Pada awal abad ke-20, kota New Orleans di Amerika Serikat diguncang oleh serangkaian pembunuhan brutal yang dilakukan oleh seorang pelaku misterius yang kemudian dikenal sebagai "Axeman of New Orleans". Kasus ini menjadi salah satu kasus kriminal paling menakutkan dan belum terpecahkan dalam sejarah Amerika, dan hingga kini masih memicu rasa penasaran para peneliti kriminal, sejarawan, dan penggemar kisah misteri.
Latar Belakang Kota New Orleans
New Orleans, kota yang terkenal dengan musik jazz, budaya Kreol, dan pesta Mardi Gras, mendadak berubah menjadi tempat teror antara tahun 1918 dan 1919. Dalam kurun waktu itu, serangkaian pembunuhan terjadi secara kejam, dengan pola serangan yang khas: para korban diserang saat mereka tidur di rumah mereka sendiri, menggunakan kapak milik korban atau alat berat lain yang ditemukan di lokasi.
Kronologi Pembunuhan
Kasus pertama yang dikaitkan dengan Axeman terjadi pada tanggal 23 Mei 1918, ketika Joseph dan Catherine Maggio ditemukan tewas di tempat tidur mereka. Leher mereka dibelah dan kepala mereka dihancurkan oleh kapak. Anehnya, kapak itu milik keluarga korban sendiri dan ditemukan di kamar mandi rumah mereka.
Pembunuhan kedua terjadi pada bulan Juni 1918, ketika Louis Besumer dan kekasihnya Harriet Lowe diserang di toko kelontong milik Besumer. Mereka berdua selamat dari serangan itu, namun Harriet kemudian meninggal akibat luka-lukanya. Polisi sempat menahan beberapa terduga, termasuk Besumer sendiri, namun tidak ada bukti kuat yang mengarah ke pelaku sesungguhnya.
Dalam beberapa bulan berikutnya, lebih banyak korban berjatuhan, termasuk Anna Schneider yang sedang hamil, Charles Romano, dan keluarga Cordilla. Semua korban diserang di tempat tidur mereka, dan semua kasus memiliki pola serangan yang sama: pelaku masuk dari belakang rumah, menggunakan pahat untuk membuka panel pintu, lalu menyerang dengan kapak.
Surat Terkenal dari Axeman
Pada 13 Maret 1919, sebuah surat misterius dikirim ke koran lokal Times-Picayune, yang mengaku berasal dari sang pembunuh. Dalam surat itu, sang Axeman menyebut dirinya sebagai entitas setengah manusia dan setengah iblis dari neraka. Ia juga membuat pernyataan yang mengejutkan: bahwa pada malam tanggal 19 Maret, ia akan kembali membunuh — kecuali di rumah-rumah yang memainkan musik jazz.
Berikut kutipan sebagian dari isi surat:
"Aku adalah roh dan iblis dari neraka. Aku adalah Axeman... Aku menyukai jazz. Dan aku bersumpah di hadapan semua setan di neraka bahwa setiap rumah yang tidak memainkan musik jazz malam itu, maka akan aku datangi."
Malam itu, seluruh kota New Orleans dipenuhi suara jazz. Klub malam, restoran, dan bahkan rumah pribadi memainkan musik jazz dengan keras. Tidak ada serangan yang terjadi malam itu. Hal ini semakin memperkuat kesan bahwa pelaku adalah sosok yang rasional, mempermainkan publik, dan menikmati perhatian media.
Pola Korban dan Target
Sebagian besar korban Axeman adalah keluarga imigran Italia, banyak di antaranya merupakan pemilik toko kelontong. Ini membuat sebagian kalangan berspekulasi bahwa pembunuhan-pembunuhan ini mungkin memiliki motif rasial atau ekonomi, atau bahkan berkaitan dengan kelompok kriminal tertentu seperti Mafia.
Namun demikian, tidak semua korban sesuai pola tersebut. Beberapa korban tidak berasal dari latar belakang Italia dan bukan pemilik usaha. Hal ini menimbulkan teori bahwa pelaku bisa jadi seorang psikopat acak, atau bahkan ada lebih dari satu pelaku dengan modus operandi yang mirip.
