v Insiden MOVE 1985: Ketika Polisi Menjatuhkan C4 ke Kerumunan Warga Kulit Hitam | UNSOLVED INDONESIA

Insiden MOVE 1985: Ketika Polisi Menjatuhkan C4 ke Kerumunan Warga Kulit Hitam

Pada 13 Mei 1985, sebuah helikopter polisi diketahui terbang di atas jalan perumahan di Philadelphia Barat. Helikopter itu berputar selama beberapa menit sebelum mendarat di atas rumah petak di 6221 Osage Avenue. Setelah beberapa saat, dua bahan peledak C-4 jatuh dari helikopter, dan rumah petak di bawahnya pun meledak.

Di dalam rumah petak, 11 anggota kelompok Black Liberation Group bernama “MOVE” tewas mengenaskan dalam kobaran api. Salah satu pendiri MOVE, John Africa, termasuk di antara mereka, dan mayatnya begitu hancur sehingga dia tidak dapat diidentifikasi selama berbulan-bulan.

Petugas pemadam kebakaran diperintahkan untuk membiarkan api menyala. Akibatnya, 61 rumah disekitarnya terbakar, membuat 250 orang kehilangan tempat tinggal.

Peristiwa mematikan ini, yang sekarang dikenal sebagai “MOVE Bombing”, tetap menjadi salah satu tindakan kebruatalan polisi AS yang paling kejam sepanjang masa

Ini adalah kisah kebuntuan yang berubah menjadi mematikan, setelah bertahun-tahun meningkatnya ketegangan antara Polisi Philadelphia dan kelompok aktivis Kulit Hitam.

Di dalam Organisasi MOVE John Africa

Untuk memahami insiden MOVE Bombeing, kita harus memahami dulu apa itu organisasi MOVE. Didirikan pada tahun 1972 oleh seorang pria bernama John Africa (lahir dengan nama Vincent Leaphart), MOVE sering digambarkan sebagai Black Liberation Group yang berbasis di Philadelphia dan mendedikasikan kegiatan untuk beberapa tujuan yang berbeda.

Mengikuti ajaran John Africa, anggota MOVE makan makanan mentah, membentuk gaya rambut gimbal, dan memprotes Perang Vietnam dan kebrutalan polisi. MOVE menentang sains dan teknologi dan malah mendorong filosofi “Back To Nature”

Selanjutnya, anggota organisasi MOVE mengambil nama belakang Afrika. Mereka percaya bahwa mengambil nama itu menunjukkan penghormatan mereka kepada benua induk mereka. Selain itu, mereka diketahui tinggal bersama di sebuah rumah di Desa Powelton Philadelphia, sebelum kemudian pindah ke rumah di Osage Avenue.

(John Africa)

Di rumah-rumah komunal mereka, para anggota mempraktikkan gaya hidup go green, sebagian besar anggota MOVE memiliki kegiatan berburu-dan-meramu. Mereka juga aktif dalam  demo menentang sains dan kedokteran, dan memperjuangkan hak-hak binatang. Begitu kuatnya pandangan mereka sehingga mereka akan secara teratur menggelar demonstrasi di lembaga-lembaga yang mereka lawan (termasuk lembaga pemerintahan maupun swasta)

Karena mereka mulai menimbun senjata api sembari memamerkannya kepada publik (serta mengancap pejabat kota dan menyiarkan pesan mereka melalui pengeras suara), kelompok itu mulai menarik perhatian dari anggota masyarakat termasuk tetangga yang ketakutan atau kesal yang kemudian menghubungi polisi.

Pada tahun 1977, polisi memperoleh surat perintah untuk mengusir dan membubarkan organisasi MOVE dari rumah mereka di Desa Powelton di Philadelphia Barat. Namun, anggota MOVE menolak untuk mengosongkan rumah mereka dan bertahan selama satu tahun penuh—bahkan setelah berjanji mereka akan pergi dan menyerahkan senjata mereka jika kota membebaskan beberapa anggota MOVE dari penjara (kota benar-benar membebaskan mereka yang dipenjara).

Pada 8 Agustus 1978, dengan organisasi MOVE akan digusur, seorang polisi Philadelphia berusaha masuk ke dalam rumah mereka. Baku tembak pun terjadi yang berakhir dengan seorang polisi tewas dan anggota organisasi MOVE disalahkan untuk itu.

Namun, bukti medis menunjukkan bahwa polisi telah ditembak dari belakang dan atas, sementara anggota MOVE semua berada di depannya dan di ruang bawah tanah, menurut pengakuan polisi sendiri. Bukti ini mendukung klaim organisasi MOVE bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kematiannya.

