v The Holders Series Chapter 184 : The Holder Of Brutaility | UNSOLVED INDONESIA

The Holders Series Chapter 184 : The Holder Of Brutaility

From theholders.org

Translated By Admin

Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit mana pun yang bisa Kau kunjungi. Saat Kau mencapai area resepsionis, mintalah untuk mengunjungi pasien yang menyebut dirinya “Pemegang Kekejaman” [The Holder Of Brutality]

Jika resepsionis itu malah memanggil security untukmu, cepatlah minta maaf dan tinggalkan rumah sakit dengan segera. Jangan pernah kembali ke sana, dan tunggu satu tahun berlalu sebelum mencoba pencarian lagi di rumah sakit lain. Lebih baik tidak kuberitahu, apa yang akan terjadi jika kau tertangkap di rumah sakit tersebut.

Disisi lain, Jika Kau berada di tempat yang tepat dan perjalananmu direstui, resepsionis tersebut akan memberimu seringai sadis dan membawamu ke ICU.

Saat pemandumu melewati pasien, ia akan berhenti sejenak untuk memeriksa label nama di tempat tidur mereka. Waspadalah terhadap lingkungan sekitarmu, dan berhati-hatilah untuk tidak pernah menyentuh personel yang memegang peralatan medis. Kesabaran orang-orang di sini sangat tipis, dan mereka cukup mudah tersinggung. Kau tidak ingin berakhir menjadi salah satu pasien di sini, karena kau pasti tidak akan pernah kembali ke dunia luar.

Ketika Kau mencapai tempat tidur nomor #538, Kau akan melihat seorang lelaki tua terbaring di sana. Saat tatapanmu bertemu dengannya, dia akan, tidak seperti biasanya dari tubuhnya yang lemah dan kurus, berteriak sekuat tenaga: “Mereka ada di sini!”

Setelah mendengar kata-kata itu, akan ada ledakan di luar rumah sakit, seolah-olah ada semacam serangan artileri yang terjadi. Ini akan berlangsung tanpa henti, dan pada akhirnya ledakan tersebut akan mengenai ICU dan membunuh banyak pasien dan staf medis.

Tutup matamu dan jangan bergerak dari tempatmu berdiri tidak peduli apa yang Kau dengar, rasakan, atau cium. Jika kau membuka mata sebeum waktunya, kau akan selamanya terjebak dalam tembakan beruntun peluru artileri dan segala jenis senjata proyektil yang digunakan dalam perang. Kau akan merasakan setiap robekan otot dan setiap retakan tulang saat mereka menghantam tubuhmu seperti hujan badai, merobeknya seperti selembar kertas. Dan ketika tubuhmu hanyalah tumpukan debu, ia akan tumbuh kembali dan siklusnya akan dimulai lagi. Begitulah nasib Kau untuk selama-lamanya jika Kau menyerah pada ketidaksabaran.

Kau harus tetap menutup mata sampai pengeboman berhenti. Kau hanya bisa yakin bahwa Kau aman ketika semua sudah tidak terdengar kecuali tangisan seorang gadis. Jika Kau mendengar apa pun selain ini, lebih baik jangan membuka matamu, meskipun itu artinya adalah menutup mata dalam waktu yang sangat lama.

Hanya ketika yang tersisa hanyalah suara tangisan gadis itu, maka aman untuk membuka matanu. Lingkungan disekitarmu akan suram dan sunyi, dan kehancuran total sudah tersampaikan.

Bagian-bagian tubuh manusia akan berserakan di sekitarmu, dan akan masih bergetar karena penderitaan dan siksaan atas kematian mereka. Faktanya, satu-satunya yang tersisa adalah dirimu, jika Kau tidak bergerak, dan tempat tidur #538, di mana lelaki tua itu sebelumnya.

Sayang, lelaki tua itu sudah tidak terlihat. Yang ada di tempat tidurnya sekarang, adalah seorang gadis remaja yang menangis. Umurnya tidak lebih dari 20 dan dengan kecantikan yang tak terkatakan.

Jangan berlama-lama terpesona dengan kecantikannya agar Kau tidak menjadi gila ketika dia mengungkapkan kebenaran kepadamu. Sebaliknya, tanyakan, “Siapa yang lebih buruk, kami atau Mereka?”

