v 'Who Seek The Seekers?' Chapter 11 : Lucas [End] | UNSOLVED INDONESIA

'Who Seek The Seekers?' Chapter 11 : Lucas [End]

 “Who Seek the Seekers?” Series

Translated By Admin

Ini adalah bagian final dari cerita ‘Who Seek the Seekers?’

.

“Lucas”

.

Aku berlari menembus malam. Kedua tanganku sudah lemas dan tidak bisa digerakkan lagi. Sial, si Jack Blank itu. Dia memotong kedua tanganku dan merubah mereka menjadi abu-abu dan sekarang, keduanya tidak bisa pulih.

Yah, penyerangan itu gagal dan kini giliran aku yang diburu. Tentu saja, karena si keparat itu curang! Siapa sangka, dia dengan sengaja menimbun obyek selama ini, dengan satu-satunya tujuan, adalah menggunakannya untuk melawanku.

46 obyek, lebih tepatnya. Aku bahkan sangat yakin, salah satu dari obyek itu memiliki kekuatan untuk menangkal Quintessence. Secara, otakku, atau obyek 523, benar-benar tidak bisa digunakan.

Rupanya, adalah strategi yang salah ketika aku membiarkannya bebas terlalu lama. Di waktu semenjak terakhir aku bertemu dengannya, dia benar-benar melakukan speedrun untuk obyek-obyek itu.

Fu$k.. fu$k!!

Beberapa waktu yang lalu, aku berhasil membunuh Filth dan Whitehall. Kedua kroni nya yang sempat mengincarku lebih dahulu. Itu adalah pertarungan yang sulit namun pada akhirnya, aku berhasil menang (berkat bantuan obyek) .

Kemudian, dengan beberapa informasi yang kudapat dari mereka, aku akhirnya mendatangi Jack dengan sendirinya. Padahal rupanya, dia sudah mempersiapkan diri dan benar-benar sudah menungguku.

Itu jebakan, dan aku masuk langsung kedalamnya.

Sekarang, karena rencana cadangan tidak tersedia, sementara buruan berubah menjadi pemburu, yang bisa kulakukan adalah lari. Lari sejauh mungkin menembus hutan agar aku bisa menjauh. Tentu sembari berlari, aku mencoba sebisa mungkin mencari cara untuk bunuh diri, agar aku bisa respawn ke gereja terdekat. Yah, itu harus bunuh diri fatal, agar aku langsung mati dan bukannya lukaku sembuh dengan sendirinya. Ah, sial. Metode bundir apapun sangat sulit dicapai, ketika kedua tanganmu tidak bisa lagi digunakan.

Sayang, ketika aku melompati semak-semak, kedua kakiku tertembak oleh salah satu Obyek Jack.

BANG!

Itu adalah pistol The Holder of Numbness

Aku berguling terjatuh. Kulihat kedua kakiku sudah hancur berkeping-keping. Aku segera mendekat ke pohon dan bersandar dibatangnya. Kulihat, si abu-abu itu mendekat.

Aku terengah-engah. Hah, bagaimana bisa si bedebah ini tidak mendapat efek samping setelah menembakkan Obyek itu?

.

“Kau tidak sekuat terakhir kali kita bertemu..” Ujar si keparat itu.

Tsk, jujur. Mendengarkan ceramahnya adalah hal terakhir yang ingin aku dengar sekarang. Kalau mau bunuh, bunuh saja! Pastikan aku tidak respawn kembali! Jangan berikan aku omong kosong seperti ceramah penjahat sebelum protagonis dibunuh atau semacamnya!

Aku menatapnya, dan kemudian, aku reflek mengomentari penampilannya “Kau bajing$n tua. Wajahmu memang benar-benar jelek.”

Dia hanya tersenyum. Senyumannya, sangat disturbing.

“Aku sempat berniat ingin membawamu ke Yellow Road, namun nampaknya, itu tidak perlu.”

“...”

“Kekuatanmu sangat menarik. Terakhir kali kuingat, kau memiliki kekebalan pada taraf tertentu terhadap kekuatan obyek. Namun sekarang, semua itu hilang. Disisi lain, aku bisa merasakan obyek 523 dikepalamu.” Ujar Jack.

“...”

“Kenapa kau mengambil keputusan yang bodoh, dengan menukar ‘imunitas’ mu dengan satu obyek, yang bahkan tidak bisa membantumu?” tanya Jack.

Aku masih terengah-engah. Darah keluar dari kedua kakiku yang buntung dan pangkalnya tidak bisa sembuh. Healing factor masih berjalan, namun itu sangat lambat.

