v Keeping Us Better #6 : Professional | UNSOLVED INDONESIA

Keeping Us Better #6 : Professional

Ini adalah bagian keenam dari Serial Keeping Us Better

.

Sarah duduk di ruang tamu di depan perapian ketika sepasang tangan kecil mulai menarik-narik lengan bajunya.

"Ibu! Ibu!"

Sarah tersenyum dan menarik putrinya ke pangkuannya.

"Kau ingin aku menceritakan sebuah cerita?" Dia bertanya. Anak berusia lima tahun itu mengangguk. "Baiklah. Pernah ada seorang putri cantik yang memiliki semuanya. Dia akan menghabiskan pagi hari untuk memastikan semuanya sempurna di istananya... tapi di malam hari... dia akan berburu vampir!"

Elli tertawa mendengarnya. Sarah tahu bahwa dia menyukai cerita seperti itu sejak dia menonton film vampir beberapa bulan yang lalu. Dia melanjutkan ceritanya, berbicara tentang ksatria pemberani yang ditemui sang putri, sebelum kemudian ceritanya diinterupsi oleh deringan telepon.

Mengangkat putrinya dari pangkuannya, Sarah berjalan ke arah telepon. Ellie memandang dengan rasa ingin tahu, saat ibunya berhenti tertawa. Tapi hanya sesaat, lalu senyumnya kembali saat dia menutup telepon.

"Elli, ibu harus pergi sekarang, jadilah gadis yang baik dan tidurlah, oke?" Ellie mengangguk sedih, mengambil selimut favoritnya saat ibunya membantunya kembali ke kamarnya. Tidak butuh waktu lama baginya untuk tertidur.

.

.

Sarah tidak perlu mengemudi jauh. Dia tahu rutenya, dan sudah berkali-kali ke sana. Tapi ini bukan pertemuan yang dijadwalkan, dan itu membuatnya khawatir. Dia melihat mobil-mobil lain diparkir di tempat parkir saat dia melaju. Dia mematikan mobilnya dan mengunci pintu.

Tak lupa dia mematikan alaram mobilnya, karena tidak ingin membuat lebih banyak kebisingan. Dia berjalan ke taman menuju bangku. Satu-satunya cahaya yang dilihatnya hanyalah dari sebatang rokok. Dia mendekati dua orang lain yang duduk di sana. Yang merokok berbicara lebih dulu.

"Senang kau bisa datang, Sarah. Kita bisa memulai.”

Sarah memandangi sosok lain sebentar sebelum kembali ke pria merokok itu.

"Cepat jelaskan apa yang terjadi. Aku harus meninggalkan Ellie sendirian. Sebaiknya ini sangat penting bagiku untuk—"

"Kami sudah menemukannya." Itulah tanggapan dari sang pria yang merokok.

Sarah menggigil ketika dia mendentar itu. Bukan karena takut. Pria itu mengeluarkan sebatang rokok lagi setelah setelah membuang putung yang sudah dia habiskan. Dia dengan cepat menyalakannya, dan menoleh ke orang disampingnya.

Dari sudut pandang Sarah, wajah orang itu nampak tertutup bayangan pohon. Sarah melihat suatu gerakan, mungkin anggukan.

Mark, si perokok, menatap Sarah.

"Itu jauh didalam disana, tapi kita masih bisa mendapatkannya. Butuh kerja keras, tapi jika kita bekerja sama, kita bisa mendapatkannya." Sarah tidak menatap balik Mark, dia melihat ke sosok yang tertutup bayangan

"Mark, ini siapa?" Kata-kata Sarah diwarnai dengan ketakutan dan ketidakpercayaan. Ya, Sarah memang bilang bahwa dia bersedia melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, tetapi dengan siapa Mark berurusan? Dia mulai bertanya-tanya apakah pihak ketiga ini bisa dipercaya.

"Jangan khawatir. Dia teman. Dia sudah lama mencari hal yang sama dan di-"

"Kenapa?" Sarah bertanya pada orang tertutup bayangan itu secara langsung. "Mengapa kamu ingin mencarinya. Kenapa kau menghabiskan waktumu mencoba menemukan sesuatu yang bahkan tidak nyata?"

Sosok dibalik bayangan itu tidak merespon. Sarah berbalik ke Mark.

"Dengar Sarah, dia telah membuat tim. Tim yang bahkan tidak bisa kau bayangkan. Mereka sangat bagus, sangat profesional. Tapi mereka melakukannya karena alasan lain. Apa yang kita kejar adalah hasil sampingan dari pekerjaan mereka. Mereka tidak peduli dengan apa yang kita kejar. Tapi kita harus bekerja cepat."

Mark menghirup udara malam dalam-dalam. Ekspresi kesakitan melintas di matanya. Bahkan dia tidak begitu yakin tentang hal ini, dan Sarah nampaknya menyadarinya.

Mark berbicara lagi, tapi kali ini lebih seperti permohonan. "Sarah, orang-orang akan terluka jika kita tidak melakukannya.”

