v Kasus Kematian Alfred Loewenstein yang “Melompat” Dari Pesawat | UNSOLVED INDONESIA

Kasus Kematian Alfred Loewenstein yang “Melompat” Dari Pesawat

Seorang pengelola keuangan Belgia bernama Alfred Loewenstein, adalah orang terkaya ketiga di Bumi pada tahun 90-an. Dia menghilang pada Juli 1928 ketika berada di atas penerbangan melewati laut utara.

Menghilangnya dia secara tiba-tiba, membuat para ahli penerbangan berpendapat bahwa dia mungkin jatuh atau “dilempar” dari atas pesawat.

Misteri Kematian Alfred Loewenstein

Hilangnya Alfred Loewenstein adalah salah satu misteri paling membingungkan dalam sejarah dunia modern. Sebagai orang terkaya ketiga di dunia pada masanya, bankir kelahiran Belgia tersebut, adalah lambang kekayaan dan kemakmuran.

Bisa dibilang, bahwa dia adalah orang kaya sampai mati karena, pada tahun 1929 (satu tahun setelah kematiannya), dia tidak sempat hidup untuk menyaksikan kehancuran pasar saham paling brutal yang kemudian menyebabkan The Great Depression.

(Alfred Loewenstein)

Pada 4 Juli 1928, Loewenstein diketahui naik pesawat pribadinya dan meninggalkan Bandara Croydon di Inggris untuk kembali ke Brussel. Itu adalah perjalanan rutin yang cukup sering dia lakukan bersama para stafnya.

Kala itu, langit dilaporkan cerah ketika Loewenstein ingin menggunakan toilet di dalam pesawat. Yang somehow dia tidak tau, rupanya pintu yang dia buka bukanlah pintu toilet melainkan pintu belakang pesawat.

Pilot Loewenstein, mekanik, dan empat penumpang diduga tidak menyadari apa yang terjadi sampai sekretarisnya, Arthur Hodgson menemukan bahwa bosnya itu tidak ditemukan dimanapun, dan pintu belakang pesawat sudah tidak terkunci.

Dan yap, dengan begitu saja kematian Alfred Loewenstein adalah kecelakaan.

Or is it..?

Masa Kejayaan Alfred Loewenstein

Lahir pada 11 Maret 1877, Alfred Léonard Loewenstein berasal dari garis keturuan panjang bankir berdarah biru. Diajarkan dengan baik oleh ayahnya Bernard, seorang pemodal berkebangsaan Jerman-Yahudi, ia mendirikan perusahaan perbankan yang berbasis di Belgia. Itu adalah perusahaan bernama Société Internationale d'Énergie Hydro-Électrique, yang memiliki target pasar negara-negara berkembang di seluruh dunia.

Dengan menyediakan pasokan energi (listrik) dan fasilitas kepada negara-negara berkembang, Loewenstein menghasilkan banyak uang. Dia lalu berinvestasi dalam komoditas seperti sutra sintetis tepat sebelum popularitasnya meroket.

Selain itu, dia juga ikut ambil bagian dalam bisnis-bisnis menjanjikan seperti perkebunan karet di Kongo, properti batubara di Jerman, dan merupakan pemegang saham utama dalam sistem perkeretaapian Belgia.

Ketika Perang Dunia I meletus, Loewenstein telah menjadi salah satu orang paling berkuasa di Eropa. Ini terbukti ketika, setelah pemerintah Belgia pergi ke pengasingan sebagai negara netral pasca invasi Jerman, Loewenstein menawarkan kepada pemerintah uang sebesar $50 juta tanpa bunga—itu seharusnya adalah uang “sumbangan” kepada pemerintah yang pada akhirnya akan berhasil membayar seluruh utang negara itu ($50 juta kala itu, jika disejajarkan dengan kurs mata uang hari ini, adalah sekitar $1.405.000.000)

Sayang, tawaran tersebut ditolak oleh pemerintah Belgia.

Alfred Loewenstein kemudian pindah ke Inggris dan membuka sebuah perusahaan induk pada tahun 1926. Satu investasi selama tahun 1920-an yang sukses, membuatnya mendapatkan lebih dari $1 juta. Lebih dari itu, karena kepiawaiannya dalam berbisnis, dia bahkan bersahabat dengan para pejabat inggris dan kemudian diangkat menjadi “Companion of The Most Honourable Order of the Bath” oleh pemerintah Inggris.

Seiring karirnya yang terus meroket, Alfred Loewenstein juga dikenal sebagai “Mystery Man Of Europe” dan "Sinterklas Belgia". Bahkan, tepat sebelum kematiannya, dia dilaporkan hampir saja mencapai kesepakatan yang sangat profitable dengan Amerika Serikat.

