v Cerita Horor By Admin : Primordium | UNSOLVED INDONESIA

Cerita Horor By Admin : Primordium

Cerita Horor By Admin

Story By Admin Ham-sama

Walaupun cerita ini berdiri sendiri, dan bisa dinikmati sebagai Oneshoot, namun cerita ini memiliki keterkaitan dengan cerita “Creatus” karya Admin. In a way, ini adalah sekuel dari cerita “Creatus” (well not really) 

“Primordium”

[Praɪˈmɔːdɪəm] Latin. Kata Sifat. Inggris : Beginning, Source, yang kemudian diterjemahkan kasar menjadi "The Origin" (tn: asal usul)

Masa-masa terakhir kehidupan di Bumi terasa seperti napas terakhir seorang penderita kanker: lambat, penuh sakit, dan tanpa harapan. Kota-kota hanya tinggal tumpukan beton lapuk, langit terlihat abu-abu, dan laut tak lagi asin—hanya genangan kimia tanpa rasa. Mungkin karena para penghuni lamanya sebagaian besar sudah pergi, mungkin juga karena para penghuni baru: mayat berjalan tanpa pikiran, lebih suka menenggelamkan dunia di dalam kubangan darah, dibanding menikmati deburan ombak, atau indahnya mentari. 

Diwaktu sebelum manusia terakhir akhirnya angkat kaki dari kehidupan fana dan pergi ke alam selanjutnya, di sebuah laboratorium bawah tanah, kau tengah sibuk dengan urusanmu. 

Dirimu adalah seorang ilmuwan, yang kini sedang menyuntikkan cairan bening ke nadimu sendiri. Tanganmu gemetar, bukan karena takut, tapi karena tahu: sebentar lagi kau akan mati. Tidak, kau HARUS mati. Itu adalah syarat. 

Jelas kau tidak lagi peduli dengan keadaan dunia luar, dan kau juga tidak punya niatan membagikan hasil penelitannmu kepada para mayat berjalan, karena mereka sudah pasti tidak tertarik dengan prospek menyelamatkan umat manusia. 

Sayang, di dunia yang telah berubah menjadi era “Zombie apokalips”, apa yang kau suntikkan kepada tubuhmu sendiri bukanlah serum atau antidote untuk menyembuhkan semua orang. 

Tidak. Itu adalah hal yang berbeda. 

Neptune-47, adalah mesin waktu, tapi tidak seperti yang dibayangkan. Dengan menyuntikkan cairan itu ke nadimu sendiri, kau secara efektif telah merubah tubuhmu menjadi mesin waktu. Cara kerjanya : untuk mundur satu tahun, kau harus mati. Benar-benar mati. Fikiran hancur, napas berhenti, detak hilang. Baru setelah itu, kesadaranmu akan bangun di tubuh orang lain, satu tahun sebelumnya.

Pasca kematian pertamamu, kau terbangun di tubuh seorang guru sekolah di tahun sebelum Bumi runtuh total. kau bertahan beberapa minggu, lalu dengan sengaja melompat dari gedung bertingkat. Setiap kali kau bangun, kau menemukan dunia yang “lebih baik” dari yang kau tinggalkan, tapi selalu ada celah: kejanggalan, red flag, sesuatu yang kemudian mengarakan arus sejarah kembali ke kehancuran. 

Itulah kenapa, kau terus bunuh diri, sampai kemudian, kau berada di tahun 2019. Tahun yang relatif damai. 

Kau sempat berpikir, “Mungkin mulai dari sini, aku bisa merubah masa depan.” Kau akan hidup dari tahun ini, dan mengarahkan masa depan umat manusia ke arah yang lebih baik. Jauh dari kehancuran, jauh dari tragedi. 

Kau adalah sosok yang sangat cerdas, sehingga apabila kau memutuskan untuk berkontribusi kepada umat manusia, dan menjadi pionir dalam perkembangannya, kau benar-benar bisa melakukannya. Kau yakin dengan kemampuanmu. 

Bahkan, di kemungkinan apabila perjalanan waktu ini berbelok kedalam tragedi yang tidak terduga, kau sudah menyiapkan rencana cadangan. 

Serum buatanmu, Neptune-47, bukanlah produk kebetulan, tidak. Itu adalah magnum opus, masterpiece, karya terhebat umat manusia yang berhasil kau buat--setidaknya menurutmu. 

