v Kasus Burke dan Hare : Duo “William” Yang Membunuh Dan Menjual Mayat Korbannya Untuk Profit | UNSOLVED INDONESIA

Kasus Burke dan Hare : Duo “William” Yang Membunuh Dan Menjual Mayat Korbannya Untuk Profit

Tahun 1828, adalah era dimana ilmu anatomi masih dalam tahap berkembang. Kala itu, pengetahuan tentang tubuh manusia belum seluas hari ini. Itulah kenapa, untuk memahami lebih dalam tentang tubuh manusia, para professor di Sekolah Medis dan Universitas, membutuhkan mayat untuk penelitian.

Bagi para pakar medis ini, ada dua cara untuk mendapatkan mayat. Yang pertama adalah secara legal, dimana orang yang masih hidup akan melakukan perjanjian dengan imbalan uang. Perjanjian itu adalah apabila mereka mati, mereka bersedia menyerahkan tubuh mereka kepada instantsi medis sebagai obyek penelitian.

Disisi lain, cara kedua adalah cara yang dinyatakan ilegal. Yakni mayat-mayat akan dibeli dari para perampok kuburan. Terlepas dari prakteknya, beberapa perampok kuburan sering menipu para “pembeli mayat” dengan menyatakan bahwa mayat-mayat yang mereka bawa adalah milik keluarga ataupun mayat yang didapatkan secara sah (kembali ke cara pertama). Tentu karena hukum kala itu tidak seketat hari ini, para pakar medis tidak pernah sekalipun mempedulikan darimana datangnya mayat. Yang mereka tau hanyalah, mereka membeli dari orang ketiga dan urusan hukum, adalah tanggungan dari orang ketiga tersebut.

Ditengah zaman yang kurang ketat tentang formulir tertulis ini, dua lelaki bernama Burke dan Hare melihat ada potensi bisnis dalam jual beli mayat. Kala permintaan yang terjadi lebih besar dibanding stok yang ada, mereka pada akhirnya tidak segan-segan untuk membunuh demi mendapatkan mayat segar.

Dan yap, itu adalah tindakan yang lebih parah dibanding hanya merampok kuburan.

Bisnis Mayat Burke dan Hare

Burke dan Hare sama-sama memiliki nama depan William. Meskipun begitu, mereka menjalani kehidupan awal yang sangat berbeda dan memiliki karakter yang sangat berbeda pula.

William Burke memiliki pendidikan kelas menengah di Irlandia dan bergabung dengan tentara di masa remajanya. Dia pindah ke Skotlandia di mana dia bekerja di Union Canal–sistem kanal Skotlandia yang terutama dibangun untuk membawa batu bara ke Edinburgh.

Dia adalah sosok yang periang tapi pekerja keras dan juga (katanya) taat beragama. Pada tahun 1827 ia memutuskan untuk pergi ke utara dan mengadu nasib di kota baru. Di sinilah ia bertemu William Hare, sesama orang Irlandia yang memiliki masa lalu yang lebih kelam.

Hare adalah pria jangkung yang memiliki banyak bekas luka dan dianggap sebagai orang yang sangat temperamental. Dia juga memiliki masalah kecanduan alkohol.

Pertemuan mereka itu, adalah karena penginapan yang disewa Burke, merupakan penginapan miliki Hare. Itu adalah sebuah penginapan menengah kebawah yang berada di tengah kota Endiburgh, Skotlandia.

Banyaknya kesamaan diantara keduanya, membuat mereka menjadi akrab. Tinggal di satu atap yang sama, mereka tumbuh menjadi teman senasib bahkan sama-sama mendapatkan reputasi buruk sebagai pemabuk di penginapan tersebut.

The First Money

Sebab-akibat membuka jalan bagi tindakan yang benar-benar mengerikan. Suatu ketika, salah satu penghuni di penginapan Hare meninggal dalam kondisi memiliki tunggakan sewa sebanyak 4 bulan.

Karena tidak mau rugi, William Hare memutuskan untuk menjual tubuh penghuni yang sudah meninggalnya itu ke ahli anatomi untuk mendapatkan uang sewa yang belum dia bayar.

Ber kong-kalikong dengan Burke, Hare pada awalnya melaporkan kematian itu kepada pihak berwenang setempat. Gereja lokal bahkan sempat menyumbangkan peti mati untuk penguburan kepada mayat tersebut. Namun tentu, alih-alih dimasukan ke dalam peti dan dikubur sebagaimana mestinya, mayat penghuni penginapannya itu malah dia sembunyikan dan petinya kemudian dia isi dengan kulit pohon.

