v Chapter 79 : The Holder Of The Flesh | UNSOLVED INDONESIA

Chapter 79 : The Holder Of The Flesh

From theholders.org

Translated by Admin

Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi manapun yang bisa kau datangi. Bawalah senter atau alat penerangan bersamamu karena kau mungkin membutuhkannya.

Lewatilah meja depan dan kunjungilah Kantin atau Cafetarianya. Di tempat itu lihatlah sekelilingmu dengan seksama. Carilah pegawai-pegawai yang sedang makan.

Kemudian, carilah seseorang yang kelihatannya sudah kenyang atau setidaknya hampir selesai makan, karena bertanya pada yang belum makan bisa saja membuatmu malah jadi makan siang mereka. Mintalah pegawai itu untukmu menemui “Sang Penjaga Darah dan Daging” [The Holder Of the Flesh]*

Dengan mulut penuh makanan, ia akan menunjuk pada seekor sapi mati yang tadinya tidak ada di tengah ruangan. Sapi itu akan tergeletak mati telentang, dengan sayatan dalam yang terbuka dari leher hingga ke selangkangan. Pegawai itu akan mengisyaratkanmu untuk masuk ke dalamnya.

Singkirkan segala pikiran what the fuck yang menghinggap di kepalamu. Ketahuilah bahwa tidak ada jalan lain yang bisa kau lewati selain ini.

Saat kau merangkak ke dalam sapi mati tadi, kau akan terselip ke dalam pembuluh yang sesak dan berisi, refleks otot di luar selaputnya yang licin akan menekanmu di sepanjang jalan.

Sapi yang kau masuki mungkin tidak seberapa, namun setelah tubuhmu masuk sempurna, kau akan dipaksa terus merangkak diantara lorong daging dan lemak yang panjang dan lengket. Lorong daging itu akan sangat gelap dan disaat itulah sentermu akan berguna.

Di ujung lorong menjijikan itu, kau akan jatuh ke depan sebuah pintu katedral yang berhiaskan tulang, daging, dan organ dalam. Mata dalam berbagai macam ukuran akan mengintaimu dari berbagai macam sudut.

Di belakangmu, lantainya agak melengkung ke atas dan ke bawah, sebuah tulang rusuk raksasa berfungsi sebagai penahan sepasang paru-paru yang besar dan sebuah jantung yang lebar.

Di dinding jauh terdapat sebuah toples kaca besar, dengan otak raksasa berdenyut yang melayang dalam cairan di dalamnya. Saraf-saraf panjang dan tebal menggantung di sekelilingnya seperti jarring laba-laba, memanjang ke dinding di sebelahnya sampai ke langit-langit yang jauh di atas.

Tanpa peringatan, sepasang lengan panjang, besar, berotot, bercakar, dan tak berkulit muncul dari dinding. Kedua lengan itu akan berusaha meangkapmu. Namun sebaik apapun kau menghindar, kau tak akan bisa lari dari renggutannya.

Otak di dalam toples tadi tidak akan merespon pada apapun yang kau katakan atau lakukan, kecuali satu pertanyaan. Jika kau tidak sempat atau tidak bisa bertanya, kau akan dicabik-cabik, dipaksa utuk tetap hidup dan merasakan setiap rasa sakitnya, seraya disatukan ke dalam struktur katredal hidup itu. Tanpa pernah benar-benar mati atau hidup, tanpa mampu berteriak meski kau amat sangat menginginkannya, kau akan hidup sebagai bagian katedral hidup itu sepanjang waktu. Pertanyaan yang harus kau tanyakan sebelum menderita akibat takdir yang keji tersebut adalah, “Mengapa mereka memandang hina kehidupan?”

Tanpa jeda, otak itu akan membuka tengkorakmu, tanpa ada rasa sakit. Ia akan mencubit sedikit bagian dirinya untuk diberikan kepada otakmu. Kemudian kau akan menyadari, dalam yang rincian paling menyeluruh, setiap kelumit dan serpihan yang membentuk kehidupan.

Seluruh pengetahuan, pencapaian, dan kemajuan umat manusia yang akan diberikan secara total dan itu sama sekali tidak berguna dibandingkan dengan ini. Hal ini telah membuat banyak orang gila dan jika kau juga tak bisa menanganinya, kau harus mengalami takdir yang sama, mencakar otakmu sendiri dan menghamburkan pikiranmu di seluruh jagat raya, tanpa pernah bersatu denganmu lagi.

Tapi kau harus tetap fokus dan tenang, karena informasi ini kemungkinan besar adalah rahasia paling rahasia dari seluruh dunia, baik itu dunia yang kau pijaki masa ini maupun dunia yang sepenuhnya dihuni oleh makhluk-makluk yang bukan manusia. Pula, hal yang kau dapat tidak boleh dibicarakan pada manusia manapun. Mempertimbangkan bahwa pengetahuan itu dapat mengundang kepunahan bagi ras yang memilikinya.

Jika kau masih menahan keteguhan hatimu, otak itu akan membiarkanmu pergi. Jangan membuang waktu, karena otak itu selalu tergoda untuk menambahkan daging ke dalam dirinya. Larilah lewat jalan tempatmu datang, dan begitu kau merangkak keluar, kau akan berhenti di sebuah jalan buntu yag kering. Kau akan menemukan dirimu berada di bawah selimut di atas tempat tidurmu dalam posisi terbalik, dengan kakimu di bantal.

Serpihan pengetahuan tersebut adalah objek ke-79 dari 538. 

"Kehidupan adalah apa yang kau ciptakan, maka lakukanlah dengan baik."

Baca Cerita The Holders SeriesLainnya

*Untuk mempermudah. Sebenarnya Flesh dan Meat hampir sama. Namun Flesh adalah kata yang biasanya digunakan dalam kalimat tidak wajar. Ex. Human Flesh, The Beast Flesh, He arise again, In Flesh.  Ex. Chicken Meat, The Beef Meat, Can I Have some meat? Artinya adalah sama-sama daging (well kurang lebih). Lebih rincinya silahkan googling.

Di sini, Admin mentranslate Flesh sebagai darah dan daging untuk tidak membingungkan saja.

Tag: Cerita Horor, The Holders Series Bahasa Indonesia, Creepypasta

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Chapter 79 : The Holder Of The Flesh"

Post a Comment