Meski demikian, juri memutuskan mereka tetap bersalah. Sembilan anggota MOVE, yang kemudian dikenal sebagai "MOVE 9," dijatuhi hukuman penjara atas kematian petugas polisi, dan tujuh dari mereka tetap di balik jeruji sampai hari ini. Sejak saat itu, organisasi MOVE dipandang sebagai musuh oleh polisi Philadelphia.

(MOVE 9)

Bentrok MOVE vs POLISI

Pada tahun 1985 organisasi MOVE telah pindah ke rumah baru di Osage Avenue (Sebuah lingkungan kelas menengah yang didominasi kulit hitam di Philadelphia Barat). Setelah tetangga berulang kali mengeluh tentang anggota MOVE yang mengeluarkan pengumuman politik dengan pengeras suara, serta laporan kondisi “tidak sehat” di rumah MOVE, polisi memperoleh surat perintah lain — kali ini untuk penangkapan beberapa anggota MOVE.

Anggota yang bersangkutan sedang diselidiki karena pelanggaran pembebasan bersyarat, penghinaan terhadap pengadilan, kepemilikan senjata api secara ilegal, dan membuat ancaman teroris. Penduduk di rumah-rumah terdekat telah dievakuasi sebelum ‘penggerebekan’ dan diberitahu bahwa mereka harus kembali ke rumah mereka pada hari berikutnya.

Sekitar pukul 05.30 pagi, polisi muncul di rumah MOVE. "Perhatian, MOVE... Ini Amerika," kata polisi melalui megafon. "Kalian harus mematuhi hukum Amerika Serikat."

Hampir 500 petugas polisi turun ke area tersebut. Namun, meskipun mereka sudah mengepung rumah dengan surat perintah penangkapan, tetapi anggota MOVE tidak mau mengalah. Dalam situasi penuh ketegangan, para anggota MOVE telah membarikade diri mereka di dalam rumah, menolak untuk mengikuti perintah polisi, dan mulai menembaki polisi (menurut pengakuan Polisi).

Pihak kepolisian membalas aksi tersebut dengan melemparkan tabung gas air mata ke dalam gedung. Polisi juga menembakkan beberapa tembakan dan baku tembak pun tidak bisa terhindarkan.

Menurut laporan resmi kota Philadelphia tentang insiden tersebut, polisi tercatat menembakkan 10.000 peluru ke rumah MOVE dalam waktu 90 menit dan harus meminta akademi kepolisian untuk mengirimkan lebih banyak peluru. Namun, anggota MOVE tetap berada di dalam kompleks mereka.

Di tengah baku tembak, tim SWAT gagal meledakkan lubang di sisi rumah MOVE dari rumah petak tetangga. Kebuntuan berlangsung sepanjang hari. Dalam konferensi pers, Walikota Wilson Goode menyatakan niatnya untuk "Merebut kendali rumah, dengan cara apa pun yang memungkinkan."

Beberapa jam setelah kebuntuan dimulai, Komisaris Polisi Gregore Sambor membuat keputusan yang akan memiliki konsekuensi mematikan. Dia memerintahkan agar rumah petak tersebut dibom melalui helikopter. Menurut polisi dan walikota, rencananya adalah menghancurkan bunker yang dibangun anggota MOVE di atap mereka.

MOVE Bombing 1985

Beberapa menit kemudian, helikopter diketahui terbang diatas langit. Polisi memberi anggota MOVE satu kesempatan lagi untuk keluar dan menyerahkan diri. Namun, bahkan setelah keputusasaan, mereka tetap memilih untuk bertahan di dalam rumah.

Hal berikutnya, adalah momen dimana helikopter yang disiagakan, benar-benar menjatuhkan C4 ke dalam rumah MOVE. Saat meledak, Bom melakukan kontak dengan generator bertenaga gas yang terletak di atap. Generator terpicu, menyebabkan kebakaran.

Meski melanggar protokoler, petugas pemadam kebakaran diperintahkan untuk tidak melakukan tugasnya dan membiarkan bangunan terbakar. Mungkin, seperti yang dikatakan walikota, “ini karena takut anggota MOVE akan menargetkan petugas pemadam kebakaran yang mendekat”

Pada saat yang sama, seorang saksi berkata bahwa anggota MOVE telah berhenti menembak, namun polisi masih terlihat menembaki anggota MOVE yang melarikan diri dari rumah yang terbakar.

Ramona Africa, satu-satunya orang dewasa yang berhasil selamat dari rumah petak MOVE yang terbakar, membenarkan bahwa polisi masih menembak bahkan ketika gedung itu terbakar. "Kami mencoba beberapa kali untuk keluar, tetapi setiap kali, kami ditembak kembali ke dalam rumah. Ini adalah indikasi yang jelas bahwa mereka tidak bermaksud agar salah satu dari kami selamat dari serangan itu."

