v 325 : The Holder Of Restraint | UNSOLVED INDONESIA

325 : The Holder Of Restraint

From theholders.org

Translated By Admin

Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau datangi sendiri. Saat Kau berjalan ke meja depan, mintalah untuk mengunjungi sosok yang menganggap dirinya "Pemegang Pengekangan" atau “The Holder Of Restraint”

Jika orang yang bekerja di meja depan tiba-tiba tampak gembira, segera pergi. Kau berada di tempat yang salah, dan kau tidak ingin bertemu dengan sesuatu yang benar-benar ada di sini. Tetapi, jika dia tampak tidak peduli dan bosan, ulangi permintaanmu dengan lebih tegas. Jika dia terus mengabaikan permintaanmu, jangan ragu untuk membuat ancaman pembunuhan sampai dia menjawabmu.

Setelah dengan terpaksa menanggapimu, dia kemudian akan membawamu ke Lemari Petugas Kebersihan sederhana yang ada di suatu tempat di institut ini. Setelah sampai disana, dia akan membuka kunci pintu dan mulai mendahuluimu menuju kegelapan. Hentikan dia dengan cara paling kasar yang kau bisa—Pemegang Pengekangan tidak punya waktu untuk bersikap sopan, dan usahakan kau di depan sang pekerja setelah sampai di titik ini.

Sang pekerja tidak akan punya pilihan. Meskipun tidak ada alasan yang jelas kenapa dia masih disini, namun sang pekerja akan terus mengikutimu masuk ke ruang gelap. Dia bahkan  akan membanting pintu hingga tertutup di belakangmu. Hingga membuatmu bermandikan kegelapan pekat. Saranku, teruslah maju, meskipun pandanganmu terbatasi.

Perjalanan akan terasa berjam-jam, dan jika suatu saat kau melihat cahaya di kejauhan, berhentilah. Jangan lakukan upaya apapun untuk mendekati. Apabila cahaya semakin terang, berbaliklah ke arah yang sebaliknya. Cahaya memang bagus, namun tidak di tempat ini.

Terus berjalan dalam kegelapan hingga kau merasakan semburan udara dingin menerpamu dari belakang. Setelah berjalan entah berapa lama, kau akan menemukan dirimu tiba-tiba berjalan keluar dari gang yang gelap, dan jalan-jalan di sisi lain nampak berbatu dan kuno—arsitekturnya aneh. Mungkin itu adalah jalan-jalan di era yang berbeda.

Pekerja yang tadi mengikutimu, bagaimanapun, sekarang sudah tidak terlihat lagi.

Berjingkat diam-diam sampai kau dapat melihat jalan dan trotoar yang kosong dengan jelas. Ingatlah untuk tetap berada dalam bayangan dari struktur atau obyek besar apapun yang ada. Meninggalkan kenyamanan atas rasa teduh yang menaungi dari cahaya yang ada di langit, mungkin akan kau sesali karena cahaya yang datang dari atas bukanlah cahaya matahari.

Setelah mengeksplorasi tanpa arah, disuatu titik, kau akan melihat seorang pemuda tampan nampak bersandar di tiang lampu sendirian. Dia haruslah memiliki rambut pirang; karena berambut pirang, adalah ciri dari sosok yang benar. Hal ini tentu menjelaskan apabila kau melihat sosok apapun yang bersandar di tiang lampu namun dia tidak berambut pirang, maka kau harus melarikan diri.  Kembalilah ke arahmu datang untuk masuk ke dalam area yang dimakan kegelapan tadi. Pahamilah bahwa mencari keberuntungan atas jalan keluar di tempat gelap itu, akan lebih menyenangkan dibanding terus berada di kota aneh tersebut.

Mendapati sosok yang benar, bagaimanapun, menandarkan bahwa kau boleh tinggal sedikit lebih lama di kota itu. Camkanlah bahwa kau masih harus tetap menghindari sinar ‘matahari’ yang datang dari atas, dengan terus bersembunyi di dalam bayangan.