Perjalanan ini bukanlah tes abal untuk mencoba prototipe, bukan. Ini adalah perjalanan satu arah yang sangat matang, dimana perencanaan sudah kau lakukan secara kalkulatif : itupun termasuk tentang bagaimana membatalkan efeknya agar kau tidak lagi melompati waktu, semisal kau memutuskan untuk menetap di garis waktu tertentu dan beranjak tua (dan mati). Kau ingin mati dan dikenang, kau ingin menjadi legenda. Kau ingin menjadi pionir dalam pembangunan peradaban manusia. Itulah tujuannmu. 

Kau sudah bertekad, di tahun sempurna, kau akan menjalani kehidupan baru, menjadi pelopor tekhnologi, dan ketika kau sukses, Serum pembatalan Neptune-47 akan kau ciptakan dan kau gunakan sebelum kau mati. Kau sudah hafal formulanya. 

Sayang, 4 bulan kau tinggal di 2019, kau menemukan fakta menakutkan tentang hal yang disebut “Proyek Eden”, sebuah upaya bengkok dan terselubung dari kalangan elite global, untuk mencapai keabadian. 

Penelitian itu sangat mengerikan, dimana otak manusia pada dasarnya diubah menjadi kode digital, dan di upload ke tubuh sintetis yang benar-benar menyerupai manusia asli. Kau, tentu sebagai ilmuan cerdas yang mencoba menjadi perintis di garis waktu itu, diakui kecerdasannya dan segera direkrut secara pribadi oleh organisasi yang mengelola “Project Eden”. Awalnya, kau tertarik, itu adalah hal luar biasa. Menurutmu. 

Namun semakin dalam kau terlibat, hal yang tidak beres mulai berhasil kau ungkap. 

Para manusia palsu ini (disebut sebagai Adam 2.0) Tubuh sintetis yang menjadi wadah mereka, tidak bisa menua (sebenarnya bisa, namun itu harus melalui kontrol laboratorium). Kemudian pikiran (atau jiwa) mereka, adalah hasil convert sempurna dari otak subyek manusia. Ya, kau harus benar-benar merubah otak manusia asli menjadi kode digital sebelum kemudian kau unggah ke dalam otak sintetis. Hal itu membuat manusia buatan itu, pada dasarnya adalah versi upgrade dari siapapun yang menjadi subyek peng-convert-an nya. 

Kemudian, kau mengetahui tentang upaya bengkok mereka, dimana sejak 20 tahun terakhir, Proyek Eden sudah menculik puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu manusia, membedah otak mereka, dan menggantikan orang-orang yang hilang itu dengan manusia buatan. Tidak ada jejak karena di laboratorium, versi digital dari memori mereka, bisa di otak-atik. Apapun bisa ditambahkan dan dihilangkan. Diantara orang-orang yang diculik itu, adalah tokoh penting organisasi tertentu, abdi negara, atau bahkan sosok polos anak kecil, ibu-ibu, bahkan penderita kekurangan fisik. 

Karena terjadi pengkonvertan memori, mereka tidak tau kalau mereka pada dasarnya bukan lagi manusia, dan kini hanyalah tiruan sintetis yang dibuat oleh laboratorium. Secara fisik, mereka sama persis seperti manusia, bukan entitas robotik atapun animatronik. Mereka bisa berdarah, bisa sakit, masih bisa makan dan minum. Bedanya, kini setiap sel dari tubuh mereka bisa dimanipulasi oleh program komputer, seolah, manusia telah merenggut kekuatan tuhan itu sendiri untuk mengkontrol. 

Tidak ada perintah khusus, ataupun komando apapun, mereka hanya dikembalikan ke lingkungan kehidupan mereka masing-masing, kembali menjalani kehidupan seperti biasa, menjadi mata-dan-telinga Proyek Eden tanpa disadari. 

Tentu ada juga orang-orang kalangan atas yang melakukan ‘evolusi’ ini secara sukarela. Artis, konglomerat, pejabat. Orang-orang tertentu (yang merupakan benefaktor dari Project Eden), telah menjadi bagian dari "Adam 2.0”. Tujuan mereka tentu saja keabadian. Sepenuhnya terlepas dari tubuh fana dan menyambut dunia baru tanpa kematian. 

