v Issei Sagawa, Kanibal Pembunuh yang Lolos Dari Jeratan Hukum | UNSOLVED INDONESIA

Issei Sagawa, Kanibal Pembunuh yang Lolos Dari Jeratan Hukum

Yang membuat Kasus Pembunuhan yang dilakukan Issei Sagawa pada tahun 1981 menjadi fenomenal, adalah bukan hanya karena dia membunuh temannya sendiri dan memakannya, Melainkan juga karena dia pada akhirnya bebas dari segala tuntutan Hukum.

Kasus tersebut, adalah sebuah kasus kontroversial yang pada akhirnya membuat Issei Sagawa menyandang julukan “Si Kanibal Kobe.”

Siapa itu Sosok Issei Sagawa?

Issei Sagawa lahir pada tanggal 26 April 1949. Dan sepanjang ingatannya, dia memang dari kecil memiliki dorongan kanibalistik dan ketertarikan untuk memakan daging manusia.

Dia sangat menyukai dongeng yang melibatkan manusia yang dimakan, dan dongeng favoritnya adalah Hansel dan Gretel. Dia bahkan ingat pernah melihat paha teman sekelas di kelas satu dan berpikir, "Mmm, itu terlihat lezat."

Dia menyalahkan representasi media tentang wanita Barat seperti Grace Kelly karena memicu fantasi kanibalistiknya, menyamakannya dengan apa yang kebanyakan orang sebut sebagai hasrat seksual. Di mana orang lain bermimpi meniduri wanita cantik ini, Sagawa malah bermimpi memakannya.

Issei Sagawa mengatakan alasan di balik kecenderungan kanibalismenya tidak dapat dijelaskan atau dikonseptualisasikan oleh siapa pun yang tidak memiliki keinginan yang sama.

"Itu hanya fetish," katanya. “Misalnya, jika seorang pria normal menyukai seorang gadis, dia secara alami akan merasakan keinginan untuk melihatnya sesering mungkin, untuk dekat dengannya, untuk menciumnya dan mencumbunya, kan? Bagiku, memakan hanyalah perpanjangan dari itu. Terus terang, Aku tidak dapat memahami mengapa semua orang tidak merasakan dorongan untuk makan daging sesama manusia, padahal bagiku, hasrat ini tidak bisa ditahan.”

Dia juga mengatakan, bahwa dia sebenarnya tidak  pernah berpikir untuk membunuh manusia, dia hanya ingin mengigit daging mereka sepenuh hati. (Anjir)

Meskipun Sagawa pernah mencoba menemui psikiater pada usia 15 tahun, ia merasa bahwa konsultasi tersebut tidak membantu dan malah membuatnya semakin penasaran. Pada tahun 1981, setelah menahan keinginan kanibalismenya selama 32 tahun, dia akhirnya mewujudkannya.

Kala itu, Issei Sagawa pindah ke Paris untuk belajar sastra di  Universitas Sorbonne. Sesampainya disana, dunianya dipenuhi dengan pemandangan-pemandangan wanita bule. Saat itulah, hasrat dari dalam dirinya tidak mampu dibendung lagi.

Tanpa banyak pertimbangan dan perencanaan, akhirnya, dia menemukan korban yang sempurna.

Issei Sagawa dan Kanibalisme

Renée Hartevelt adalah seorang mahasiswa Belanda yang belajar dengan Sagawa di Sorbonne. Seiring waktu, Sagawa menjalin persahabatan dengannya, sesekali mengundangnya ke rumahnya untuk makan malam. Pada titik tertentu, Sagawa bahkan akhirnya mendapatkan kepercayaannya.

Dia pernah mencoba membunuhnya sekali, sayangnya tidak berhasil. Dia membuntuti Renée di malam hari sebelum mencoba untuk menembaknya dari kejauhan. Sayangnya percobaan pertamanya itu gagal.

“Fakta bahwa aku akan segera merasakan dagingnya, membuatku terangsang hebat.” Katanya mengingat kejadian itu.

Tidak menyerah, dia pun melakukannya lagi di malam berikutnya. Kali ini pistol ditembakkan dan Renée Hartevelt tewas seketika. Sagawa hanya merasakan penyesalan sesaat sebelum dia menjadi gembira.

"Aku sempat berpikir untuk memanggil ambulans," kenangnya. "Tapi kemudian aku berpikir lagi, 'Tunggu, jangan bodoh. Kau telah memimpikan hal ini selama 32 tahun dan sekarang ini benar-benar terjadi!'”

Pada akhirnya, Issei Sagawa pun tidak memangil ambulan.