Kala prosesi pemakaman usai dan malan tiba, mereka membawa mayat itu ke Universitas Edinburgh dan menemui Dr. Robert Knox. Dalam negosiasi tersebut, mayat yang dibawa oleh kedua orang itu langsung dibeli begitu saja karena Universitas kala itu memang sangat membutuhkan mayat untuk penelitian. Doktor itu bahkan menyatakan kepada Burke dan Hare bahwa Universitas membutuhkan lebih banyak mayat dan bersedia membeli lagi apabila tersedia.

Dr. Robert Knox bukanlah orang yang ‘tidak tau menau’ tentang asal muasal mayat yang dia beli. Lebih dari itu, dia sebenarnya paham betul kalau mayat-mayat yang dia terima bisa saja merupakan hasil “kotor” tanpa kejelasan hukum.

Meskipun begitu, dia adalah sosok yang bodo amat. Pokoknya, selama ada mayat yang tersedia, darimana asalnya, dia tidak akan protes. Toh bukan dia yang akan bertanggung jawab apabila yang dilakukan “supplyer” nya adalah tindak kejahatan. Dia hanyala pembeli.

Di akhir hari, apabila mayat yang dia terima tiba-tiba diselidiki polisi, dia bisa melemparkan kesalahan kembali kepada para “supplyer” nya dan pura-pura bodoh atas apa yang terjadi.

Yap, dia adalah Dokter yang buruk.

Anything For Money

Kembali ke Burke dan Hare. Tidak perlu waktu lama bagi mereka untuk menyadari bahwa bisnis jual beli mayat ini adalah bisnis yang mendatangkan uang.

Tentu pada awalnya mereka mencoba melakukan perampokan kuburan untuk mendapatkan mayat. Namun kriteria mayat yang dikehendaki instansi medis adalah jenis mayat yang segar. Mereka tidak butuh mayat yang sudah membusuk apalagi yang sudah berubah menjadi tulang belulang.

Karena cukup susah untuk mencari mayat “yang masih fresh” dari kuburan, Burke dan Hare segera mendapatkan ide gila. Mereka beralih ke pembunuhan.

Tentu mereka tidak akan membunuh orang-orang secara random dan mendatangkan resiko yang terlalu tinggi. Mereka, memanfaatkan penginapan milik Hare, pada akhirnya memutuskan untuk mengincar penghuni yang menyewa kamar di tempat tersebut.

Dalam catatan, dikatakan bahwa mereka memutuskan untuk mencekik seorang penghuni penginapan yang sakit demam bernama Joseph. Korban lain, adalah Abigail Simpson yang dibunuh dengan metode serupa—Abigail datang ke Edinburgh beberapa kali dari desa setempat untuk menjual garam dan (bisa dikatakan) adalah langganan penginapan Hare.

Mangsa berikutnya, adalah seorang sales Inggris yang terjangkit penyakit kuning. Mereka menggunakan metode yang sama. Hare adalah sosok yang mencekik sementara Burke, bertugas mengunci pergerakan korban agar tidak berontak.

Setelah mayat-mayat itu dibawa ke Universitas Edinburgh, Dr Robert Knox akan membayar mereka sebesar 10 pound untuk masing-masing mayat (sebesar 14-15 juta rupiah kalau hari ini).. Dokter ‘gila’ itu sesekali akan memuji mereka berdua atas ‘kualitas’ mayat yang mereka bawa. Mayat-mayat itu adalah mayat segar dan Dr Knox tidak pernah bertanya lebih jauh darimana asalnya.

Every Man For Himself

Selama beberapa kali, bisnis mereka lancar dan tidak ada kecurigaan apapun yang datang dari penegak hukum. Sayang, semuanya berubah saat korban bernama Nyonya Haldane dibunuh.

You see, itu adalah pembunuhan yang lancar. Meskipun kala itu, yang membunuh rupanya hanya Hare saja. Dr Knox mengaku bahwa dia hanya melihat Hare sendirian ketika dia menjual mayat Nyonya Haldane. Rupanya, dalam pembunuhan kali ini, Hare memilih untuk merahasiakannya dari Burke dan menyimpan keuntungannya seorang diri.