Teori-teori Mengenai Identitas Pelaku
Kasus Axeman telah melahirkan banyak teori tentang siapa pelakunya. Berikut adalah beberapa di antaranya:
-
Pembunuh Berantai Tunggal: Teori paling umum adalah bahwa semua pembunuhan dilakukan oleh satu orang dengan gangguan jiwa. Ia memilih korbannya secara acak dan menggunakan metode yang sama agar tampak seperti ritual.
-
Balas Dendam Personal atau Rasial: Karena sebagian besar korban adalah imigran Italia, beberapa peneliti percaya bahwa pembunuhan ini memiliki motif balas dendam atau kebencian etnis.
-
Keterlibatan Mafia atau Organisasi Kriminal: Teori ini mengaitkan kasus Axeman dengan aktivitas kelompok kriminal yang ingin menakut-nakuti komunitas Italia atau menghilangkan pesaing usaha.
-
Lebih dari Satu Pelaku: Mengingat luasnya area serangan dan variasi kecil dalam cara pembunuhan, ada kemungkinan bahwa lebih dari satu orang terlibat, atau pelaku melakukan tindakan imitasi terhadap kasus yang sedang viral.
Penyelidikan dan Hambatan
Polisi menghadapi kesulitan besar dalam menyelidiki kasus ini. Bukti forensik pada masa itu sangat terbatas, dan sebagian besar bukti di lokasi kejadian mudah dihilangkan. Tidak ada saksi mata yang dapat memberikan gambaran jelas tentang pelaku, dan para korban yang selamat tidak mampu memberikan deskripsi berguna.
Media turut memperkeruh suasana dengan memberitakan teori-teori liar dan menyebarkan ketakutan. Surat kabar sensasional bahkan menyebut Axeman sebagai makhluk gaib, memperkeruh pencarian kebenaran.
Akhir Teror dan Ketidakjelasan Kasus
Serangan terakhir yang dikaitkan dengan Axeman terjadi pada Oktober 1919, ketika Mike Pepitone dibunuh di rumahnya. Setelah itu, pembunuhan dengan modus serupa berhenti, dan sang pembunuh menghilang begitu saja. Tidak pernah ada penangkapan resmi, tidak ada pengakuan, dan tidak ada bukti pasti yang mengungkap siapa sebenarnya Axeman.
Warisan dan Budaya Populer
Meskipun sudah lebih dari satu abad berlalu, kasus Axeman dari New Orleans tetap hidup dalam budaya populer. Ia telah diangkat dalam novel, acara televisi seperti American Horror Story, podcast kriminal, hingga dokumenter sejarah. Beberapa musisi jazz bahkan membuat lagu terinspirasi dari surat Axeman yang terkenal.
Misteri, teror, dan kekhasan kasus ini — mulai dari pola serangan, motif yang tidak jelas, hingga surat yang mengerikan — menjadikan Axeman salah satu ikon horor sejarah kriminal Amerika.
Kesimpulan: Teror yang Tak Pernah Terpecahkan
Kasus Axeman dari New Orleans bukan hanya kisah tentang pembunuhan brutal, tetapi juga cermin dari ketakutan masyarakat, keterbatasan penegakan hukum masa itu, serta bagaimana media dapat memengaruhi persepsi publik. Hingga hari ini, siapa sebenarnya pembunuh bertopeng ini masih menjadi teka-teki.
Axeman menghilang tanpa jejak, meninggalkan warisan ketakutan dan pertanyaan yang belum terjawab. Dalam sejarah kriminal dunia, ia tetap menjadi simbol pembunuh misterius yang lolos dari keadilan — dan membuat dunia bertanya-tanya: siapa sebenarnya dia, dan mengapa ia berhenti membunuh?
Keywords: Kasus Axeman New Orleans, misteri Axeman, pembunuhan brutal New Orleans, surat Axeman jazz, pembunuh berantai tak terpecahkan, kasus kriminal New Orleans, siapa Axeman, pembunuhan tahun 1918 New Orleans, pembunuhan dengan kapak, sejarah kriminal Amerika.
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Misteri Kasus Axeman dari New Orleans: Teror Pembunuh Bertopeng yang Belum Terpecahkan"
Post a Comment