v Kisah Jose Alvarega yang bertahan hidup selama 438 hari dilaut | UNSOLVED INDONESIA

Kisah Jose Alvarega yang bertahan hidup selama 438 hari dilaut

Tahun 2012. Hari itu, seorang nelayan yang biasa menemani Jose Alvarega melaut, tidak bisa ikut karena suatu masalah.

Saat Jose Alvarega mengajak seorang nelayan amatir bernama Ezequiel Cordoba menggantikan temannya, dia tidak akan menyangka bahwa selama 438 hari kedepan, mereka akan terjebak dalam upaya bertahan hidup di lautan lepas.

Pelayaran Jose dan Ezequiel

Pada 17 November, pasangan itu berangkat dengan perahu fiberglass 24 kaki yang ditenagai dengan motor kecil. Di dalamnya, terdapat berbagai alat memancing, radio elektronik portabel, dan kotak es besar untuk menampung ikan.

Perjalanan itu sepertinya akan sebaik yang diharapkan Alvarenga, karena tak lama pasca keluar gadis pantai, keduanya langsung menangkap lebih dari 1.000 pon ikan (hampir membebani lemari penyimpanan mereka)

Beberapa jam dalam perjalanan mereka, badai menghampiri. Badai yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi selama beberapa jam, nyatanya bertahan sampai 5 hari lamanya.

Selama badai, Jose Alvarenga dan Cordoba berusaha mengarahkan perahu kembali ke pantai, tetapi kondisi hujan membuat sangat tidak mungkin untuk melihat arah. Perahu mereka juga dibebani oleh ikan, dan untuk memudahkan manuver, mereka terpaksa membuang hasil tangkapan mereka yang melimpah.

Selama 5 hari, Mereka bertahan hidup sebagian besar dengan air hujan yang mengalir dari langit, dan sedikit makanan yang mereka bawa. Ketika badai akhirnya reda, kedua orang itu mulai menyadari kesialan mereka.

Motor perahu mereka hilang, alat tangkap hilang atau rusak, dan sebagian besar peralatan elektronik portabel rusak. Sinyal radio S.O.S sempat dikirimkan kepada penjaga pantai, tetapi radio itu mati sebelum lokasi mereka dapat terdeteksi.

Ditinggalkan dengan beberapa perlengkapan dasar, tanpa radio, dan tanpa motor penggerak, Alvarenga dan Cordoba pada dasarnya terdampar di laut lepas.

Berharap bahwa pesan S.O.S akan memberikan sinyal untuk penyelamatan mereka, tetapi mengetahui tidak ada jaminan, kedua pria itu perlahan mulai mencoba bertahan hidup di laut.

Dan dengan itulah, dimulai kisah survival mereka selama 438 hari kedepan.

Awal yang Meragukan

Cordoba adalah nelayan amatir, dan sebagai nelayan yang berpengalaman, Jose Alvarenga melakukan sebagian besar tugas, seperti menangkap ikan, kura-kura, ubur-ubur, dan burung laut dengan tangan kosong.

Mereka juga mengumpulkan air hujan ketika mereka bisa. Tetapi jika hujan tidak turun, mereka mengkonsumsi campuran darah kura-kura dan urin mereka sendiri (agar tidak dehidrasi)

Segera, hari-hari berubah menjadi minggu, dan minggu berubah menjadi bulan. Keduanya sudah putus asa dalam mengharapkan kedatangan tim penyelamat.

Tanpa cara navigasi apapun (tak ada kompas tak ada peta), harapan untuk keluar dari lautan lepas pun, semakin lama semakin pupus.

Dalam masa-masa sulit, José Salvador Alvarenga mampu menyibukkan diri dan melacak waktu, dengan mengamati fase-fase bulan. Tumbuh sebagai anak pantai dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut, ia menjadi terbiasa dengan makanan laut,

Sayang, keadaan sepenuhnya berbeda dengan Ezequiel Cordoba.

Pada bulan keempat, Cordoba lelah secara mental dan fisik. Tubuhnya mulai menderita penyakit laut yang mematikan. Karena sudah hilangnya keinginan untuk bangkit dan bertahan hidup, dia mulai sakit-sakitan (kondisi itu diperkirakan karena tubuhnya mulai menolak mencerna ikan mentah, burung, dan kura-kura)

Segera setelah dia sakit, dia bahkan memutuskan untuk mogok makan—Berbuntut kegagalannya dalam mempercayai akan adanya harapan selamat, dia pun mati kelaparan.

