v The Finding Father Chapter 4 : Solitaire | UNSOLVED INDONESIA

The Finding Father Chapter 4 : Solitaire

Bagian Keempat dari Serial Finding Father

Aku membunyikan bel pintu rumah Todd sekitar pukul delapan malam itu. Saat itu sedang turun salju. Tak lama menunggu, pintu depan terbuka dan seorang pria melangkah keluar. Aku mengatakan bahwa aku mencari Derrick Todd.

Dia memberi tahu bahwa dialah orang itu, jadi aku langsung memberi tahu dia bahwa dia mengenal ayahku. Dia kemudian mempersilahkan aku masuk.

Kami duduk di ruang tamu, dan dia berkata bahwa aku sudah besar. Aku mengiyakan dan hanya menganggap perkataan itu sebagai basa-basi orang tua. Setelahnya, dia tidak mengatakan apa-apa. Kami duduk dalam diam untuk beberapa saat.

Setelah kecanggungan, dia bertanya apa yang bisa dia lakukan untukku, dan aku langsung menjelaskan tujuanku kesana.

Dia tampak tidak terkejut dengan apa pun yang aku katakan, bahkan ketika aku menyinggung  kunjunganku ke Roger Betham. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia telah mendengar tentang kematian Betham dari tempat dia dirawat.

Namun alih-alih emosi atau takut, dia malah memberi tahuku bahwa aku sebenarnya telah menyelamatkan Betham.  "Dari siapa?" Aku bertanya. Dia mengatakan kepadaku bahwa itu adalah "Apa, dan bukan siapa." Dia tampak agak terganggu tentang ini,

"Jadi, apa kau mengambil obyek milik Betham?" tanyanya. Aku mengerutkan dahi, rupanya si pak tua itu memang punya obyek? batinku.

"Tidak." Aku membalas.

Dia hanya mengangguk, nampak tidak tertarik untuk melanjutkan topik ini, aku juga sama.

Aku kemudian mengalihkan topik ke hal lain. Aku bertanya tentang permainan poker yang dia dan ayahku sering lakukan. "Yah, sebenarnya kami tidak pernah bermain poker, jika itu yang kamu tanyakan," katanya sambil tertawa.

Dia kemudian menjelaskan tentang bagaimana dia dan ayahku sebenarnya sibuk meneliti obyek. Mereka akan sering melakukan “uji coba” terhadap obyek. Mereka akan melakukan apa saja untuk mencoba mendapatkan lebih banyak informasi. Yang mereka pelajari adalah bahwa Obyek itu tidak dapat dihancurkan, dan tidak peduli bagaimana mereka memotong atau membakarnya, begitu mereka mengalihkan pandangan darinya, obyek itu akan kembali seperti semula.

Dia mengatakan kepadaku bahwa mereka pernah bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika mereka membakar obyek dan salah satu dari mereka menelan abunya, tapi mereka kemudian mengurungkan niat ini atas dasar takut.

Aku diam dan mencoba mencerna seluruh penjelasannya.

Todd nampaknya tau kebimbangan dari raut wajahku. Dia bertanya apakah aku ingin minum, tetapi aku menggeleng dan malah membuka topik tentang AG Industries. Dia hanya tertawa dan berkata bahwa "kau penuh dengan pertanyaan-" tetapi menambahkan dengan pelan - "sama seperti ayahmu."

Dia menghela nafas dan memposisikan dirinya lebih nyaman di sofa.

"Kau tau, dunia ini jauh lebih sederhana ketika kita hanya mengetahui tentang Holder dan Seeker. Sayangnya, semakin kita mencari tau, semakin banyak pula yang harus kita takuti.” jelasnya.

“Kau harusnya tau arah perjalananmu ini, karena Jawaban yang kau cari mungkin lebih menakutkan daripada yang bisa dibayangkan siapa pun." Dia melanjutkan. “Tapi yah.. memang seperti inilah dunia yang kita tinggali.”

Aku diam mendengarkan.

Dia kemudian mengatakan kepadaku bahwa dia tahu sangat sedikit tentang perusahaan itu, kecuali bahwa perusahaan itu sudah ada lebih lama dari yang diperkirakan orang.

Aku bertanya kepadanya apa artinya “keeping us better.” dari slogan mereka dan dia hanya mengangkat bahu. Todd bahkan meminta maaf karena tidak memiliki banyak informasi. Meskipun, dia kemudian mengatakan kepadaku bahwa dia tahu ke mana aku bisa pergi selanjutnya.

Dia mengatakan kepadaku bahwa itu jauh, tetapi sepadan dengan perjalanannya. Seorang pria bernama Thomas Reel, yang tinggal jauh di selatan. Cukup jauh sehingga aku harus naik pesawat. Dia mengatakan bahwa apa yang tidak bisa dia jawab, mungkin akan bisa dijawab oleh Thomas Reel.

Dia kemudian tertawa dan memberi tahuku bahwa aku mungkin akan memiliki lebih banyak pertanyaan pada akhirnya. Aku berterima kasih padanya dan bangkit.

Sayangnya, sebelum sempat aku pergi, dia menghentikan aku, dan pergi ke ruangan lain. dia lalu keluar membawa sebuah kotak terkunci. “Aku cukup yakin ayahmu ingin kau memilikinya." dari bentuknya, itu adalah Obyek.

Aku bertanya kepadanya mengapa dia memberikan benda ini kepadaku. Dia menjelaskan bahwa dia tidak pernah membuka kotak itu sehingga secara teknis itu bukan miliknya, dan karena dia tidak pernah memilik obyek lain, dia tidak pernah menganggap dirinya sebagai seorang Seeker.

"Ayahmu memberikan obyek ini kepadaku, dan itu miliknya. Karena kau adalah anaknya, ini seharusnya menjadi milikmu.” Jelasnya. Aku pada akhirnya menerimanya. Entah kotak atau sesuatu didalamnya, yang merupakan Obyek. Yang jelas, ini terkunci.

Karena sudah tidak ada lagi yang bisa aku lakukan disini, aku pun izin pamit.

.

.

Saat aku melangkah keluar dari rumah, aku melihat kembali padanya untuk terakhir kali. Dia nampak duduk di sofa sambil menatap kosong ke suatu titik. Raut wajahnya nampak penuh penyesalan.

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "The Finding Father Chapter 4 : Solitaire"

Post a Comment