v Serial Killer Blacklist : Kasus 350 pembunuhan Berantai Pedro Lopez | UNSOLVED INDONESIA

Serial Killer Blacklist : Kasus 350 pembunuhan Berantai Pedro Lopez

Pada tahun 1983, seorang lelaki bernama Pedro Lopez dinyatakan bersalah atas pembunuhan 110 gadis muda di Ekuador. Pasca vonisnya itu, dia bahkan mengaku bahwa dia membunuh 240 korban lebih banyak dibanding perhitungan polisi.

Pada masanya, Lopez merupakan sosok menakutkan yang meneror daratan Amerika latin, bahkan sampai mendapat julukan "The Monster of the Andes."

Lebih menakutkan lagi menyadari fakta bahwa, pasca ditahan atas pembunuhan yang dia lakukan, dia pada akhirnya dibebaskan karena berkelakuan baik saat dipenjara. Dia kemudian menghilang dan tidak ada yang mengetahui keberadaan orang itu sampai sekarang. Yeps. A Serial Killer on the loose. Great.

Sejarah The Monster Of Andes

Pedro Lopez menghabiskan sebagian besar hidupnya keluar masuk penjara. Pada usia delapan tahun, dia diusir dari rumahnya ketika ibunya menemukan dia melecehkan adik perempuannya sendiri. Saat usianya 10 tahun, dia telah berubah menjadi seorang pencuri mobil. Dia mencuri mobil-mobil dan menjualnya ke toko-toko onderdil gelap untuk dibongkar.

Belum genap berusia 16 tahun, dia sudah ditangkap karena pencurian, dan menghabiskan waktu singkat di penjara, di mana dia mengaku telah membunuh beberapa narapidana yang diduga menyerangnya.

Setelah keluar dari penjara, Lopez mengklaim, bahwa dia mulai membunuh gadis-gadis muda. Selama wawancara penyelidik dengan Lopez, dia memberi tahu mereka bahwa pada tahun 1978 dia telah membunuh kurang lebih 100 gadis, rata-rata tiga kali seminggu, saat bepergian antara Kolombia, Peru, dan Ekuador.

Pada satu titik, anggota suku Ayachucos memergokinya mencoba menculik seorang gadis berusia sembilan tahun. Hukum adat mengamanatkan bahwa siapa pun yang tertangkap karena kejahatan semacam itu akan menerima hukuman dikubur hidup-hidup.

Namun, seorang misionaris Barat yang mengunjungi suku tersebut pada saat itu meyakinkan mereka untuk menyerahkan Lopez kepada polisi Peru.

Pihak berwenang Peru kemudian mendeportasinya kembali ke negara asalnya, Kolombia, tanpa menuntutnya atas kejahatan apa pun. Begitu kembali ke Kolombia, Lopez melanjutkan aksi pembunuhannya, lagi-lagi dilakukan dengan bolak-balik ke Ekuador.

Pedro Lopez dan rumah sakit Jiwa

Pada tahun 1980, Lopez akhirnya tertangkap, ketika mencoba untuk menculik putri seorang pedagang kaki lima dari keluarganya. Ketika polisi menanyainya, dia mengakui bahwa dia sudah membunuh 110 wanita sebelum ini.

Awalnya, jumlah yang tak masuk akal itu membuat polisi skeptis, mereka hanya mengira kalau Lopez adalah seorang pembual yang menyombongkan diri agar terlihat keren. Kepolisidan itu bahkan menantang Lopez untuk menunjukan lokasi dimana dia membuang mayat-mayat korbannya.

Yang terjadi selanjutnya, membuat kepolisian itu tidak mampu berkata-kata.

Tempat demi tempat digali, dan mayat terus ditemukan. Polisi tentu tidak habis pikir, jika Lopez berbohong, bagaimana caranya dia bisa memberikan sebuah lokasi random dan tatkala lokasi itu digali, akan selalu ada mayat yang ditemukan?

Di hitungan mayat yang ke 53, Polisi pun akhirnya mempercayai Lopez dan langsung menempatkannya ke daftar orang paling berbahaya di antero negeri kala itu.

Dalam persidangan, dia didakwa dengan pembunuhan 110 gadis, meskipun dalam pengakuan Lopez. Korbannya lebih dari 110. Namun polisi menolak untuk mencari sisa korbannya karena mengira kalau Lopez sedang mengulur waktu agar dakwaannya terus ditunda.

Pada akhirnya, dia dijatuhi hukuman 16 tahun penjara, waktu maksimum yang diizinkan oleh hukum Ekuador. Selama persidangan, dia dinyatakan gila, dan diperintahkan untuk menjalani hukumannya di rumah sakit jiwa.

The Wrong Decision

Setelah menjalani sebagian besar Hukumannya di rumah sakit jiwa, dia dibebaskan lebih awal, setelah hanya 14 tahun, karena perilaku yang baik.

Kondisi pembebasannya memutuskan bahwa dia wajib membayar $50 dan mengikuti seperangkat aturan tertentu, Dimana dia harus berkala melapor kepada pihak rumah sakit jiwa dan melakukan konseling rutin selama jangka waktu tertentu.

Lopez tidak pernah melapor. Dia benar-benar hilang sedetik setelah dia melangkahkan kakinya keluar dari premis RSJ.

Sejak hilangnya Lopez pada tahun 1998, polisi sebenarnya tidak melakukan pencarian apapun.  Karena selain mereka tidak punya petunjuk, mereka mau tidak mau harus terima dan menganggap Lopez adalah orang yang berbeda dan lebih baik. Setelah semuanya, 14 tahun dibimbing Psikiater pastinya (harusnya) membuat pikiran Lopez lebih jernih dan bersih.

Sampai Pada tahun 2002, rentetan kasus menghilangnya gadis-gadis remaja membuat Polisi mengaitkan kasus itu dengan Lopez yang hilang. Meskipun sebuah surat penangkapan sudah dikeluarkan,

Dia tidak pernah ditemukan. Tidak diketahui apakah hilangnya remaja-remaja itu, merupakan perbuatan Lopez atau bukan.

Welp. Mari jangan berlibur ke Kolombia dan sekitarnya sampai 10 tahun kedepan. Biar aman aja.

Baca Juga :

Serial Killer Blacklist : Kasus Pembunuhan Sang Dokter Gila, Harold Shipman

Serial Killer Blacklist : Kasus Pembunuhan berantai Jack The Ripper

Serial Killer Blacklist : Kasus Si Badut Pembunuh, John Wayne Gacy

Tag : Biografi Pedro Lopez, Kasus Pembunuhan Pedro Lopez, Pembunuh Bayaran Pedro Lopez

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "Serial Killer Blacklist : Kasus 350 pembunuhan Berantai Pedro Lopez"

  1. Serius dah kenapa hukum amerika lembek banget sama pembunuh?
    Gue dah sering baca kasus kasus disana kalo berkelakuan baik dapat remisi walaupun kejahatannya tergolong berat.

    ReplyDelete