v Chapter 86 : The Holder Of The Lens | UNSOLVED INDONESIA

Chapter 86 : The Holder Of The Lens

From theholders.org

Translated By Admin

Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi mana saja yang bisa kau temui. Saat kau mencapai meja depan, mintalah untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Lensa” [The Holder Of The Lens]

Si Pegawai tidak akan menyadari permintaanmu pada awalnya, namun kau harus terus bertanya. Saat ia mengangkat kepalanya, ia akan menatapmu bertanya-tanya, dan memastikan apakah kau yakin.

Jika kau memiliki sedikit saja keraguan dalam pikiranmu bahwa kau tidak akan berhasil, berbaliklah dalam diam dan jangan pernah kembali. Jika kau tidak memiliki keraguan akan kemenanganmu nanti, maka berikan satu anggukan. Ia akan tersenyum lembut dan memandumu lewat pintu di belakang meja resepsionis.

Pintu itu akan terbuka dan menunjukkan sebuah lorong besi kelabu, yang lurus dan sempit, hampir tidak cukup lebar untuk dilintasi kalian berdua. Cermin-cermin besar yang diletakkan dalam jarak yang aneh antara satu dan lainnya di sepanjang dinding, akan memantulkan bayangan kalian berdua di sepanjang jalan. Berjalanlah sembari memperlihatkan cermin-cermin tersebut.

Jika salah satu cermin memperlihatkan bahwa si pegawai hilang, mulailah berdoa, karena kausudah disesatkan dan sudah tidak mungkin untuk kembali. Sebaliknya, jika kau yang hilang di cermin, berhenti dan menghadaplah pada cermin itu.

Si Pegawai akan berbalik dan menggesernya, menyingkap sebuah ruangan yang gelap. Pastikan kau berterimakasih padanya sebelum kau melangkah ke dalam; Holder di tempat ini tidak mentolerir tamu yang tidak sopan.

Cermin tadi diam-diam akan tergeser kembali ke tempatnya, menyelubungi ruangan dengan kegelapan, dan sebuah suara akan mulai terdengar menggema disepanjang ruangan itu. Suara itu akan mengucapkan kalimat omong kosong yang tak perlu kau pahami apa maksudnya.

Jika suara itu tiba-tiba berhenti, kau harus berkata dengan tenang, “Aku ke sini untuk bertemu seorang teman.” Jika suara itu kembali terdengar diikuti oleh langkah cepat seorang yang menerjang kepadamu, maka tamatlah riwayatmu. Itu adalah kematian yang lebih cepat dari tebasan pedang.

Namun jika setelah kau berucap lampu di ruangan itu menyala. Maka artinya sang Holder menyambutmu.

Kau akan menemukan dirimu berada di sebuah ruangan kecil bercahaya redup, dengan satu kursi di tengah cahaya tersebut. Tetaplah berdiri, jangan lakukan apapun sampai sebuah suara menyuruhmu untuk duduk, lalu duduklah.

Sang Holder akan bertanya padamu banyak pertanyaan, dan kau harus menjawabnya dengan sungguh-sungguh, serta jangan membuat usaha apapun untuk berbohong sampai-sampai memperjelas rincian kebohonganmu, hanya untuk mencoba menipu dia. Berbohong padanya akan membuat keiblisannya keluar, dan kau ingin menghindari hal itu untuk saat ini.

Begitu ia selesai, ia akan berterimakasih atas kejujuranmu, dan memberitahumu bahwa ia ia ingin tahu mengapa kau datang.

Tanyakan padanya, “Bolehkah aku melihat wajahmu?” Sang Holder akan tertawa dengan ramah, dan sebuah kacamata akan jatuh di atas pangkuanmu. Pakailah kacamatanya.

Tatkala kau memakai kacamata itu, ruangan akan sepenuhnya berubah. Dinding-dinding yang awalnya gelap kini akan berubah terang namun dengan berhiaskan darah. Darah itu menetes dari langit-langit dan turun kebawah ibarat sebuah aliran air yang jatuh melalui dinding dan tidak berhenti. Lantai dibawahmu juga akan berubah merah, sedikit becek dan akan mengenai sepatumu. Pemandangan ini hanya bisa kau lihat jika kau mengenakan kacamata itu.

