v Karma Ken Rex McElroy, Akhir Hidup Preman Terkuat di Bumi | UNSOLVED INDONESIA

Karma Ken Rex McElroy, Akhir Hidup Preman Terkuat di Bumi

(Ken Rex McElroy, the Man Himself)

Kisah Ken Rex McElroy, mungkin adalah sebuah kisah paling memuaskan tentang karma, solidaritas, dan pembalasan. Jika Boleh Jujur, mungkin ini adalah salah satu kasus True Crime yang paling admin sukai.

Siapa Ken Rec McElroy?

Lahir pada tahun 1934, Ken Rex McElroy adalah penduduk Skidmore, Missouri. Bagi Penduduk yang lain, dia dikenal sebagai Pentolan atau Preman atau Bully di kota tersebut.

Setelah putus sekolah di kelas delapan, tidak butuh waktu lama bagi Ken McElroy untuk jatuh ke dalam kehidupan jahat. Apa yang dimulai dengan berburu rakun meningkat menjadi kejahatan kecil sampai McElroy berubah menjadi penjahat sepenuhnya.

McElroy diketahui pernah terpergok mencuri gandum, alkohol, bensin, barang antik, dan bahkan ternak milik warga. Dia mengambil apa yang dia inginkan tanpa adanya perasaan bersalah. Jika ada yang mempergoki dan menghalanginya, dia tidak segan-segan akan menghajar orang tersebut.

Kejahatan yang lebih buruk termasuk penyerangan dan pembakaran rumah milik penduduk. Semuanya, biasanya didasari dari hal sepele. Namun nampaknya semua berubah besar saat McElroy terlibat.

Andai saja dia hanya sebatas preman biasa, namun nyatanya tidak. McElroy pernah dilaporkan atas pelecehan anak dan pemerkosaan oleh warga. Parahnya, di setiap sidang yang terjadi kepadanya (21 kali persidangan), dia selalu menang dan lolos dari hukuman.

21 kemenangan Sidang yang terjadi atas kejahatannya, diyakini atas campur tangan pengacaranya Richard McFadin yang diketahui memiliki koneksi dengan mafia. McElroy juga diketahui sering mengintimidasi saksi-saksi sebelum persidangan dengan cara memarkirkan mobilnya dimalam hari, di depan rumah para saksi tersebut dan menembakkan senjatanya ke sembarang arah.

Harry MacLean, penulis Otobiografi McElroy yang berjudul Broad Daylight. Ketika berbicara tentang McElroy, selalu bertanya-tanya bagaimana dia bisa begitu licik.

“Dia tidak memiliki rekening bank, tidak memiliki nomor Jaminan Sosial, dia bahkan tidak bisa membaca. Bagaimana mungkin orang yang tidak berpendidikan ini bisa mengecoh sistem peradilan pidana selama 20 tahun berturut-turut?” kata MacLean.

Bedebah Kota Bernama McElroy

McElroy adalah pria besar dengan mata dingin yang selalu membawa pistol kemana-mana. Dia akan mengintimidasi siapa pun yang menghalangi jalannya, biasanya dengan berulang kali melecehkan atau mengancam mereka dengan peluru. Pengacaranya, Richard McFadin, mengatakan bahwa dia secara rutin membela Ken McElroy dalam tiga atau empat kejahatan dalam setahun.

“Klien terbaik yang pernah aku miliki,” kata McFadin dalam sebuah wawancara. "Dia tepat waktu, selalu mengatakan tidak bersalah, membayar tunai dan terus kembali."

Tentu saja perkataan McFadin tersebut sangat dibenci oleh seluruh penduduk Skidmore. Mereka tidak menyukai McElroy. Dia telah meneror Skidmore selama bertahun-tahun dan selalu lolos dari hukum. Siapa yang tidak kesal?

Puncak Ketegangan di kota terjadi pada tahun 1980, ketika Ken McElroy terlibat masalah dengan orang tua pemilik toko sayur di di kota tersebut, Ernest “Bo” Bowenkamp.

Hari itu, McElroy dan keluarganya yang tengah berbelanja di toko Ernest ditegur oleh kasir yang melihat anak perempuan McElroy mengambil sebuah permen dan tidak membayar. Terjadi perdebatan kecil, namun harusnya sih tidak masalah.

Sayangnya, kejadian tersebut nampaknya membuat McElroy kesal, pada suatu kesempatan tatkala bertemu Ernest “Bo” Bowenkamp, dia tanpa peringatan langsung menembak leher Ernest dengan Shotgun (Ernest Terluka parah dan kritis, namun masih hidup)

Atas Kejadian tersebut, McElroy ditangkap dan didakwa dengan percobaan pembunuhan. Untuk pertama kali dalam sejarah, McElroy kalah dalam sidang dan mendapat hukuman 2 tahun penjara.

Meskipun begitu, Warga yang marah sebenarnya kecewa, karena seharusnya McElroy bisa dihukum lebih. Pemberian Hukuman yang terlalu ‘ringan’ diyakini warga sebagai campur tangan pengacaranya McFadin.

