RIDDLE INDONESIA #17
“Demam.”
Hari ini
adalah hari senin, dan aku sedang berusaha membujuk anak perempuanku untuk
berangkat sekolah.
“Aku tidak
mau berangkat sekolah! Aku sakit!” Teriaknya kepadaku sembari bersembunyi
dibawah selimut. Namun aku tau aslinya dia pasti hanya pura-pura. Pasalnya tadi
malam dia menangis karena dia bilang hari ini ada ujian Matematika. Yap, anakku
itu benci Matematika.
“Coba mama
periksa kalau sakit.” aku menyibak selimutnya dan menyentuhkan tanganku ke
dahinya. Memeriksa suhu tubuhnya yang biasa-biasa saja.
“Mana? nggak
panas kok.” tanyaku kepadanya. Dia langsung cemberut dan masih bersikukuh
dengan perkataannya. Dia kembali bersembunyi di bawah selimut.
“Tapi aku demam ma!” dia bersikeras.
Aku berdiri, dan menatapnya capek. Tanganku aku lipat
di dada sembari melirik gelagatnya yang meringkuk didalam selimut.
“Mama akan cek dengan termometer.” ujarku sembari
mengambil termometer di lemari. Termometer ini adalah termometer tua, diwariskan
turun temurun dari Nenekku. Aku mengingat kembali dulu aku juga pernah menolak
berangkat sekolah dan merengek seperti ini di depan ibuku.
“Mama! Nggak usah!” Dia perotes, kepalanya mendungul
dari balik selimut dan dia menutup mulutnya menggunakan kedua tangan.
“Buka mulut.” Perintahku.
Dia menggeleng.
Aku menatap gadis kecil ini tidak sabar.
“Buka mulut dulu! Jika kau demam, nanti kita akan ke
dokter!” menarik kedua tangannya, aku menyelipkan termometer itu ke mulut
anakku. Tapi dasar anak nakal, ia malah menggigit termometernya hingga pecah.
“Apa-apaan sih kamu!” Marahku padanya. Dengan segera,
aku mengeluarkan termometer itu dan memeriksa mulut anakku. Untungnya pecahan ujung
termometer yang cukup besar itu berhasil aku keluarkan sebelum dia menelannya.
Aku kemudian cepat-cepat memberinya minum dari segelas air putih yang ada di meja belajarnya.
Aku kemudian cepat-cepat memberinya minum dari segelas air putih yang ada di meja belajarnya.
Detik berikutnya, yang aku tau adalah dia menangis.
Masih berusaha mencegahku untuk memaksanya berangkat sekolah.
“Pokoknya nggak mau sekolah!!! Huaaa!!!” Teriaknya
kepadaku.
Aku menatapnya marah. Sebelum akhirnya aku pasrah dan
menyerah membujuknya berangkat sekolah.
.
Ya sudah lah. Dia hanya rewel, bukan sakit, jadi aku
tidak perlu membawanya ke dokter.
Kau Bisa
Memecahkannya? Jawab Di Kolom Komentar
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
Air raksa termometernya keminum
ReplyDeleteair raksanya keminum tuh, gk dibawa ke dokter lgi, ya matilah
ReplyDeleteAir raksa berbahaya bagi manusia.jadi kalo si termometernya pecah otomatis air raksa ya masuk mulut dong.yaa dia mungkin bisa mati
ReplyDeleteIbunya tolol anying
ReplyDeleteSama kaya lu idiot anying
Deletelolot
ReplyDelete