v ? : The Holder Of Hubris | Legion's Object #49 | UNSOLVED INDONESIA

? : The Holder Of Hubris | Legion's Object #49

From theholders.org

“The Legion’s Objects”

Translated By Admin

Ketika aku duduk untuk membaca di malam hari di ruang kerjaku, aku mendengar pintu terbuka. Ah! kau telah tiba. Aku sangat senang melihat kehadiranmu. Aku merasa tidak ada lagi yang punya waktu untuk mendengar cerita orang tua ini, tapi sekarang aku senang kau datang.

Aku bersandar di kursiku, teh di tangan dan perapian menderu-deru, menunggu dengan penuh harap. Dan kemudian kau mengucapkan pertanyaan yang sudah lama tidak aku dengar semenjak beberapa abad yang lalu ; "Siapa yang akan naik ke singgasana para Dewa?"

Air mata menetes dengan malu-malu dari pipiku. Ungkapan itu membawa ingatan yang terlalu jelas tentang kesedihan dan kegagalan yang pernah aku rasakan.

Sudah banyak sekali aku menceritakan tentang hidupku yang telah berlalu, ketika aku menjadi seorang Seeker, dan kemudian, sekarang aku berdiri dihadapanmu sebagai seorang Holder.

Kulihat kau mencondongkan tubuh ke depan, mendengarkan dengan saksama saat aku mendongengkan kisah kesukaanku.

Aku pernah sama sepertimu. Seorang pemuda bersemangat yang telah mendengar legenda dan ingin melihat sendiri Object secara pribadi. Aku bersiap untuk melindungi dunia dari rahasia mengerikan itu, bahkan apabila harus mengorbankan apapun yang bisa aku tawarkan. Sekarang, aku tau bahwa aku benar-benar naif.

Pahami bahwa, bukanlah suatu kebetulan, yang kemudian membawaku ke sebuah rumah tua. Itu adalah tempat yang sama seperti tempat kita berbincang kini, meskipun tuan rumah yang menyambutku kala itu adalah sosok yang berbeda.

Aku memasuki rumah besar nan reot, dan langsung disambut oleh seorang berpenampilan pelayan. Kepadanya, aku meminta untuk bertemu dengan tuan rumah. Sama seperti dirimu yang beberapa saat yang lalu meminta kepada kepala pelayanku untuk bertemu denganku.

Tetap waspada, dan ajukanlah pertanyaan yang tepat kepada sang tuan rumah. Aku yakin, kau sudah paham aturannya.

Sayang dalam kasusku, dahulu sepenuhnya berbeda. Aku tidak disuguhi teh, ataupun disuruh duduk di kursi empuk didekat perapian seperti saat ini.

Sang kepala pelayan membawaku ke seorang pria berjas yang sedang menggendong tubuh hangus dan rusak, yang hanya bisa aku tebak adalah anaknya. Air mata mengalir di wajahnya. Suaranya penuh dengan gagap dan isak tangis saat dia menjawab Pertanyaan yang aku ajukan kepadanya. Dia tidak memberi tahuku tentang sosok kusut yang terbungkus dalam pelukannya.

Dia memberi tahuku tentang bahaya menjadi Seeker. Dia lalu mengungkapkan tentang bagaimana dia diberi tugas khusus oleh Holder lain, untuk menghentikan Seeker agar tidak mendapatkan Obyek nomor ? dari 2538.

You see, pencarian atas obyek ini adalah jalan buntu disebuah labirin. Ini adalah pencarian yang ditakdirkan untuk gagal. Seeker bahkan diberitahu, bahwa kisah mereka akan berakhir disini. Namun tetap saja, selalu ada orang yang datang untuk mencoba peruntungan. Semua selesai, karena mereka telah “berbelok ke cabang jalan yang salah”, dan ini adalah salah satu “bad ending" dari permainan kucing-kucingan antara Holder dan Seeker.

Aku tidak menyadari saat itu betapa sombongnya aku untuk datang kemari, dengan bermodal keyakinan semu bahwa akan selalu ada jalan. Dalam tindakan yang putus asa, aku pun mencoba mencari celah dari pencarian ini agar aku bisa selamat. Sayang, sang Holder tidak mau tau. Tidak ada ujian, tidak ada kesempatan, hanya The End.

Lalu, sebuah ilham muncul dikepalaku. Aku, dengan wajah memelas, meminta agar dia menyerahkan bebannya, agar aku dapat menggantikannya dan mengawasi para Seeker. Yah, aku menawarkan diri menggantikan sang Holder.

Dia diam cukup lama, sebelum  mempersembahkan sepasang sayap hangus, panas saat disentuh dan hitam seperti malam. Dengan ekspresi kesedihan yang tidak aku mengerti, dia berkata, “Setiap malaikat bisa jatuh”.

Dan dengan itu, akupun menjadi Holder.

Kau menyelaku. "Tapi ... apa ironi kejam yang disebabkan oleh Hubris?" Aku menyipitkan mata, mengerutkan dahi. Kenapa kau masih berusaha padahal akhirmu sudah ada didepan mata?

Meskipun begitu, aku tetap menjawab sebagai bentuk kesopananku : "Hanya orang sombong yang mencarinya. Hanya orang sombong yang menerimanya. Dan itu adalah pencarian yang sia-sia.”

Baca The Legion’s Objects Lainnya

Catatan Admin : Hubris memiliki arti, keangkuhan atau kesombongan diri yang luar biasa.

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "? : The Holder Of Hubris | Legion's Object #49"

Post a Comment