Pria berambut pirang itu tidak akan melakukan apa pun untuk jangka waktu yang lama; hanya bersandar pada tiang lampu dengan bosan ketika beberapa pria dan wanita melewatinya. Hal ini, akan terus berlangsung sampai pada akhirnya tidak akan ada lagi orang disekitar dan hanya menyisakan kau dan dirinya saja.

Kau tidak boleh menyapa ataupun menginterupsinya. Bahkan, sebenarnya, sia-sia saja apabila kau ingin melakukannya karena dia tetap tidak akan bergeming dari tempatnya. Ketika kau mendekati titik tidak sabar dan hendak melakukan hal-hal yang kelewatan, itulah ketika seorang wanita muda berambut hitam akan muncul dari ujung jalan.

Apa yang terjadi selanjutnya, telah menyebabkan banyak Pencari menuju kematian mereka.

Pria yang telah kau awasi dengan saksama selama beberapa jam terakhir akan menangkap wanita itu dan memperkosanya dengan kasar di depan matamu sendiri. Kau akan dipaksa untuk mengawasi pria itu sampai dia selesai dengan korban malangnya

Sang wanita, dia akan berteriak dan memohon bantuanmu, tetapi kau harus mengabaikannya. Kendalikan akal sehatmu selama kekejian itu tejadi, tidak peduli apa yang diteriakkan oleh hati nuranimu. Terburu-buru menghampiri mereka sekarang, hanya akan menjadi tindakan yang sangat bodoh bagi seseorang yang menghargai kehidupan bebas di luar realita palsu ini.

Setelah pria itu selesai dengan kesenangannya yang bengkok, dia akan menggorok leher korbannya dan adegan itu akan menjadi hampir tak tertahankan bagimu untuk tidak pergi ke sana dan menyelamatkan sang korban. Jangan lakukan. Percayalah; itu hampir berakhir.

Sang lelaki kemudian akan mengakhiri kegiatannya lalu melarikan diri. Meninggalkan sang korban yang kini telah berubah menjadi seonggok daging tak berdaya di tempat yang sama. Tangisannya sudah berhenti, menyisakan diam senyap yang datang dari setiap kegiatan jahat manapun.

Setelah kau yakin aman, larilah  dan dekati mayat berdarah wanita itu. Berlutut di samping tubuhnya yang malang, pegang tangannya yang lemas di tanganmu dan tanyakanlah kepadanya "Apakah Mereka dapat menahan hasrat mereka untuk bersatu?"

Sebagian besar wajahnya akan ditutupi oleh rambut hitam legamnya, tetapi mulutnya yang bebas akan menjawab pertanyaanmu. Mulutnya yang berlumuran darah dan memar akan membisikkan kepadamu kebenaran yang paling menyedihkan. Kalimatnya akan sulit didengar, jadi pastikan kau mencondongkan tubuh ke arahnya untuk menerima jawabanmu—jika tidak, kau akan merasakan penyesalan yang membara karena melewatkan beberapa kalimat yang dia bisikkan.

Jawabannya akan singkat dan cepat, tetapi keputusasaan dan kekosongan yang ditinggalkannya sangat menyiksa. Beberapa Pencari bahkan telah mengambil nyawa mereka sendiri pada saat ini.

Setelah mayat itu selesai berbisik, pegang tangannya di genggamanmu, tutup matamu dan hitung sampai lima dengan keras, sehingga jiwanya yang tersiksa dapat mendengar kata-katamu yang menenangkan.

Setelah Kau mencapai angka terakhir, kau bebas membuka mata. Kau akan mendapati dirimu duduk di kursi di Aula Rekreasi, di dalam institut kesehatan yang tadi kau datangi. Di tanganmu, akan tergenggam satu sarung tangan musim dingin. Hanya satu, tanpa pasangannya.

Sarung Tangan itu adalah Objek 325 dari 538. Hanya benda itu lahyang mampu menutupi kecerobohan mereka.

Baca The Holders Series Lainnya

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "325 : The Holder Of Restraint"

Post a Comment