Dari seluruh penghuni rumah, hanya satu orang lainnya yang lolos dari kematian dalam MOVE Bombing — Birdie Africa yang berusia 13 tahun, yang berlari telanjang keluar dari gedung yang terbakar dengan tubuhnya tertutup luka bakar tingkat dua dan tiga.

Karena pemadam kebakaran diketahui tidak melakukan tugasnya, api kemudian menyebar dengan cepat di jalan-jalan sempit Philadelphia, merambat dari puncak pohon ke atap rumah dan melalap 61 rumah di tiga blok. Api yang berkobar begitu besar sampai dikabarkan  terlihat dari Bandara Internasional Philadelphia, yang berjarak enam mil jauhnya

Pada akhir malam, 250 orang di Philadelphia Barat kehilangan tempat tinggal dan sebelas orang dinyatakan tewas. Pendiri MOVE, John Africa, termasuk di antara yang tewas, begitu pula lima anak di bawah usia 13 tahun.

(Dampak dari Pemadam Kebakaran yang memakan gaji buta)

Akibat dari Pengeboman

Karena dampak yang begitu mematikan dari MOVE bombing, penyelidikan pun (mau tak mau) segera diluncurkan. Komisaris polisi yang memerintahkan pengeboman, George J Sambor langsung mengundurkan diri dari jabatannya dan komisi pun dibentuk untuk menyelidiki pemboman MOVE.

Pada akhirnya, komisi tersebut menemukan bahwa menjatuhkan bom di sebuah rumah petak yang diketahui dihuni, terutama oleh anak-anak, adalah perbuatan yang "tidak bijaksana" (no shit bruh)

Komisi tersebut juga melaporkan, dengan menilik ketegangan yang terjadi, bahwa mereka yakin pengeboman itu tidak akan terjadi "seandainya rumah MOVE dan penghuninya terletak di lingkungan kulit putih”

Atas temuan tersebut, Walikota W. Wilson Goode membuat permintaan maaf kepada publik.

Namun, sejauh hukuman pidana untuk pengeboman MOVE berlaku, tidak ada petugas polisi atau pejabat kota yang terlibat dalam pengeboman yang pernah didakwa atau diadili.

Satu-satunya orang yang menghadapi dampak adalah Ramona Afrika, yang dipenjara selama tujuh tahun setelah pemboman Philadelphia MOVE (dia dinyatakan bersalah atas kerusuhan dan konspirasi)

Akhirnya pada tahun 1996, juri menemukan bahwa pihak berwenang telah menggunakan kekuatan secara berlebihan dan melanggar perlindungan konstitusional organisasi MOVE, karena melakukan penggeledahan dan penyitaan yang tidak wajar (perlu dicatat bahwa kepemilikan senjata api oleh warga sipil, apabila memiliki surat-surat, Legal di Amerika Serikat)

Kota itu terpaksa membayar $500.000 ke Ramona Africa dan $1 juta untuk kerabat John Africa. Selain itu, $90.000 diberikan kepada setiap keluarga dewasa korban kebakaran, dan kota Philadelphia akhirnya membayar $25 juta sebagai ganti rugi kepada orang tua dari lima anak yang meninggal. Selain itu, Michael Moses Ward alias Birdie Africa dibayar $1,7 juta.

"Uang tidak ada hubungannya dengan ini," kata Ramona Africa pada saat vonis tahun 1996. "... Ini tentang mengambil sikap untuk keadian semua orang agar pemerintah paham bahwa pengebomban dan pembakaran warga sipil adalah hal yang tidak baik.”

Ramona Africa adalah orang terakhir yang selamat dari pemboman MOVE di Philadelphia. Ward meninggal pada 2013 karena tenggelam di kapal pesiar. Pada tahun 2018, Ramona Africa mengumumkan bahwa dia sedang berjuang melawan penyakit limfoma, yang dia yakini disebabkan oleh bahan kimia dalam pengeboman.

Sekarang lebih dari tiga puluh tahun setelah pengeboman, banyak orang di Philadelphia Barat tidak tahu bahwa dahulu, tidak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri, sebelas orang (lima di antaranya anak-anak) kehilangan nyawa mereka di salah satu peristiwa yang paling kejam yang pernah dilakukan polisi kepada warga sipil Amerika Serikat.

End Of Story

Baca Juga :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Insiden MOVE 1985: Ketika Polisi Menjatuhkan C4 ke Kerumunan Warga Kulit Hitam"

Post a Comment