Segera setelah membunuhnya, dia membawa mayat Renée ke apartemennya. Dia lalu memperkosa mayatnya dan mulai memutilasinya.

“Hal pertama yang aku lakukan adalah memotong pantatnya. Tidak peduli seberapa dalam aku memotong, yang aku lihat hanyalah lemak di bawah kulit. Itu tampak seperti jagung, dan butuh beberapa saat untuk benar-benar mencapai daging merahnya,” kenang Sagawa.

“Saat aku melihat dagingnya, aku kemudian merobek secuil dengan jariku dan langsung melemparkannya ke mulutku sendiri. Itu benar-benar momen bersejarah bagiku.”

Saat ditanya apakah Issei Sagawa menyesal telah membunuh temannya sendiri, dia mengatakan satu-satunya penyesalannya adalah bahwa dia tidak memakan Renée saat masih hidup.

“Yang benar-benar aku inginkan adalah memakan dagingnya saat dia masih hidup,” katanya. "Tidak akan ada yang percaya padaku, tapi tujuan utamaku adalah memakannya, membunuhnya tidak Harus."

Dua hari pasca membunuh Renée Hartevelt, Sagawa lantas berniat membuang sisa tubuhnya. Dia telah memakan atau membekukan sebagian besar daerah panggulnya, jadi dia memasukkan kaki, dada, dan kepalanya ke dalam dua koper dan membawa koper itu pergi menggunakan taksi..

Taksi membawanya ke taman Bois de Boulogne, yang memiliki danau terpencil di dalamnya. Dia telah merencanakan untuk membuang koper itu ke danau, tetapi beberapa orang melihat koper itu meneteskan darah dan kemudian menelfon polisi.

(Renée Hartevelt)

Penangkapan Issei Sagawa

Ketika polisi menangkap Sagawa dan menanyainya, dia hanya menjawab dengan kalimat yang sederhana: "Aku membunuhnya karena ingin memakan dagingnya," katanya.

Issei Sagawa menunggu persidangannya selama dua tahun di penjara Prancis. Ketika akhirnya tiba saatnya dia diadili, hakim Prancis Jean-Louis Bruguiere menyatakan dia secara hukum gila dan tidak layak untuk diadili, membatalkan dakwaan dan memerintahkannya untuk ditahan tanpa batas waktu di rumah sakit jiwa.

Kepolisian Prancis kemudian mendeportasinya kembali ke Jepang, di mana dia seharusnya menghabiskan sisa hari-harinya di rumah sakit jiwa Jepang. Tapi dia tidak melakukannya.

Karena tuntutan di Prancis telah dibatalkan, dokumen pengadilan disegel dan tidak dapat dirilis ke pihak berwenang Jepang. Oleh karena itu, Jepang tidak memiliki catatan kasus melawan Issei Sagawa dan tidak ada pilihan selain membiarkannya bebas.

Pada 12 Agustus 1986, hanya sekali, Issei Sagawa memeriksakan diri di Rumah Sakit Jiwa Matsuzawa di Tokyo.

Dia telah bebas sejak saat itu.

Dimana Issei Sagawa Sekarang?

Tatkala Tulisan ini dibuat, Issei Sagawa masih hidup dan tinggal di Tokyo. Dia berumur 72 tahun.

Kesehariannya di jepang dia habiskan dengan menulis buku. Buku-buku tersebut, sering mengandung pembahasan-pembahasan tentang kanibalisme dan hal-hal yang dia rasakan tentang hasratnya. Dia sudah menerbitkan setidaknya 20 buku hingga saat ini.

Dia tinggal bersama saudaranya dan tidak ada kasus pembunuhan yang menjeratnya hingga saat ini. Meskipun begitu, sebuah cuplikan dokumenter pernah merekam tatkala Kakak Sagawa bertanya kepadanya, "Sebagai saudaramu, maukah kamu memakanku?"

Satu-satunya tanggapan yang diberikan Sagawa adalah tatapan kosong, dan diam.

End Of Story.

(Buku Berjudul Kiri No Naka / In The Fog, sebuah autobiografi pembunuhan yang ditulis sendiri oleh Issei Sagawa. Buku ini menceritakan kasus pembunuhan dan Kanibalisme Renee Hartevelt yang terjadi di prancis, menurut sudut pandang Issei Sagawa. Beberapa dialog berwarna merah yang admin cantumkan diatas, adalah kutipan  dari buku ini)

Baca Juga :

Tag : Biografi Issei Sagawa, Kasus Pembunuhan Issei Sagawa, Siapa itu Issei Sagawa?, Issei Sagawa Kanibal

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "Issei Sagawa, Kanibal Pembunuh yang Lolos Dari Jeratan Hukum"