Di depanmu, duduk di sebuah kursi, akan nampak sesosok berpakaian formal yang tengah menatapmu intens. Kau bisa melihat setiap lekuk dari bajunya yang terlihat mahal dan sepatunya yang sangat mengkilat. Tangannya tertutup sarung tangan latex yang sedikit berlumuran darah. Semua detail itu bisa kau lihat dengan jelas, semua kecuali satu.. Wajahnya.

Sekeras apapun kau mencoba melihat, wajahnya hanya akan terlihat seperti filter mozaik  yang ada di film-film.

Tunggu dia berbicara. Jangan sampai suaramu keluar lebih dahulu, berapapun lamanya itu, kau harus sabar, karena giliran dia yang akan mengamatimu dengan seksama. Dari perawakan, maupun jiwamu.

Dia akan memeriksa  setiap memori dan watakmu satu persatu. Kemudian, dia akan memutuskan apakah kau adalah orang yang cocok untuk diberikan benda yang dia jaga. Kriteria yang dia cari tidak diketahui, jadi apabila kau orang yang paling baik sekalipun, sang holder belum tentu membiarkanmu keluar dari sini hidup-hidup.

Setelah selesai, akan ada dua nasib yang menunggumu. Antara Kacamata yang kau pakai akan mengambil penglihatanmu dan kau akan ditinggalkan di tempat ini selamanya tanpa mengetahui jalan keluar. Atau, kacamata itu akan memberikanmu sebuah ingatan. Ingatan dari makhluk-makluk yang sudah pernah melihat dunia dari lensa tersebut.  Ingatan tersebut terkadang adalah ingatan baik, namun lebih banyak diantaranya adalah ingatan-ingatan yang berhubungan dengan darah dan kematian.

Setelah selesai, kau akan kembali hadapan sang holder. Pejamkan matamu dan jangan kau buka. Menerima ingatan itu, akan membuatmu mendapat ingatan dari wajah The Holder Of The Lens. Saat kau melihat sang holder lagi, Mozaik itu akan hilang dan akan memperlihatkan wajah aslinya.

Mendapat rupa dari ingatan mungkin adalah satu hal, namun melihatnya secara langsung, akan membuatmu menjadi gila. Perawakannya yang mirip manusia akan menipu, karena rupa wajahnya adalah hal yang sepenuhnya berbeda.

Sang Holder akan bertanya  untuk terakhir kalinya. “Kau tidak jadi ingin melihat wajahku?”

Jangan buka matamu dan menggelenglah perlahan. Tanyakanlah kepadanya apakah kau boleh menyimpan kacamata miliknya ini.

Keputusan akan sepenuhnya ada pada sang Holder. Dia sangat menyukai orang yang sopan dan sangat membenci seorang pembohong.

Jika dia memperbolehkannya. Maka kau boleh berpamitan dan pergi. Ucapkanlah terima kasih dan carilah jalan kembali masih dengan menutup mata. Jalannya akan sama persis saat kau datang. Sebelum sampai diluar, janganlah membuka mata, karena sang Holder akan mengiringmu keluar dengan cara berjalan di depanmu tanpa suara dan mendekatkan wajahnya dengan sangat dekat di depan wajahmu.

Kacamata yang kau gunakan adalah objek ke-86 dari 538.

“Sang Holder sangat membenci pembohong. Kebohongan milik The Holder Of The Chance adalah hal yang paling dia benci. Kacamata yang kau dapat adalah satu-satunya lensa yang dapat melihat Kemurnian. Ketika waktunya tiba, kau akan mampu melihat apa yang mereka lihat.”

Baca The Holders Series Lainnya

Tag : Cerita Horor, The Holders Series Bahasa Indonesia, Creepypasta

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Chapter 86 : The Holder Of The Lens"

Post a Comment