesuatu yang lain.

Aku seharusnya memperingatkannya, aku seharusnya mengatakan sesuatu, melakukan sesuatu. Tapi aku tidak bisa. Yang bisa aku lakukan hanyalah melihat ketika tetesan kecil cairan berwarna hitam menuruni dinding tempat dia bersandar. Tidak ada suara kali ini, atau jika ada, aku tidak mendengarnya.

Thomas berhenti bicara dan menatapku. Dia hendak mengatakan sesuatu ketika kemudian tragedi terjadi.

STAB!

“ARGGH!” itu adalah rintihan terakhir yang kau dengar darinya ketika sebuah tangan, berlumuran minyak hitam, menembus dadanya. Dia menatapku dan merintih sebelum kemudian cahaya kehidupan lenyap dari sorot matanya.

”Fuck!”

Ketika aku kembali bisa menggerakan tubuhku, aku langsung berlari menaiki tangga dan pergi ke ruang tamu. Diatas, ku lihat sosok serupa menghalangiku. Entah itu sosok yang sama yang membunuh Thomas, atau berbeda, aku tidak tau lagi.

Aku terdiam ketika melihatnya, namun nampaknya, dia tidak tertarik padaku. Dia kini berada di samping meja, tengah terfokus kepada wadah kaca di atas meja kopi. Dalam wadah itu, ada sepasang kancing manset. Mungkin itu adalah Obyek yang dia cari.

Mengetahui dia tidak mengincarku, aku langsung kabur mendekati pintu keluar. Sosok itu hanya menoleh, namun tidak mengejar.

.

.

.

Aku pulang keesokan harinya, karena aku tidak punya petunjuk lagi. Aku tidak tahu ke mana harus pergi, atau bahkan jika makhluk itu akan mengikutiku. Kupikir mungkin lebih baik menyingkirkan Object-ku, tapi mengingat kembali ayahku, aku mengurungkan niat itu. Aku hanya menyimpanya di ruangan yang berbeda dan secara rutin mengecek rumah memastikan makhluk itu tidak datang.

Aku mulai berharap, bahwa aku bertanya lebih  kepada Thomas Reed. Jika aku mendapat informasi tentang siapa yang mengiriminya email, mungkin aku akan tahu ke mana harus pergi.

Tapi, semua sudah terlambat sekarang. Dia sudah mati dan segala pemikiran seperti meretas komputernya adalah hal yang bodoh. Rumahnya sekarang adalah TKP pembunuhan dan aku tidak sudi kembali kesana lagi.

Entah kebetulan yang aneh, nampaknya perjalananku ini belum berakhir.

Begitu sampai di rumah, aku menemukan sebuah surat melalui pos. Aku memeriksa namanya dan terbaca Derrick Todd. Itu nampak seperti surat biasa, namun ada beberapa huruf yang di highlight. Highlight itu sangat samar dan perlu waktu beberapa waktu bagiku untuk menyadarinya.

Ketika huruf-huruf itu disatukan, inilah kalimat yang aku dapatkan : t, h, e, y, a, c, t, u, a, l, l, y, a, r, e, t, r, y, i, n, g, t, o, k, e, e, p, u, s, b, e, t, t, e, r, b, u, t, i, t, s, t, o, o, l, a, t, e, E, n, d.

“Mereka sebenarnya berusaha membuat kita lebih baik, tetapi semua sudah terlambat, End.”

Awalnya aku bingung mengapa Todd mengirimi aku pesan berkode seperti itu alih-alih memberi tahuku secara langsung. Lebih aneh lagi mengapa hanya huruf “E” yang dikapitalisasi.

Tapi kemudian, aku menyadari bahwa itu bukan pesan darinya. Itu dari Ayahku. Pasalnya, tulisan tangannya mirip dengan tulisan tangan Ayahku setelah aku mencocokannya. Mungkin ini adalah sandi yang dikirim ayahku untuk Todd dan Todd mengirimkannya padaku, tapi aku tidak tau pasti.

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "The Finding Father Chapter 5 : Oil"

Post a Comment