Jose Alvarega, Lone Journey

Selama enam hari setelah kematian Ezequiel Cordoba, Jose Alvarenga membiarkan tubuhnya tidak tersentuh. Ditinggal sendirian untuk pertama kalinya dalam hampir setengah tahun, dia berpikir untuk bunuh diri. Namun akhirnya, dia membuang tubuh Cordoba dan dengan keyakinan baru, mendorong dirinya untuk bertahan hidup.

Setelah menghitung siklus bulan ke-15, dan menghabiskan lebih dari 400 hari di laut, Alvarenga akhirnya melihat apa yang telah diimpikannya selama lebih dari setahun : daratan.

Perahu kecilnya yang sudah remuk, telah hanyut ke selatan, ke sudut terpencil Marshall Islands, kira-kira 6.000 mil dari tempat dia memulai perjalanannya.

Setelah meninggalkan kapalnya dan berenang ke pantai, dia mengetuk pintu sebuah rumah pantai kecil. Dia disambut oleh sepasang suami istri yang shock dengan kedatangannya.

Pasangan itu hampir tidak bisa mempercayai kisahnya dan segera memberi tahu pihak berwenang. Polisi terkejut dengan cerita itu, setelah berasumsi bahwa Jose Alvarenga telah tewas lebih dari setahun yang lalu, tetapi di sini dia masih hidup dan cukup bugar untuk situasinya.

Setelah mendapat perawatan dan wawancara selama beberapa waktu, dia pun dikirim pulang.

Kepulangan Jose Alvarega

Orang tua dan putrinya yang masih kecil, sangat terkejut dan gembira saat dia kembali.

Ternyata juga, temannya, Villermino Rodriguez (orang yang harusnya ikut berlayar dengan Jose Alvarega—namun harus digantikan oleh  Cordoba), telah beberapa kali mengirim regu pencari untuk mencarinya, tetapi dalam badai, jarak pandang terlalu rendah dan membuat tim pencari harus kembali.

Pada saat badai telah reda, semua orang mengira bahwa kedua nelayan sudah hanyut jauh ke laut.

Awalnya, tidak banyak orang yang percaya dengan cerita Jose Alvarenga. Pertama, Alvarenga tampak terlalu sehat untuk orang yang menghabiskan lebih dari setahun di laut.  Beberapa dokter, mengatakan paling tidak, Jose Alvarega harusnya menderita penyakit kudis.

Beberapa ahli maritim juga menjelaskan bahwa seseorang harus berlayar dalam garis yang sangat lurus untuk mencapai titik Kepulauan Marshall, yang hampir mustahil tanpa mekanisme kemudi, atau sistem navigasi.

Namun, beberapa dokter menunjukkan bahwa makanan laut yang dikonsumsi Jose, sebagian besar terdiri dari daging burung dan penyu, yangmana mengandung vitamin C dalam jumlah tinggi—hal itu sangat baik untuk mencegah penyakit kudis.

Ketidaksesuaian rutenya juga menjadi jelas, ketika sebuah penelitian di Universitas Hawaii membuktikan bahwa arus laut akan mengarahkannya langsung ke pulau Marshall apabila perahu berada di titik Jose Alvarega memulai pelayaran.

José Salvador Alvarenga juga sempat menghadapi gugatan dari keluarga Ezequiel Cordoba. Gugatan itu menuduh bahwa Alvarenga tidak pernah melemparkan tubuh Cordoba ke laut, melainkan memakannya, menggunakan tubuhnya untuk bertahan hidup—Pengacara Jose dengan tegas membantah klaim tersebut, dan Alvarenga bahkan lulus tes pendeteksi kebohongan untuk membuktikannya.

Hari ini, Alvarenga tinggal di El Salvador, di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh daratan—mungkin dia sengaja tinggal sejauh mungkin dari air.

Baca Juga :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

2 Responses to "Kisah Jose Alvarega yang bertahan hidup selama 438 hari dilaut"

  1. Dari nama nama tokohnya udah nebak ini dari amerika latin.
    Life of Pi in real life.
    Sama kaya anak kemarin yg hanyut jauh banget. Dibutuhkan mental dan keinginan hidup yg kuat untuk selamat dari ujian kaya gini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau life of pi mah ama si Richard parker, yaitu sosok you know lah (gamau spoiler). bagus tu film.

      Delete