Setelah mengucapkan kata-kata ini, tempat yang kau pijaki tersebut akan diserbu oleh tentara. Mereka tidak memiliki lambang satuan apapun sehingga sulit untuk menentukan apakah mereka tentara dari duniamu atau bukan.

Yang jelas, mereka tidak akan mencoba berbicara kepadamu. Mereka akan langsung meringkusmu dan sang gadis, lalu tanpa peringatan akan menancapkanmu ke sebuah dinding di sebuah ruangan lain. Setiap tangan, setiap tungkai dan di beberapa bagian badanmu, akan dipasak ke dinding tanpa adanya perizinan darimu. Kau tidak akan mati, meskipun kau juga tidak akan merasakan kenyamanan apapun.

Di depan kondisimu yang menyedihkan, para prajurit kemudian akan melanjutkan untuk mengejek dan menyiksa gadis yang tadi bersamamu. Siksaan itu akan sangat keji dan akan membuat sang gadis akan terus menangis menjadi-jadi.

Mereka akan memukulinya dengan senjata mereka, lalu mereka akan menusukkan jarum di antara kuku jarinya, sebelum akhirnya mencabutnya. Para tentara bahkan akan memperkosanya juga, dan melakukan hal-hal tabu yang akan membuat hatimu sakit ketika melihatnya.

Seiring gadis itu disiksa, wajahnya akan mulai berubah menjadi semua orang yang Kau kenal, serta semua orang yang pernah kau cintai dan benci. Dia akan menatap matamu, memohon agar Kau membantunya. Namun apa daya, diposisimu sekarang, yang bisa kau lakukan hanyalah ikut menangis.

Setelah apa yang tampak seperti selamanya, para prajurit akan mengakhiri penderitaannya dengan memenggal kepalanya. Seorang tentara kemudian akan mendekatimu dan bertanya, “Jadi, bagaimana menurutmu?”

Jawablah hanya dengan satu kalimat “Kita semua adalah korban”

Mendengar itu, sang prajurit hanya tertawa. Dia kemudian akan memasukkan tangannya ke dadamu, dan akan terasa seolah-olah dia sedang menarik jantunhmu. Rasa sakit itu tidak tertahankan hingga pada akhirnya kau tidak sadarkan diri.

Meskipun Kau telah berhasil untuk tetap sadar setelah melalui semua yang telah Kau saksikan sejauh ini, namun perasaan putus asa dan sakit hati akan terus menghantuimu. Mau tidak mau, perasaan-perasaan itu akan mendoronmu ke tepi jurang kesengsaraan, dan membuat hati dan pikiranmu berada dalam kegelapan.

Ketika Kau bangun, Kau akan berbaring di tempat yang kau sebut rumah. Di sebelahmu akan ada kaleng tanpa label, dengan sejumlah paku yang tertancap dari dalam dan mencuat keluar.

Kaleng ini adalah Obyek 184 dari 538.

Di dalam kaleng tersebut, adalah sebuah kehampaan abadi. Benda apapun yang kau masukkan kedalamnya, akan sepenuhnya hilang dan tidak bisa dicari lagi.

Trauma dari pencarianmu kali ini, akan terus menghantuimu sampai kau mati. Setiap detik dalam hidupmu, kau akan terus mengingat momen-momen dimana kau tidak berdaya, dan tidak mampu menyelamatkan sang gadis.

Baca The Holders Series Lainnya

 

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "The Holders Series Chapter 184 : The Holder Of Brutaility"

  1. ya tak perlu di jelaskan lagi, pada saat perjalanan mu di awal itu, karena "Mereka" dan ya sudah pasti "Mereka" sedang mengawasi mu pada saat perjalanan mu di mulai. ah.. Kenapa aku tidak bisa menyelamatkan "Gadis" waktu itu, kekejaman "Mereka" tidak bisa di bandingkan dengan setiap Kekejaman yang ada didunia ini.. setelah perjalanan yang melelahkan tersebut.. aku sadar bahwa jenis jenis kekejaman yang pernah manusia lakukan hanyalah sedikit bahkan memang saat itu kurasa akan muntah

    ReplyDelete