Tentu tidak sulit untuk Burke mengetahui kecurangan ini. Mereka berdua pada akhirnya sempat bersitegang dan terlibat dalam perkelahian kala mabuk (sebelum kemudian baikan kembali)

(Patung kepala yang dibuat berdasarkan dari Death Mask milik Burke dan Hare)

Secara total, aksi mereka ini sudah berhasil membunuh setidaknya 16 orang. Selain membunuh penghuni penginapan, mereka terkadang juga mentraktir alkohol seseorang yang mereka temui di jalan sebelum kemudian orang itu mereka bawa ke penginapan dan dibunuh. Mereka menggunakan tong ikan untuk membawa mayat-mayat itu ke Dr.  Knox.

Pembunuhan terakhir terjadi pada bulan Oktober 1828, dimana kesalahan fatal membuat mereka tidak bisa mengelak lagi.

Korban mereka adalah seorang wanita Irlandia bernama Margaret Docherty. Beberapa saat sebelum dibawa ke penginapan, dia diketahui ditraktir minum-minum oleh Burke dan Hare.

Kala dia sudah dibunuh, dipagi hari keluarga Grey (yang memang sempat menyewa kamar di penginapan Hare), secara tidak sengaja melihat mayat Docherty yang terbaring ditumpukan jerami.

Hare awalnya menyadari itu dan menawarkan uang kepada pasangan itu sebagai “uang tutup mulut”. Sayangnya, keluarga Grey tidak tertarik dan langsung melapor ke polisi atas apa yang mereka lihat.

Kala polisi menanggapi laporan tersebut, Burke dan Hare telah membawa mayat itu ke Dr. Knox. Namun karena Polisi menemukan cukup banyak darah di penginapan, mereka berdua pun langsung ditangkap dan dibawa ke kantor.

No Honor Among Thieves

Kala diinterogasi, Burke dan Hare cukup bebal dan mengatakan bahwa mereka tidak bersalah. Namun penyidik tidak kehilangan akal.

Karena kurangnya bukti, penyidik (bekerjasama dengan pengadilan), pada akhirnya memutuskan untuk memberikan pengampunan kepada siapa saja yang mengaku terlebih dahulu. Dalam kesempatan ini, William Hare langsung nyerocos seperti burung untuk menyalahkan William Burke atas semuanya—dia menjelaskan setiap detail dengan penekanan bahwa “Ini semua adalah Ide Burke”

Terlepas dari pernyataan bahwa mayat-mayat itu dijual kepada Dr. Robert Knox, dokter tersebut rupanya tidak akan menghadapi tuntutan apa pun. Seperti rencana awalnya, dokter tersebut pura-pura tidak tau dan mengutuk perbuatan Buke dan Hare sebagai aksi menjijikan dan tidak sesuai moral. Dia juga berstatement bahwa, sebagai pembeli (yang tidak tau menau), dia sama sekali tidak melanggar hukum.

In The End, William Burke mendapat vonis eksekusi mati dan digantung di tiang gantungan dengan disaksikan oleh 250 ribu orang. Mayatnya dibedah di Universitas Edinburgh tak lama setelah itu dan kerangkanya tetap ada hingga hari ini di Edinburgh Medical School.

William Hare, yang secara tekhnis mendapat “pengampunan” dari pengadilan, pada akhirnya harus kabur karena menjadi buronan dari kerumunan masa yang marah dan menuntutnya untuk ikut diadili. Dia pindah ke Inggris.

Dr Robert Knox, terlepas dari tidak ada jeratan hukum, dia rupanya mendapat jeratan sosial yang sangat parah. Dia diberhentikan dari jabatannya di Universitas Edinburgh dan menjalani kehidupan yang sulit dalam mendapat pekerjaan lain.

Epilogue

Kasus serupa sempat muncul beberapa tahun kemudian di Inggris. Dua pria di London (yang dikenal sebagai London Burkers—nama kasus terinspiras dari kisah Burke dan Hare), melakukan kejahatan yang sama sebelum kemudian tertangkap tak lama kemudian

Pada akhirnya, Undang-undang baru disahkan untuk menghentikan perampasan mayat terjadi lagi. Dalam Undang-undang Anatomi tahun 1832 di Inggris, dijelaskan bahwa tubuh “tanpa identitas” hanya bisa dibedah jika tidak diklaim oleh keluarga atau kerabat setelah 48 jam.

Hal tersebut, rupanya secara efektif menghentikan segala macam proses penjualan mayat yang ilegal dan tidak bermoral.

Dan yap, ceritanya pun berakhir.

Baca Juga :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "Kasus Burke dan Hare : Duo “William” Yang Membunuh Dan Menjual Mayat Korbannya Untuk Profit"

  1. Undang undang barunya keren.
    Dokter tolol 11 12 sama penjahatnya.

    ReplyDelete