Diketahui bahwa, beberapa saat sebelum persidangan, Jaksa utama diketahui mengundurkan diri dari kasus ini dan harus digantikan dengan Jaksa muda yang tidak berpengalaman (Diyakini bahwa Jaksa tersebut diintimidasi oleh pihak McElroy untuk mundur)

Bahkan untuk menambah kemarahan warga, McElroy mengajukan banding atas kasus tersebut dan pada akhirnya dibebaskan dengan jaminan.

Premanisme McElroy Berlanjut

Setelah dibebaskan, McElroy tidak hanya diam-diam merayakan kemenangannya. Sebaliknya dia menaruh dendam dengan keluarga Bowenkamp. Secara, ini adalah kali pertamanya dia kalah dalam persidangan.

Suatu hari, ia muncul ke bar lokal kota, membawa senapan dan Bayonet, lalu mengatakan kepada seluruh pengunjung disana :

“Aku akan membunuh pak tua itu dengan tanganku sendiri, Jika ada dari kalian yang menghalangiku, aku akan melakukan hal yang sama terhadap keluarga kalian.”

Kemarahan Warga Kota

Warga Skidmore tentu saja sudah muak. Mereka lelah melihat ternak mereka dicuri, mereka lelah sesering apapun mereka melapor ke penegak hukum, mereka terus dicurangi. Mereka lelah melihat McElroy berkelian dan merasa tidak terkalahkan.

Pada akhirnya warga kota mengadakan pertemuan. Pertemuan itu adalah sebuah rapat tertutup untuk membahas McElroy. Bahkan walikota pun, ikut dalam rapat tersebut. Warga kota kecil Skidmore, memutuskan untuk menyerah dengan hukum dan memilih menangani masalah ini sendiri.

10 Juli 1981, Itu adalah hari cerah dengan sinar matahari yang terik. McElroy yang baru selesai dengan urusannya di kota, terlihat masuk ke truk pikapnya bersama istrinya Trena di jalan utama kota Skidmore.

Dari Kejauhan, nampak kerumunan 50-60 orang mendekat. Belum sempat McElroy menyalakan mobilnya, suara tembakan pun terdengar. Tembakan itu melesat lurus ke McElroy dari salah satu kerumunan, dan tidak satupun peluru mengenai Trenya.

Setelah McElroy terkapar tak berdaya, kerumunan itu diam tak bersuara. Tidak ada yang terkaget bahkan menelfon ambulance.

Itu adalah balas dendam dari warga kota.

(Pick Up McElroy Pasca Kejadian)

Pasca Kematian McElroy

Tentu saja hal tersebut adalah pembunuhan, pembunuhan di siang bolong malah. Dalam pembunuhan itu, terdapat lebih dari 50 saksi mata, namun semuanya tidak ada yang mengaku. Mereka menolak menyebut identitas penembak yang membunuh McElroy. Saat ditanya, jawaban mereka sama, yaitu “Aku tidak tau.”

Mungkin itu adalah bentuk solidaritas sebuah kota. Mereka semua membenci McElroy, dan kematian bedebah itu, sudah cukup bagi mereka. Mereka tidak akan memberi tahu penyidik siapa yang menembakkan pelurunya karena di dalam hati, mereka semua tau, kalau McElroy pantas mati.

Pada akhirnya, istri McElroy, Trena yang menuntut seluruh warga kota Skidmore atas kematian suaminya, harus gagal memperjuangkan keadilan..

Ironis memang, Trena tau siapa identitas pembunuhnya, dia tau namanya dan dia tau siapa yang menembakkan senapan untuk membunuh suaminya. Namun karena seluruh warga kota bersaksi bahwa orang yang dimaksud tidak bersalah, bahkan memberikan alibi kepadanya, membuat  kesaksian Trena menjadi sia-sia.

I guess, karma is real

Baca Juga :

Tag : Kasus Ken Rex McElroy, Pembunuhan Ken Rex McElroy. Karma Ken Rex McElroy

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

3 Responses to "Karma Ken Rex McElroy, Akhir Hidup Preman Terkuat di Bumi"

  1. Mampus..
    Admin benar. Ini salah satu kisah kriminal terkeren.
    Agak diluar konteks, ini sebenarnya kenapa sampe sekarang gue kurang suka pengacara. Soalnya demi uang kadang mereka rela membela penjahat dan mengabaikan keluarga korban kejahatan itu. Gue bayangin gimana kalo mereka yg mengalami kejahatan itu dan penjahatnya malah dibela supaya ga dihukum atau hukumannya diperingan.
    Tapi ya namanya hidup. Semua orang mungkin akan mengotori tangannya suatu saat nanti untuk nafkah keluarganya (Semoga kita bukan bagian dari ini).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yah mau gimana lagi, pengacara memang kerjanya memenangkan kasus.. siapa yang diperjuangkan, tergantung siapa yang membayar.
      Namun menurut admin, pengacara yang membela orang jahat, ada sebagai fair and square. Toh di kubu lawannya juga memiki pengacara. Mereka berdebat demi mencari fakta fakta persidangan..
      Semisal kubu yang baik saja yang punya pengacara, persidangan mungkin akan lebih mudah dimanipulasi (alias hukuman untuk penjahat bisa bertambah seiring dakwaan yang bisa dibuat buat)

      Delete
    2. I see. Argumennya emang masuk akal.

      Delete