Yang orang-orang ini tidak tau, adalah di sektor terdalam Project Eden, di tempat yang tidak tercatatkan, ada orang-orang tertentu (yang kedudukannya lebih penting dibanding yang lain) telah memerintahkan para programer kelas 7 (yang memiliki akses keamanan tertinggi) untuk menanamkan ‘Havoc Protokol’. Itu adalah program pengendalian pikiran yang tertanam jauh di dalam kesadaran manusia sintetis, yang jika diaktifkan, bisa membuat jutaan manusia sintetis yang tersebar diseluruh bumi berubah menjadi ibarat boneka yang dikendalikan dengan benang. Jika kau diberi input untuk membunuh, maka kau akan membunuh. Jika kau diberi input untuk menjadi korban, maka kau akan menjadi korban dengan tujuan.  Semua--yang hanya bisa kau simpulkan sebagai pendukung kepentingan segelintir orang saja. 

Itu mengerikan. 

Menyadari noda hitam legam di garis waktu tersebut, kau pun kemudian mundur. Kau bunuh diri dan mencoba peruntungan di garis waktu lain. Jauh.. Jauh sebelum Proyek itu bahkan menjadi Ide. 

Itu adalah penelitian yang berakar dari tahun 1948. Karena skalanya yang terlalu terstruktur dan masif, itu mustahil untuk dihancurkan, kau pun tidak mau repot-repot mencoba. Memikirkan keberadaan Proyek itu saja sudah membuatmu jijik. 

Kau pun mati lagi.. dan lagi.. dan lagi.. yang kemudian membuatmu sampai ke tahun 1917.

1917. Tahun itu, buruk. Sangat buruk. Perang Dunia. Konflik. Perpecahan. Semua menjalar seperti percikan api. Meskipun begitu, kau memutuskan untuk tinggal sesaat, sekedar beristirahat setelah puluhan kematian beruntun agar kau sampai kesini. 

Di tengah peperangan parit Perang Dunia I, di antara tentara Inggris yang berseberangan dengan tentara Jerman, di satu dari dua sisi tempat gersang yang disebut No Man's Land, kau duduk. Pikiranmu kembali ke Project Eden. Berpikir keras tentang bagaimana di masa depan, ketika bumi sudah hancur oleh wabah zombie, proyek itu bahkan tidak pernah terungkap.

Setelah puas merenung, kau mengkokang senapan laras panjang yang ada ditanganmu, dan kemudian menembak kepalamu sendiri. Melanjutkan perjalanan. 

Kau pun kemudian terus mundur. 

Abad ke 18, tidak jauh berbeda. Walau skala konflik tidak sebesar tahun 1900 keatas, namun akan selalu ada noda sejarah. Perang di satu tempat, bencana alam besar, pandemi di sudut lain. Tidak pernah sempurna. Tidak pernah ideal. Mungkin tinggal lama di 2019 telah mempengaruhimu secara psikologis. Kau terus saja mengharapkan tahun sempurna. Tahun dimana sejarah benar-benar tanpa noda. Tahun dimana kau akhirnya memiliki awal hidup baru yang ideal. 

Mungkin didorong atas pengetahuan tentang akhir umat manusia, mungkin juga karena ditenagai oleh pengetahuan tentang masa depan yang kelam, pencarian tahun sempurna itu menjadi obsesi. Kau tanpa henti mencoba menemukan tahun di mana umat manusia hidup tanpa luka.

Dan untuk itu, kau terus bunuh diri. 

Lagi. 

Dan lagi. 

Entah sudah berapa kali kau terjun kedalam kematian, kau bahkan sudah tidak menghitung lagi. Begitu banyaknya kau mati dengan cara-cara biasa, kau bahkan menjadi bosan dengan metodenya. Di satu titik (demi mengatasi kebosanan akan kematian), kau mencoba cara-cara baru untuk menjemput ajal. Metode pembunuhan pun semakin kreatif : Tusukan besi ke telinga, menenggelamkan diri di kubangan air jalanan, memakan batu kerikil. Tubuh demi tubuh. Tahun demi tahun. Hingga kau tak lagi mampu mengingat wajah aslimu sendiri

Hari itu, ketika kau sedang berada di kerumunan di daerah Judea, kau mendengarkan seorang lelaki sedang Mengkhotbahkan tentang Tuhan. Dia, seorang yang mengaku Nabi, menyeru kepada kaumnya untuk menyembah Tuhan yang Maha Esa. saat itu pula, pencerahan datang kepadamu, pencerahan yang kemudian membuat bahkan dirimu sendiri merinding dan merasa berdosa (walaupun, kau menyukainya):

“Jika aku terus bunuh diri sampai ke awal penciptaan, maka secara perhitungan matematis, aku pada akhirnya akan bangun di tubuh Adam (manusia pertama). Dan apabila aku mencegahnya memakan buah terlarang di surga, maka…..”