Sara tidak mengatakan apa-apa. Mark menghancurkan rokoknya. Dengan cepat melihat sosok yang dibayangi sebelum berbalik kembali pada perempuan itu,

"Kita tau ini akan terjadi pada akhirnya. Kita bahkan sudah membahasnya lama. Sekarang, katakan padaku, apa kau ingin membantu kami atau tidak?” desak Mark.

Sarah belum teryakinkan

"Tidak seperti ini. Aku tidak akan melakukannya seperti ini. Aku bisa menunggu lebih lama. Tapi orang tidak akan mati untukku. Bahkan jika aku mulai menebak apa yang kau rencanakan, aku tidak akan membiarkan kekacauan sebanyak itu dibebaskan supaya kita bisa-"

"Dr. Meissner," sosok dibalik bayangan itu berbicara, "Sepertinya kau tidak paham apa yang ditawarkan Tuan Tene di sini. Inilah yang telah kau tunggu-tunggu, dan Aku akan sangat menghargai jika kau mau bekerja dengan kami sehingga kita dapat saling membantu meraih tujuan bersama." Sosok siluet itu mendekat ke arah cahaya. Pria itu mengenakan jas dan setelan rapi.

"Nah, Dokter, aku sangat berharap kita bisa melakukan ini dengan cara yang mudah, dan aku benar-benar akan menghargai apabila kau tidak menolak.” Ujar pria itu.

Sarah kembali menatap Mark yang mulai berkeringat. Dia terlihat hanya melihat ke bawah.

“Kau akan bekerjasama dengan kami, karena kau peduli dengan putrimu."

Sarah mengejang.

"Ellie kan? Ya. Jangan membuatku harus mengancammu Dokter. Aku benar-benar berharap kita bisa melakukan ini dengan cara yang beradab. Tentu, aku juga bisa mengambil jalan alternatif, jika memang itu yang kau inginkan.” Pria itu mencondongkan tubuh lebih dekat dan memperlihatkan sorot matanya yang berwarna coklat gelap.

“Pekerjaanmu dan rekanmu benar-benar menarik minatku, dan aku tertarik untuk mempelajari lebih dalam atas beberapa teori kalian. Aku percaya bahwa penelitan yang kalian lakukan mungkin bisa membawaku ke sesuatu yang aku inginkan...” Ujar sang pria “.. tentu, manfaat dari kerja sama ini akan bisa kita nikmati bersama. Jadi, apa kita punya kesepakatan?”

Sarah meneteskan air mata. Dia selalu tahu ini mungkin terjadi, tetapi dia tidak merencanakannya dengan cukup baik. Dapat dimengerti untuk menjadi sangat paranoid tentang apa yang dia lakukan, dan dia pikir dia telah menyembunyikan dirinya dan proyeknya dengan baik. Dia pikir dia telah menjaga keamanan Ellie dengan menjauhkannya dari ini. Sudah terlambat sekarang, pria ini telah memojokkannya, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"K-Katakan saja padaku,.." Sarah menatap pria itu geram sekaligus takut, "...Katakan saja padaku mengapa kau ingin melakukan semua ini!"

"Dokter," jawab pria itu, "i’m just trying to Keeping Us Better.”

.

.

Pria berjas itu adalah orang terakhir yang masih ada di taman, dan dia kini tengah berdiri di sana menatap langit, langit gelap tanpa bulan.

Tak lama dia berdiri, Sosok lain bermantel nampak mendekat.

"Rockwell."

Pria itu menoleh kepada sosok yang memanggilnya.

"Ya Derrick?"

"Semuanya sudah siap. Ini akan menjadi uji coba, tetapi jika subjek uji dapat melebarkan lubang seperti yang kita rencanakan, kita seharusnya bisa menemukan solusi agar seluruh perangkat dapat beroperasi."

“Bagaimana dengan si bocah?” tanya Rockwell.

Derrick Todd berhenti sejenak sebelum melanjutkan. Dia masih tidak setuju dengan ini, tapi ini perlu, katanya pada diri sendiri. Semuanya diperlukan untuk tujuan yang lebih besar.

“Dia bersemangat, dan sudah siap. Aku masih tidak tahu bagaimana Ayahnya bisa baik-baik saja, setelah kau melakukan hal itu pada-"

"Dia tidak punya pilihan. Keberuntungan telah mencampuri takdirnya, dan anak itu menjadi sempurna untuk apa yang kita butuhkan."

Derrick Todd diam. Sebelum kemudian meludahkan semua ucapan yang dia inginkan.

“Fu$k Rockwell, sebenarnya apa yang salah. Bukan ini yang seharusnya terjadi. Aku tidak pernah bermaksud ini terjadi! Ini bukan yang kuinginkan!"

Rockwell bahkan tidak menatap tatapan pria itu. "Aku tidak setuju."

Sosok itu berbalik dan pergi, meninggalkan Derrick Todd sendirian di taman yang dingin. Mulutnya sedikit pahit.

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Keeping Us Better #6 : Professional"

Post a Comment