v The Balance Saga 14 : Everything Balanced [END] | UNSOLVED INDONESIA

The Balance Saga 14 : Everything Balanced [END]

 The Balance Saga

Diambil dari theholders.org

Ini adalah bagian final dari serial The Balance Saga

.

“Aku sangat menghormatimu, Balance, jika aku tahu apa yang kau lakukan, aku pasti akan berada di sana untuk membantu mu dalam waktu kurang dari satu detik,” kata Devaide kepada Balance, tidak lebih dari sesaat setelah memasuki benteng Legion.

Balance tersenyum padanya, keduanya tahu Legion tidak akan pernah mengizinkannya. Legion sangat mirip dengan kakak laki-laki Devaide. Faktanya, ketiga sahabat yang dulunya bersatu karena cinta satu sama lain, kini kembali terikat.

Tubuh Devaide untuk masa ini, sementara, dikendalikan oleh Doom. Balance senang, ketika dia tidak lagi merasakan makhluk penuh dendam, yang dihasilkan oleh kebusukan dan kesendirian selama beberapa dekade. Doom yang dia lihat ketika dia memasuki domain Holder, sudah sepenuhnya tergantikan.

Sebaliknya, dia menemukan Victor, seorang anak laki-laki berusia delapan belas tahun yang memiliki semangat lebih dari yang dia miliki selama ribuan tahun.

,

Dallas melanjutkan untuk menemui sang pemilik benteng. Dia terus berjalan sembari mengamati interior menyedihkan yang menghiasi kastil, yang hampir tanpa variasi warna ini.

Dia sempat bertanya-tanya, apakah Legion pernah ingin mendekorasi ulang. Dia juga memperhatikan bahwa batu di sini dan batu di The Tower memiliki tekstur yang sama, walaupun, warnanya berbeda.

Dallas terus berjalan, sampai dia menemukan Legion tengah berada di sebuah balkon di ruang “singgasana” nya.

.

“Jadi, kau selamat?” itu adalah ucapan sambutan Legion kepada Dallas.

Dallas tidak menyadari sebelumnya, tapi jika diingat lagi, dia tidak pernah melihat Legion dalam pakaian santai. Orang itu, akan selalu terlihat memakai baju zirah. Bahkan, di tahun-tahun ketika Yochanan dan Balance berada di sini, Legion selalu terlihat seperti dalam siaga perang.

Namun kali ini, tampilannya berbeda. Dia memakai pakaian yang lebih santai. Well, tidak santai “sekali”, karena dia kini berada didalam setelan jas hitam. Rambutnya ditutupi topi yang bagus; sepatunya terikat dan dia hanya mempunyai satu cincin di tangan kanannya. Jari tengahnya menanggungnya dengan baik. Bahkan jika hanya dari melihat sekilas, Balance tau bahwa cincin itu bukanlah Obyek.

“Ya, Legion,” kata Balance sambil mengulurkan tangannya. Legion menerima jabat tangan dan mengguncangnya. Gerakannya formal, sangat… manusiawi.

“Mau kemana?" Balance bertanya, Balance merujuk kepada pakaian ’formal’ nya.

“Menghadiri Pernikahan.”

Balance tertawa kecil,  “Siapa yang kau kenal yang akan menikah?”

Giliran Legion yang tersenyum, “Kau harus tau, bahwa dalam keabadian yang aku jalani, aku tidak hanya mencari obyek. Aku punya kehidupan sosial juga. Aku nampaknya juga harus berterima kasih, karena semenjak kau ‘menetralkan’ pikiranku, aku lebih mudah berpikir.”

“Jangan berterima kasih padaku, itu sudah tugasku.”

“Tidak, Balance, kau bisa saja menipuku, melakukan hal yang lebih buruk kepadaku. Namun kau tidak melakukannya. Kau malah menjadikanku lebih baik dari diriku yang dulu. Kau adalah orang baik; jangan lupa itu, kemanapun kau pergi.”

.

.

“Kau mau kemana?” tanya Devaide di aula depan, ketika Legion tengah mengantarkan Balance menuju pintu.

“Balance harus pergi. Dia hanya kemari untuk mengucapkan selamat tinggal” Jelas Legion kepada Devaide.

“Ya, benar.”

“Tapi, kau akan sering berkunjung kan?” Devaide tampak sedih.

”Devaide, walaupun aku tidak disini, kau akan selalu merasakan kehadiranku bersamamu. Ya, ini mungkin terakhir kali kita bertemu, tapi mungkin juga tidak. Masa depan adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi oleh siapa pun.” Jelas Balance.

Devaide hanya diam.