“Aku selalu menggunakan apa yang disebut metode Amerika,” kata Loewenstein. “Aku suka pengelolaan energi di Amerika dan efisiensi mereka. Dalam banyak hal, sudut pandang ku dalam melihat bisnis mirip dengan pandangan para pengusaha di Amerika Serikat. Itulah kenapa aku sangat suka berbisnis dengan mereka dan sangat betah disana.

Alfred Loewenstein Jatuh Dari Langit?

Tentu akhir dari orang kaya tersebut, bahkan tidak ada yang bisa menyangka sebelumnya.

Dalam sebuah penerbangan rutin, Alfred Loewenstein berangkat ke Brussel dari Inggris pada 4 Juli 1928. Di penerbangan tersebut, dia ditemani pilotnya Donald Drew, mekanik Robert Little, valet Fred Baxter, sekretaris Arthur Hodgson, dan stenografer Eileen Clarke dan Paula Bidalon.

Pesawat tersebut lepas landas sekitar jam 6 sore

Dalam perjalanan, dilaporkan bahwa pesawat sedang melayang di atas Selat Inggris pada ketinggian 4.000 kaki ketika Loewenstein mengatakan bahwa dia ingin pergi ke toilet. Sayang, dia tidak pernah kembali dari bagian belakang pesawat.

Ketika seluruh penumpang sadar kalau boss mereka hilang, Drew langsung melakukan pendaratan darurat di pantai dekat Dunkirk. Kala para kru mendarat di dekat Dunkirk, militer Prancis diketahui menduduki wilayah tersebut. Keenam penumpang pun kemdian dimintai keterangan.

Para penumpang pesawat tersebut sebenarnya memiliki teori, bahwa Alfred Loewenstein kemungkinan jatuh pasca dia mengira pintu belakang pesawat adalah pintu toilet dan membukanya.

Kementerian Udara Inggris melakukan tes pada pesawat pada 12 Juli, menyimpulkan bahwa tidak mungkin untuk membuka pintu belakang tanpa membuat pintu itu terbanting kebali karena tekanan udara.

Pakar penerbangan yang melakukan uji coba pasca kejadian, juga menekankan bahwa membuka pintu belakang pada ketinggian 1.000 kaki, akan butuh usaha kuat untuk melawan tekanan udara. Terlebih, dalam kasus Alfred Loewenstein, pesawat dilaporkan berada di ketinggian 4.000 kaki.

(Pintu pesawat kala itu, adalah yang modelnya sliding ke samping. Jadi akan sulit dibuka dari ketinggian tertentu karena tekanan udara)

Dalam pencarian besar-besaran, tubuh Alfred Loewenstein ditemukan sudah tak bernyawa di perairan dekat Beulogne, seminggu pasca kejadian. Diidentifikasi oleh jam tangannya, tubuh Alfred Loewenstein tidak menunjukkan tanda-tanda penyerangan yang dilakukan oleh awak pesawat.

Tengkoraknya yang retak dan tulangnya yang patah menjadi bukti benturan, dan kematiannya dinyatakan sebagai kecelakaan. Namun, teori berkembang bahwa dia mungkin telah dibunuh atas perintah pewarisnya atau dia mungkin bunuh diri sebelum kerajaan bisnisnya runtuh.

Beberapa kolega bisnis dan teman dekat, bagaimanapun, membantah bahwa Alfred Loewenstein memiliki niatan untuk bunuh diri.

“Bahkan seandainya dia kehilangan beberapa puluh juta.” salah satu temannya berpendapat, “Hal tersebut tidak akan cukup untuk membuatnya termotivasi untuk bunuh diri.”

Beberapa tahun pasca kematian Alfred Loewenstein, putranya Robert diketahui akan menembak salah satu pelayannya karena alasan misterius. Dia juga meninggal pada kecelakaan pesawat pada tahun 1941.

In The End

Tentu secara terbuka, kita mungkin hanya bisa percaya bahwa kematian Alfred Loewenstein bisa jadi memang hanya merupakan kecelakaan biasa. Meskipun, harus digaris bawahi bahwa, dengan memiliki banyak aset dan banyak bisnis, tidak menutup kemungkinan akan adanya rasa iri dan dengki dari para kompetitor di pasar yang sama. Yep.

Selebihnya, masih menjadi misteri.

Baca Juga :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Kasus Kematian Alfred Loewenstein yang “Melompat” Dari Pesawat"

Post a Comment