Yah, entah kenapa, ucapannya sangat masuk akal.

Memoriku kembali mengingat kepada hari dimana aku bertemu dengan ‘malaikat lemari jam’. Tentang bagaimana di perjanjianku dengannya, aku harus melepas semua kelekatan dengan obyek, agar kau bisa ‘suci’.

Mungkin, hanya mungkin, bahwa hanya dalam keadaan suci “tanpa obyek”, aku bisa memiliki  kekebalan terhadap kekuatan mereka—dan itu menjelaskan kenapa aku bisa selalu mendominasi setiap pertarunganku melawan Seekers.

“Tsk, bedebah.. sekarang semuanya masuk akal... benar-benar masuk akal.” Balasku.

Tentu, karena aku melanggar perjanjian itu, dengan menerima obyek The Holder of Quintessence, previlege itu hilang dan seluruh efek dari obyek yang menyerang kini bisa mempengaruhiku secara sempurna. Itu jelas mengkonfirmasi kenapa antek-antek Jack bisa secara efektif menyerangku kemarin dengan obyek mereka—walaupun aku tetap menang pada akhirnya karena aku bisa memprediksi gerakan mereka menggunakan obyek Quintessence. 

Tentu, hari ini berbeda cerita, karena kekuatan obyek itu mati dihadapan si abu-abu ini.

Oke, The Pure One atau apalah diatas sana, aku tidak punya pilihan, mengerti? Holder of Quintessence membiusku dan melakukan operasi ketika aku tidak sadar! Aku tidak bisa membela diri dikala itu dan bahkan, dalam aturan manusia, itu disebut malprakter dan itu ilegal!!

Jack masih menatapku dengan intrik. Dia kemudian malah mengulurkan tangan seperti seorang pengemis.

”Pedangnya.” Pintanya. Dia jelas masih menginginkan Goddamned Good Sword.

Aku mendengus. Persetan, kau kira aku akan memberikan pedangku hanya karena aku kalah?!

“Hah, sebaiknya...  kau cari benda lain untuk menusuk pantatmu sendiri... karena aku tidak akan memberikan pedang itu kepadamu.” Balasku ketus. Rasa sakit di sekujur tubuhku sudah sangat tidak tertahankan.

Kulihat Jack menarik kembali tangannya.

Yah, ini sudah berakhir. Aku tidak tau trik apa yang akan dia gunakan untuk menyiksa atau melenyapkanku, namun dengan kondisiku yang seperti ini, sudah tidak mungkin lagi bagiku untuk kabur. Sudah merupakan logika dasar bahwa seseorang yang tidak lagi memiliki kedua tangan dan kaki, tidak lagi bisa melawan.

Kemudian, kulihat dia mengeluarkan buku catatan.

Detik berikutnya, dia memberikanku alasan kenapa aku harus menyerahkan pedangku. Entah kenapa, dia sangat persuasif dan seluruh perkataannya masuk akal.

Aku kemudian dengan sukarela memberikan pedangku itu.

Jack tersenyum lagi. Dia mengangkat Goddamned Good Sword tinggi-tinggi. Menoleh kepadaku, dia kemudian kembali berucap.

“Aku akan membunuhmu, namun sebelum itu, aku akan membawamu dan menyiksamu. Karena itu pasti akan menyenangkan.” Ujar Jack.

Aku hanya bisa mentaapnya dengan pandangan pilu.

Yah, ini kurang lebih adalah akhir dari kisahku.

$hit, fu$k.

.

.

.

.

.

Epilogue.

Gah!

Aku terbangun dan langsung memegangi leherku. Ketika aku sudah tidak lagi merasakan sakit di sekujur tubuhku, aku pun belutut dan menangis. 

3 tahun. Itulah waktu dimana si abu-abu itu tidak membiarkanku mati. Betapa waktu yang panjang untuk disiksa, dilecehkan, dan benar-benar dijadikan sehina-hinanya.

Aku menoleh ke tanganku yang gemetar. Sial, tangan ini, kaki ini, sudah lama semenjak aku terakhir kali melihatnya.

“Lucas.”

Aku tidak menoleh, karena aku masih sibuk dengan gejolak perasaan yang bercampur aduk setelah kebebasan. Aku pikir, segala hal tentang si “Jack Empty” itu, sekarang hanya menyisakan rasa takut saja di benakku. Amarah, perasaan ingin balas dendam, semua sudah hilang.

Saint Lucas!”

