v The Holders Series Chapter 110 : The Holder Of Humility | UNSOLVED INDONESIA

The Holders Series Chapter 110 : The Holder Of Humility

From theholders.org

Translated By Admin

Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit mana pun yang bisa Kau kunjungi. Ketika mencapai meja depan, mintalah untuk mengunjungi sosok yang bernama "Penjaga Kerendahan Hati" [The Holder Of Humility]

Petugas mungkin akan menundukkan kepala mereka, memegang tanganmu dan membawamu menyusuri lorong putih bersih. Kau tidak boleh melepaskan tangan sang petugas apabila kau tidak ingin celaka. Saat Kau berjalan menyusuri lorong, Kau akan mendengar piano bermain samar di kejauhan. Jika lantunan irama itu tiba-tiba berhenti, hentikanlah pula langkahmu dan tatap sang petugas yang menggandengmu dengan mata kecewa.

Jika lantunan irama tidak kembali pasca kau melakukan itu, lorong akan menjadi gelap gulita dan perjalananmu sudah sepenuhnya berakhir. Bahkan keajaiban pun, tidak akan menyelamatkanmu dari apa yang akan kau alami selanjutnya.

Disisi lain, jika lantunan irama kembali, tersenyumlah kepada petugas yang menggandeng tanganmu dan kau boleh memintanya untuk melanjutkan perjalanan. Perjalanan itu, akan berhenti ketika disuatu titik diperjalananmu, sang petugas yang menggandengmu akan melepaskan tanganmu dan tiba-tiba berlari meninggalkanmu. Jangan repot-repot mengejar karena apa yang terjadi padanya, bukan lagi urusanmu.

Dikesendirianmu, carilah sebuah knop pintu tunggal di salah satu dinding. Itu adalah knop yang nampaknya hanya menempel di dinding namun itu adalah satu-satunya jalan keluar dari lorong yang tak berujung ini—jika knop yang dimaksud tidak ketemu, maka lorong tak berujung itu adalah rumah barumu sampai ajal menjemput.

Ketika kau menemukannya, bagaimanapun, kau akan menyadari sebuah pintu akan terbuka tepat di tempat knop itu berada. Saat kau melewati pintu itu, kau akan menyadari dirimu berada di sebuah ruangan kecil dengan dinding dan lantainya dipenuhi tetesan air. Di dalam ruangan itu, juga akan ada tempat tidur bersih dengan bantal yang keduanya ditutupi seprai putih bersih, jam digital dengan waktu yang menunjuk pukul 15:00, grand piano hitam tua, dan cermin kosong yang tergantung. di dinding.

Pintu yang membawamu kemari, akan kau sadari sudah sepenuhnya tertutup dan menguncimu di ruangan tersebut. Di detik ini, tidak ada yang bisa kau lakukan selain menghabiskan waktumu di tempat tersebut.

Tujuan utamamu dalam ruangan itu, adalah cermin tua yang ada di dinding. Awalnya, cermin itu akan terlihat biasa saja ketika kau melihatnya. Namun, seiring kau menghabiskan waktu di ruangan itu, pantulanmu akan perlahan berubah.

You see, cermin itu memperlihatkan sosok sejatimu yang paling dalam. Setiap hasrat, kebencian, iri, kesombongan dan setiap hal buruk yang ada di dalam dirimu, akan perlahan-lahan diperlihatkan oleh cermin tersebut seiring kau menghabiskan waktu di ruangan itu.

Cermin tersebut akan terus mengeksplorasi dirimu, memantulkan setiap memori, perasaan, dan rahasia yang selama ini terpendam jauh dari siapa saja yang ada di ruangan itu.

Semakin jauh sang cermin memperlihatkan isi hatimu, pantulanmu yang ada padanya juga akan berubah semakin signifikan. Perubahan pada pantulan tersebut akan terus terjadi sampai dirimu yang kau lihat di cermin, akan tampak seperti bukan manusia lagi,

Tentu bayangan akhir dari cermin tersebut sangat mudah membuat orang gila. Terlepas dari semengerikannya pantulan di cermin, setiap manusia akan tau keburukan mereka sendiri, tak peduli divisualisasikan dengan cara apapun.

Kau mungkin akan menghabiskan waktu di ruangan itu berhari-hari, atau mungkin berbulan-bulan, bahkan bisa saja sampai bertahun-tahun. tujuanmu hanya satu, yaitu secara berkala tanyakanlah pantulanmu di cermin dengan satu pertanyaan “Kenapa mereka tidak memiliki kerendahan hati?”

100 pertanyaan, 1000 pertanyaan atau 10000 pertanyaan, tidak ada yang tau. Yang jelas, apabila cermin tersebut sudah selesai mengeksplorasi dirimu secara sempurna, bayangan buruk dirimu di cermin barulah akan bergerak sesuai keinginanya dan menjawab.

Dia kemudian akan menatapmu dengan wajahnya yang mengerikan dan tersenyum. Dia lalu akan menceritakan apa maksud dari ruangan yang kau tempati sekarang. Cerita yang dia utarakan, adalah cerita-cerita tentang siapa pemilik ruangan itu, dan tragedi apa yang terjadi kepadanya.

Seiring cerita itu berlanjut, kau mungkin tidak memperhatikan tapi seisi ruangan akan perlahan berubah seperti apa yang diceritakan oleh pantulan jahatmu di cermin. Tentang seorang anak yang dibunuh dengan cara ditembak tepat di kepalanya.

Setelah selesai bercerita, cermin itu kemudian akan pecah menjadi tujuh bagian dan kehilangan kemampuannya untuk memantulkan bayangan. Seiring kau tersadar, ruangan tersebut akan sepenuhnya berbeda.

Ruangan tempat Kau berada telah menjadi gambaran yang tepat dari apa yang diceritakan oleh pantulan jahatmu beberapa waktu lalu. Tetesan air berubah menjadi tetesan darah, dan tubuh anak perempuan yang malang kini terbaring dengan kepala berlubang di tempat tidur yang sebagian besar sepreinya sudah memerah. Piano besar yang awalnya terlihat bagus, kini sudah berubah menjadi piano usang yang tuts-tutsnya terlihat rusak can tercopot. Jam dinding yang awalnya menunjukkan pukul15.00, tetap menunjukan waktu yang sama namun sudah pecah dan dikerubungi sarang laba-laba.

Apa yang kau cari di dalam ‘bentuk sejati’ ruangan tersebut, masih bersemayam di dahi sang gadis perempuan. Ambillah dengan segala cara karena itu adalah obyek yang kau cari.

Peluru berlian tersebut, adalah Object 110 dari 538.

Mungkin ada alasan tertentu kenapa Gadis  tersebut harus dibunuh dengan peluru berlian. Mau mencari tau atau tidak, semua terserah padamu.

Baca The Holders Series Lainnya

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "The Holders Series Chapter 110 : The Holder Of Humility"

Post a Comment