v Chapter 4 : The Holder Of Nothing | UNSOLVED INDONESIA

Chapter 4 : The Holder Of Nothing


From theholders.org

Translated by Admin

Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau tempat penampungan yang bisa kau datangi. Saat kau sampai di meja depan, mintalah ke resepsionis dan bilang kau ingin mengunjungi seseorang yang disebut “Sang Penjaga Ketiadaan” [The Holders Of Nothing]

Kau akan menyadari sekilas, ekspresi Jijik akan muncul di wajah resepsionis, kemudian kau akan dibawa ke sebuah kandang kayu yang dilihat dari manapun adalah sebuah kakus* yang letaknya terpisah dari gedung utama. Kakus itu aneh karena tatkala dibuka, yang menyabutmu adalah sebuah koridor panjang yang ukurannya melebihi kakus itu sendiri.

Kemudian Resepsionis akan menuntunmu masuk dan kau akan mendapati Koridor itu akan benar-benar sepi. Di kesunyian itu, sebaiknya kau menghindari membuat suara-suara yang tidak perlu semisal kau tidak mau mendapat masalah.

Dalam perjalanan, Kau akan melihat sebuah cahaya di ujung koridor yang semakin terang dan terang seiring kau mendekat. Bahkan di satu titik kau akan mendapati dirimu disilaukan oleh cahaya itu .

Jika di situasi tertentu cahanya padam, cepatlah berseru “Tidak! Hentikan! Yang kau lakukan adalah salah!” sambil berbalik. Jika cahayanya tak menyala lagi, larilah ke pintu tempatmu masuk tadi. Seharusnya sih pintunya masih terbuka semisal kau belum masuk terlalu jauh,

Jika kau kembali dan mendapati pintunya tertutup, neraka pun lebih baik apabila dibandingkan apa yang akan terjadi padamu setelahnya.

Semisal cahaya kembali bersinar setelah kau berseru, lanjutkan berjalan di koridor. Di akhir lorong, kau akan menemukan sebuah ruangan; si resepsionis akan membuka pintu ruangan tersebut untukmu sambil menatapmu dengan jijik.

Dalam ruangan akan ada campuran warna-warna yang sangat kontras, tersusun dalam beberapa formasi layaknya dandanan badut.  Namun seharusnya bukanlah hal itu yang paling mengejutkan,

di tengah ruangan, akan ada seorang wanita muda yang telanjang, berlumuran darah dan terikat oleh helaian otot manusia. Apabila kau terlanjut menatapnya, jangan sekalipun kau berpaling karena berpaling akan mendatangkan konsekewensi. Fokus padanya dan tanyalah “Mereka itu dahulu apa saat mereka masih jadi satu?”

Ia akan menatap matamu dan dan menjawabnya dengan detail yang tidak masuk akal. Ceritanya tidak akan terdengar seperti cerita manapun yang pernah kau dengar, membuatmu merasakan kegembiraan dan penderitaan secara bersamaan (Bercampur aduk dalam kebingungan) Tidak jarang para pencari Obyek (Seekers) akan kehilangan akal dalam euforia tak terkontrol.

Namun disaat sepert inilah kau harus fokus. Kendalikan logikamu dan cobalah sebisa mungkin untuk tidak melihat tato yang terukir di dada perempuan itu. Pikiranmu akan menggodamu untuk melihat, tapi kau harus lawan sekuat tenaga.

Jika kau gagal, si perempuan akan bangkit dari posisinya dan menyerangmu. Kemudian dia akan mengulitimu hidup-hidup dan menambahkan dagingmu yang termutilasi ke ikatannya, dan kau akan terjebak bersamanya, dengan kesadaran yang tidak akan pergi, kau akan menemaninya dalam keabadian atau sampai tiba habisnya waktu.

Tato itu adalah objek ke-4 dari 538.
Hasrat mereka adalah untuk menjadi satu lagi, namun mereka tak bisa.

Catatan Admin : Yang dimaksud Kakus adalah toilet diluar ruangan. Bisa juga disebut Jamban. Di indonesia jarang, namun ada. Kalau di luar negeri, bentuknya seperti ini :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Chapter 4 : The Holder Of Nothing"

Post a Comment