Baru setelah panggilan yang kedua itu, aku baru menoleh. Didepanku, kulihat sang ‘malaikat lemari jam’ tengah berdiri. Ah, benar juga. Si Jack itu, menusuk leherku dengan Goddamned Good Sword milikku, dan itulah kenapa, aku akan berakhir disini.

Kulihat ‘malaikat lemari jam’ hendak berbicara lagi sebelum sosok lain mencegahnya. 

Disitualah ketika aku melihatnya. Seluruh tubuhku merinding, dan eksistensial krisis langsung menghantam. Perasaan menjijikan ketika aku terakhir kali mendengarkan ‘terompet ilahi’ kini terjadi lagi.

Perasaan ingin berlutut, tersenyum, dan memuja. Perbedannya adalah, kali ini didasari oleh penglihatan, bukan pendengaran. 

Tentu saja. Setelah semua urusanku dengan dunia selesai, hal yang tersisa sekarang hanya tinggal hari penghakiman.

“The Pure One." Ujarku kepadanya. 

.

.

.

End.

Baca Cerita  dari The Holders Lainnya

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

11 Responses to "'Who Seek The Seekers?' Chapter 11 : Lucas [End]"

  1. akhirnya beres dan juga apa sosok yang ditemui Lucas ini adalah sosok yang ada di holder of dieties?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau yang itu.. Gak ada penjelasannya.. 🥲
      Tidak ada penjelasan juga apakah Pedang Cahaya nya ini Obyek, Item, atau sesuatu yang lain..
      ..
      Yang jelas, dilihat dari 'doktrin' the pure one untuk membasmi Seeker, kayaknya, dia adalah semacam 'kekuatan' yang berseberangan dengan Holders dan Objects. Walaupun admin tidak tau dimana letak kepentingannya dalam kemelut Holder-Seeker yang ada di universe ini.

      Delete
    2. setelah ini mau lanjut lagi holder series atau true crime?

      Delete
    3. Masih ada beberapa cerbung lagi di The Holders Series. Tapi admin belum menentukan mau garap yang mana dulu.
      .
      Soal true crime, admin juga perlu lihat-lihat beberapa judul.
      ..
      Yah, lihat besok.. Hwhw

      Delete
    4. sip selalu pantau terus nih website gegara bahasannya menarik wkwkwkw ditunggu next artikelnya.

      Delete
  2. njir, si jack udh pakai pistol yg katanya cuma bisa dipakai sekali seumur hidup itu malah masi sehat2 aja, wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pistol itu dikatakan "sekali pakai" , karena pemakainya akan langsung lumpuh setelah menarik pelatuknya..
      .. Tapi kalau pemakaian kebal dari efeknya? Apa itu artinya dia bisa menggunakannya berkali2? ..
      .trus, dikatakan bahwa pistol itu sangat destruktif.. Memang sih, dengan satu peluru, bisa menghancur leburkan dia kaki adalah hal yang "destruktif"
      . Tapi admin sebenarnya mengharapkan "destruktif" Yang dimaksud, setidaknya srupa dengan bom atom atau semacamnya.. Tapi nyatanya... Haha

      Delete
    2. Mungkin tergantung target. Misalnya kalau si penembak menargetkan 'tanah' maka mungkin saja akan menyebabkan bencana kelas nasional. Tetapi karena si penembak pada cerita ini menargetkan kaki Lucas maka itu saja yang hancur.

      Delete
    3. Hm, teori yang menarik.. Berarti ini senjata yang cukup "presisi" Dan bukan hanya "Destruktif " saja..

      Delete
  3. Kualitas terbaik dari seorang Seeker itu bukanlah kekuatan, daya pikir, atau bahkan bakat. Tetapi ke 'absurd-an' mereka. Lagipula sudah disinggung berkali-kali dalam 538 juga dalam Legion Object bahwa kuat, cerdas, dan bakat saja tidaklah cukup untuk melakukan pencarian. Tetapi kualitas yang harus dimiliki adalah tidak bisa dibaca atau diperkirakan. Lucas sombong sehingga tidak berasumsi bahwa Seeker 'veteran' seperti Jack memiliki kemungkinan mendapatkan puluhan objek dalam waktu yang singkat alhasil dia pun kalah. Dia lupa kalau dia dulu juga Seeker dan Seeker tidak perlu alasan untuk bertindak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmm,, benar...
      Plus, Lucas ini juga kayaknya gak cocok diberi kekuatan suci. masak iya uang kotak amal gereja dibuat ke klub malam ama mabuk.. haha

      Delete