Senyum lebar terpampang di bibirmu. Itu dia! Tahun sempurna! Tahun dimana manusia masih ada di taman Eden. Tahun ketika segenap omong kosong tentang kehidupan di bumi belum terjadi. 

Itulah tahun sempurna. 

Oke, kau memang tidak sepenuhnya yakin. Kau bukanlah orang beriman, bukan pula orang yang percaya agama. Tentu saja, apabila para ateis benar dan segenap cerita ilahiyah hanyalah dongeng, maka hal terburuk yang bisa terjadi, adalah bahwa kau akan bangun sebagai monyet (berdasarkan teori evolusi). Namun disisi lain, ide ini membuka prospek yang besar di dalam otak haus pengetahuan milikmu. Kenapa? Karena dengan kau terus mundur ke masa lalu, kau akan mengetahui, sekali untuk selamanya, tentang rahasia penciptaan. Apakah manusia benar diciptakan oleh tangan ilahi? Ataukah manusia hanyalah permutasi acak yang lahir dari ketiadaan, seperti yang di klaim oleh para pemikir modern? 

Itulah kenapa, kau terus mundur. 

Tubuh demi tubuh, abad demi abad. Pada awalnya, tiap lompatan masih memberi kejutan: melihat piramida Mesir masih baru berdiri; menyaksikan Babilonia dalam kejayaannya; menghirup udara murni hutan-hutan purba yang tak pernah tersentuh. Tapi seiring waktu, semuanya mulai terasa hambar. Kau hanya lewat, selalu hanya lewat.

Di setiap kehidupan singkatmu, kau tidak pernah mencoba berinteraksi terlalu banyak—kau hanya mencari titik berikutnya untuk mati. Semakin jauh kau mundur, semakin primitif tubuh yang kau tempati. Di satu titik, kau bahkan tak lagi bisa berbicara bahasa modern.

Tahun-tahun pun menghilang menjadi sekadar angka tak bermakna. Tulisan hilang. Kota menghilang.

Lalu, pada suatu kehidupan, kau terbangun di tengah sabana luas, di tubuh seorang pria kurus, berkulit legam, yang hidup dari memburu dan mengumpulkan akar-akaran. Tak ada peradaban, tak ada bangunan. Kau sadar: kau semakin dekat.

Namun ada yang aneh. Kematian yang terjadi padamu, kini semakin tidak biasa. Pada sebagian besar lompatan, kau lah yang menentukan kapan dan bagaiman cara bunuh diri: kau mengkontrol waktunya– itu adalah keputusanmu sendiri apakah kau akan tetap tinggal, atau melanjutkan perjalanan. 

Namun entah sejak kapan, kau tiba-tiba mati dengan cara-cara yang sepenuhnya tidak bisa kau kontrol. Seperti suatu ketika saat kau bangun di tubuh seorang lelaki yang berada di ambang eksekusi, atau ketika kau bangun di tubuh bocah yang jatuh dari tebing. Deretan kehidupan-kehidupan itu sangat singkat, sehingga itu hanya seperti montage kematian yang berjejer di slideshow powerpoint

Kau mulai merasa ada sesuatu yang mengatur jalannya, seolah Neptune-47 bukan lagi milikmu sepenuhnya. Setiap kali kau bangun di tubuh baru, dunia di sekitarmu semakin asing, semakin kabur dari logika sejarah yang kau pahami.

Kadang kau bangun di dunia yang terlalu sunyi, tanpa suara burung, tanpa serangga. Kadang kau bangun di tengah hujan air merah, di mana langit memantulkan warna darah dan tanah terasa berdenyut. Kadang, kau bangun di dunia yang seharusnya tidak ada — dengan bintang-bintang yang asing, dan bulan yang jumlahnya lebih dari satu.

Kau mulai curiga. Mulai takut. Dengan segenap kewarasan yang tersisa. Ketika kau gugup, kau selalu merapalkan suatu formula : formula yang menjadi antidote dari Neptune-47. Formula yang harusnya bisa membuatmu berhenti. Namun semakin lama kau mengingat rumus itu berulang-ulang, semua semakin kabur. Semua semakin tidak jelas. Sains? Apa itu? Apakah itu sama dengan sihir?.. Matematika? Rumus? Apa arti dari kata-kata itu? 

