v The Holders Series Chapter 219 : The Holder Of Warfare | UNSOLVED INDONESIA

The Holders Series Chapter 219 : The Holder Of Warfare

From theholders.org

Translated By Admin

Di kota mana pun, di negara mana pun, masuklah ke pos perekrutan tentara atau pangkalan militer mana pun yang bisa kau masuki. Ketika kau mencapai meja depan, mintalah kepada petugas bahwa kau ingin berbicara dengan “Pemegang Peperangan” [The Holder Of Warfare]

Jika sang petugas yang menyambutmu mengatakan bahwa sang Holder telah terbunuh dalam tugas, maka larilah dari tempat itu. Berlama-lama disana tidak akan mendatangkan apapun kecuali kesengsaraan bagimu. Disisi lain, jika sang petugas malah memanggil dua prajurit untuk mengantarmu, maka perjalananmu telah direstui.

Kedua pemandumu, akan membawa dirimu ke sebuah bunker kosong yang ada di lapangan latihan. Di dalam bunker itu, akan ada sebuah pintu besi berkarat yang mengarah ke tempat yang secara ruang, akan mustahil ada sesuatu dibaliknya.

Mereka kemudian akan membuka pintu itu dan mempersilahkanmu masuk. Jangan membalas mereka apabila mereka memberikan hormat militer kepadamu. Alih-alih, masukilah pintu itu seorang diri dan persiapkan mentalmu.

Dibalik pintu itu, adalah sebuah lorong yang sangat panjang. Lorong itu akan terlihat sangat tua, mirip seperti bunker peninggalan perang dunia 2 yang fotonya mungkin pernah kau lihat di museum. Bedanya, tempat itu akan lebih tidak terawat karena karat dan genangan air, akan tersebar dimana-mana.

Jika ketika kau menyusuri lorong itu, kau mulai mendengar tembakan meriam dari luar, maka tiaraplah di tempat dan biarkan apapun yang akan lewat mendahuluimu di lorong itu lewat. Jangan lihat sosok itu dan pastikanlah suara sepatu boots nya sudah tidak terdengar ketika kau kembali mendongak dan berdiri.

Disisi lain, jika yang kau dengar adalah genderang perang yang menderu dari belakang punggungmu, maka larilah dan percepat jalanmu untuk mencapai ujung lorong. Jangan menoleh, karena kau tidak mau tau asal dari suara itu.

Di ujung lorong, adalah sebuah ruang latihan yang sangat sempit. Meskipun tidak ada orang disana, berdirilah di tengah ruangan sembari melakukan posisi istirahat ditempat.

Jangan bergerak, jangan berucap dan jangan pula berkeliaran untuk melihat sekitar. Setelah sekian menit kau menunggu, sebuah suara tanpa wujud akan berteriak “Siap, grak!”

Ikutilah komandonya dan lakukanlah posisi siap dengan sempurna. Lakukan itu dan sosok spektral perlahan akan muncul dari udara kosong. Ini akan menjadi sosok perwira militer yang nampak tangguh namun dengan pakaian yang compang-camping.

"Laporan, pasukan!" teriaknya kepadamu, namun dengan nada dan gestur seakan di depannya kini ada satu peleton yang sedang berbaris. Saat itulah, kau harus menjawab dengan percaya diri “Pak! Saya datang untuk mencari kejayaan!”

Sang perwira akan menoleh kepadamu, mendekatimu dengan tegas dan berteriak tepat di wajahmu “Kalau begitu, beri aku Push-up 50 kali, Prajurit!!”

Aku sarankan kau jangan membantah dan lakukan saja perintahnya. Hitung satu persatu dengan keras dan jangan tunjukan bahwa kau tidak mampu. Jika dia meletakkan sepatu botnya di punggungmu, teruslah mendorong, tidak peduli seberapa sulitnya itu. Selesaikan perintahnya dan jangan berhenti sampai 50 kali selesai.

Jika kau berhasil menyelesaikan latihanmu, maka sang perwira akan memintamu untuk berdiri. Kau harus berteriak, "Terima kasih, Sersan!" sebelum kembali ke posisi siagamu.