“Balance hanya akan datang ketika ketidak seimbangan terjadi. Dia itu seperti pahlawan kesiangan. Jika dunia seimbang, dia akan bersembunyi” ujar Legion,  yang mengakibatkan dahi Balance berkerut. Oke, itu adalah analogi yang tidak keren.

“Tapi bagaimana dengan orang-orang yang pikirannya dipengaruhi Essum? Mereka belum sembuh dan pasti ada jutaan di mana-mana!” balas Devaide.

Devaide memelas, mencoba menemukan cara untuk membuat Balance tetap tinggal. Dia terdengar seperti anak berusia enam tahun yang berusaha meyakinkan ibunya untuk tidak meninggalkannya bersama neneknya di akhir pekan.

Yah, ada alasan kenapa Balance menolak untuk membantu orang-orang itu. Dia bukanlah pembela kebenaran, dia adalah penyeimbang. Sejauh yang Balance ketahui, timbangan kini berada di titik tengah, dan dia tidak bisa mengambil resiko yang bisa mengakibatkannya condong lebih berat ke satu sisi.

Balance tau, secara ilahi, bahwa semua akan baik baik saja untuk sekarang, bahkan jika dia tidak membantu.

.

 

“Devaide, tidak, Victor, Michael, kalian akan dirindukan. Aku berhutang pada kalian lebih dari yang kalian tahu, tanpa kalian; Aku tidak bisa melakukan setengah dari apa yang telah kulakukan.” ujar Balance.

Devaide mengangguk, lalu Balance kembali ke Legion.

“Kau awasi dia, kau jaga dia dengan baik.”

“Bahkan jika nasib kita tidak terikat, aku akan tetap melakukannya,” adalah jawabannya.

.

Balance mengangguk padanya, dan berbalik untuk pergi, namun jubahnya menolak dan menahannya. Sebelum dia bisa berbuat apa-apa, Legion menyuruhnya menunggu sebentar.

Dia kemudian merogoh sakunya dan memberikan sebuah bulu kepada The Balance.

“Itu mungkin bukanlah bulu yang pernah kau miliki, tapi anggap saja sebagai token persahabatan.”

Bulu itu berwarna emas, namun bukanlah Obyek. Itu kurang lebih hanyalah bulu biasa.

Balance mengambilnya dengan lembut, mengaguminya saat dia melakukannya, “Terima kasih, Legion perkasa.”

Dia mengangguk sekali lagi pada Devaide, dan mulai menyusuri jalan panjang menuju pintu masuk dunia Legion, menuju kereta bawah tanah. Setiap kali dia berjalan di jalur sepanjang sekian kilometer ini, dia menggunakan Sihir untuk mempercepat prosesnya. Tapi kali, ini dia ingin menikmati keindahan yang bisa diciptakan oleh Object jika digunakan dengan benar. Dunia Legion mungkin terlihat suram, tapi sekarang, adalah salah satu dimensi yang paling dia sukai.

.

“Ya! Aku akan merenovasi tempat ini!” Legion berteriak dari kejauhan. Menjawab permintaan Dallas yang sempat terlintas di benaknya tadi.

Dallas hanya tertawa, dan melambai untuk terakhir kalinya.

.

.

Sekarang, hal terakhir yang harus dia lakukan adalah menemui Shelly.

.

.

~END~

Baca Cerita  dari The Holders Lainnya

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

4 Responses to "The Balance Saga 14 : Everything Balanced [END]"

  1. Akhirnya tamat juga terimakasih min, ditunggu next artikelnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setelah ini, paling tinggal Eunitas-infectus, dan satu cerbung lagi, dan setelahnya, admin bisa bilang bahwa projects The Holders series sudah kurang lebih "complete"
      .
      Ada sih, beberapa cerita tambahan lain yang ingin admin translate, tapi karena semuanya tinggal cerita-cerita pendek dan lebih seperti pelengkap, jadi yah.. Gitu lah...
      ..
      Gak nyangka bisa sejauh ini menterjemahkan fandom mati ini.
      . Ahahhah

      Delete
  2. Makasih min! Pendapat saya masih sama. Cerita ini lebih baik dibandingkan cerita Lucas karena Dallas memang jauh lebih pantas mendapatkan jabatannya dibandingkan dengan Lucas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Well, untuk meluruskan (agar tidak ada salah paham), Lucas kan hanyalah "agen" dari tuhan tertentu, yang diberi kekuatan agar bisa membunuh banyak seekers, sedangkan The Balance atau [The Keeper Of Equality] adalah entitas yang setara dengan [The Keepers of Religions], yang kedudukannya diatas heavens (klaster surga) itu sendiri.
      Kalau dibandingkan, ya beda jauh.
      .
      Btw, cerita tentang Eddo Edi Essum masih ada lanjutannya nanti di serial Ieunitas-infectus-talius

      Delete