Suatu kali, kau terbangun di tubuh seorang lelaki yang sedang berlari di padang luas. Tidak ada tanda peradaban, hanya angin dingin yang menusuk tulang. Kau menoleh ke belakang, dan melihat sesuatu mengejarmu. Bukan hewan. Bukan manusia. Sesuatu yang bentuknya seperti siluet hitam dengan wajah berlapis-lapis, masing-masing wajah menjerit tanpa suara. Dilihat dari manapun, kau berani bersumpah itu bukanlah makhluk dari bumi yang pernah kau kenali. 

Kau tidak punya senjata, tidak ada tempat bersembunyi. Dalam beberapa detik, siluet itu menerjang tubuhmu. Kau merasakan sensasi seperti diseret keluar dari tubuh dengan kasar, dibelah menjadi ribuan serpihan yang berputar di kegelapan.

Kau mati. 

Lalu terbangun lagi. Kali ini, di tubuh seorang perempuan muda. Tangannya berlumur darah. Di depannya, mayat seorang anak kecil tergeletak, sedangkan disekitar, adalah kerumunan orang. Kau tidak tahu siapa yang membunuh si anak kecil, tapi orang-orang mulai berteriak dan berlari ke arahmu, dengan amarah. Kau tak punya cara untuk kabur.

Kematian.

Gelap lagi.

Lompat lagi.

Sekarang, setiap lompatan tidak lagi mundur satu tahun. Kadang mundur 2-3 tahun sekaligus. Kadang hanya beberapa bulan. Kadang… kau bahkan tidak tahu apakah kau mundur atau maju. Semua terasa buram. Pula, ada perasaan tertentu yang benar-benar terpatri dan membekas, jauh didalam tubuhmu. Kau tidak tau dibagian tubuh mana, tapi itu adalah rasa panas yang menyengat. Seiring dengan kau yang terus mati, semakin tak terkendali pula perasaan panas itu. 

Mungkin serum Neptune-47 telah mencapai titik overload, itulah teori yang harusnya kau pikirkan semisal saja kau masih ingat alasan bagaimana dan kenapa kau melakukan perjalanan ini. Atau mungkin juga, Jiwamu sendiri lah yang benar-benar terbakar seiring kau menginjak, menggantikan, dan menghancurkan jiwa-jiwa lain demi kau bisa bangun di tubuh mereka. 

Pikiranmu tak lagi koheren. Kau bahkan tidak ingat lagi kenapa kau HARUS mati. Menjemput kematian sekarang ibarat reflek. Tidak ada perhitungan, hanya muscle memory

Kemudian, di akhir kematian yang terjauh, konsep ruang menjadi tidak berarti. Kau tidak lagi paham apa itu keberadaan. Kau tidak lagi tau apa maksud “ada” dan “tidak ada”, kau tidak lagi berfikir, kau tidak lagi mengenal eksistensi. 

Gelap. 

Bisu. 

Tidak berfikir. 

Tidak ada. 

Lalu kau bangun... 

Itu adalah sebuah tempat yang penuh cahaya. Banyak orang. Banyak sinar. Mereka nampak tengah mengerumuni sosok lain. Sosok yang dikerumuni itu, berbeda. Berbeda dari semua yang ada di tempat itu. Sosok itu aneh, tidak biasa. 

Orang-orang berkerumun, memperhatikan. Berdebat satu sama lain. Perdebatan bercampur aduk antara heran, penasaran, kagum. Banyak opini di satu tempat. 

Kemudian, semua itu terhenti oleh sebuah suara yang memerintahkan semua yang ada disitu, untuk menghormati si aneh tersebut. 

Banyak yang bingung, namun kemudian menurut. 

Kau, disisi lain, berbeda. 

Mendengar perintah itu, kau tersinggung. 

Walau kesadaranmu berkabut dan semua tidak jelas, satu yang pasti di dalam fikiranmu, adalah keinginanmu untuk membenci makhluk itu sampai akhir waktu. 

Manusia, penyebab kerusakan.

Dalam hati, tanpa tau apa maksudnya, kau membatin :

“Kenapa juga aku harus Hormat kepada sosok yang terbuat dari Tanah sementara aku terbuat dari Api?"

-End. 

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

2 Responses to "Cerita Horor By Admin : Primordium"

  1. Ooh
    Wow gila, i get it 😱

    ReplyDelete
  2. wowwwwww ini benar-benar mind blowing dan kereen parah. jadi pada akhirnya dia terbangun jadi iblis, bukannya jadi Adam 😲😲😲

    ReplyDelete