Jika dia puas akan kinerjamu, dia kemudian akan mengangguk dan memberimu helm tempur, granat frag, dan pistol semi-otomatis kaliber.45 dengan magasin tambahan. Terimalah benda-benda itu tanpa protes.

Setelah kau kembali siaga dengan membawa benda-benda itu, dia akan memerintahkanmu untuk bubar jalan sebelum kemudian suasana disekitar akan memudar dan berubah seketika.

Saat kau membuka mata, Kau akan berada di medan perang yang paling mengerikan dan paling berdarah. Pasukan berpakaian abu-abu akan berlari di depanmu dan akan ditembaki oleh kapal perang yang menembakkan meriamnya dari kejauhan.

Berlindunglah di antara mayat di dalam lubang-lubang perlindungan yang ada ketika beberapa tank nampak melintas dan menghujani medan tempur dengan peluru kaliber.50

Belum sampai kau mencoba memahami apa yang terjadi, rentetan rudal akan dijatuhkan dari pesawat-pesawat yang melintas, dan membuat semua menjadi semakin tak karuan.

Kau jelas tidak mengetahui siapa kawan dan siapa lawan di medan tempur itu. Sejauh mata memandang, sosok manusia yang sudah mati atau masih hidup, akan kau lihat berwajah buram dan tidak bisa kau identifikasi dengan jelas.

Jangan pikirkan apapun, alih-alih, genggamlah pistolmu dan larilah menuju kota terdekat. Yang harus kau pahami adalah, apabila mereka menembakimu, maka mereka adalah musuh. Hematlah amunisimu dan jangan sampai kau terpojok tanpa pertahanan ketika kau belum menyelesaikan pencarianmu.

Jika kau sudah sampai di kota, pergilah ke gedung yang menyerupai sekolah dan berlindunglah saat pasukan berbaju biru melawan yang berbaju abu-abu, terlihat membawa pertempuran mendekati sekolah tersebut.

Diantara upayamu untuk menyelamatkan dan mempertahankan diri, kau akan melihat pertempuran mereka dan menyaksikan insting haus darah mereka yang tak terpuaskan. Jika mereka kehabisan amunisi, mereka akan mulai memotong satu sama lain dengan bayonet. Jika pisau bayonet mereka sudah tumpul, mereka akan melepas helm mereka dan menghancurkan kepala musuh mereka menggunakan itu.

Semua pergelutan itu akan sangat brutal. Mereka akan menggunakan senjata apapun yang mereka punya untuk melukai musuh, bahkan sampai mengelupas kulit dan daging di tangan mereka sendiri, agar bisa menggunakan patahan tulang tangan mereka untuk menusuk.

Jika kau tidak kehilangan akal setelah melihat pertempuran gila itu, larilah memasuki gedung dan carilah, di satu kelas tertentu, seorang anak yang tengah menangis dan bersembunyi di dalam lemari barang. Dia, adalah satu-satunya makhluk di tempat ini yang bisa kau lihat wajahnya dengan jelas (tidak buram)

Anak itu akan mengenakan sebuah medali dan kau harus membunuhnya dengan peluru terakhir yang kau punya. Melihatmu, dia mungkin akan menangis dan memohon ampun, namun, kau harus tau bahwa satu-satunya cara untuk pergi dari tempat ini adalah dengan membunuh sang anak dan membawa pergi medalinya.

Medali itu adalah Object 219 dari 538.

Medali itu awalnya melambangkan kedamaian. Namun, karena suatu alasan, pada akhirnya malah menjadi alasan dari peperangan yang baru.

Tidak ada kemuliaan ketika memiliki medali itu. Memegangnya, hanya akan membuatmu teringat bahwa medali ini adalah penyebab dari peperangan tanpa henti, di dunia yang seharusnya tidak akan kau kunjungi lagi.

Baca The Holders Series Lainnya

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "The Holders Series Chapter 219 : The Holder Of Warfare"

  1. Nafsu yang membara, Mata Penuh Obsesi dan Ambisi,

    Selamat untuk mu Seeker yang sudah mendapatkan mendali tersebut, karena penyebab perang itu hanya karena mereka menginginkan kejayaan, sungguh ironis, di realitas itu semua hanya peperangan, namun sekali lagi berbangga lah, berbanggalah akan keselamatan mu .

    ReplyDelete