Cerita Horor Terjemahan : Ditandai
Disclaimer : Bukan admin yang buat, admin hanya menterjemahkan
Source : Sage Tumblr
.
.
Tidak ada obatnya. Siapa pun yang terjangkit penyakit ini meninggal dalam beberapa jam. Tidak seorang pun dapat mengetahui dari mana penyakit ini berasal. Mereka hanya tahu bahwa penyakit ini sangat menular. Bentuk penularannya sangat random, tidak memiliki pola, bahkan penelitian patogen pun mustahil dilakukan.
Suatu hari orang-orang mulai meninggal. Tanpa gejala, tanpa apapun.
Karena tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya, para ilmuwan mengembangkan aplikasi digital yang dapat memberi tahumu jika ada orang dalam radius setengah mil di sekitarmu yang mengidap penyakit tersebut. Masalahnya adalah ketika aplikasi tersebut memberi tahu orang-orang bahwa mereka mengidap penyakitnya, banyak orang akan panik dan mulai melakukan kejahatan. Orang yang terinfeksi tahu bahwa mereka akan segera mati dan tidak ada polisi yang berani mendekati mereka karena takut akan keselamatan mereka sendiri. Jadi, aplikasi tersebut diubah agar tidak memberi tahumu jika kau mengidapnya, tetapi hanya orang lain.
Kasus terakhir penyakit ini dilaporkan 5 tahun lalu. Ketika orang terakhir yang mengidapnya akhirnya meninggal, penyakitnya ikut meninggal. Itulah anggapan umumnya.
Namun, para ilmuwan mendesak masyarakat untuk tetap menggunakan aplikasi tersebut, karena mereka khawatir suatu hari nanti aplikasi itu akan mendeteksi, menandakan pembawa penyakit muncul lagi diantara populasi.
Banyak orang, termasuk aku sendiri, tidak percaya bahwa penyakit yang sudah punah bisa muncul kembali begitu saja. Itu tidak masuk akal. Selama 5 tahun terakhir aku merasa sangat nyaman. Banyak orang berpikiran sama.
Aku sedang diluar saat itu. Ketika hampir sampai di pintu toserba, aku berhenti sejenak untuk mematikan rokokku. Seorang perokok lain yang berdiri di dekat pintu tersenyum kepadaku sambil merogoh sakunya untuk melihat ponselnya yang mengeluarkan suara seperti baru saja menerima pesan teks.
Saat melihatnya, senyumnya perlahan memudar. Lalu entah dari mana, ia mulai berjalan cepat menjauh.
Orang-orang di kota ini aneh sekali, pikirku.
Saat aku memegang gagang pintu untuk mendorongnya terbuka, aku mendengar bunyi klik. Aku dapat melihat karyawan yang baru saja mengunci pintu itu dari dalam, mencegahku untuk masuk.
Aku belum pernah melihat seseorang yang dilanda kengerian seperti itu. Matanya terbelalak dan rahangnya menganga.
Apa-apaan?
Aku berbalik. Di seberang jalan ada kerumunan orang yang menatapku dengan ekspresi yang sama seperti di wajah karyawan barusan. Aku bisa mendengar setiap ponsel mereka mengeluarkan bunyi peringatan seperti menerima pesan teks.
Hatiku mulai hancur saat kenyataan mulai terlihat. Aku hanya berdiri di sana sejenak dan menatap kerumunan sambil menarik napas dalam-dalam dan mencoba mencari tahu apa yang harus kulakukan.
Aku berbalik dan melihat ke jendela toko serba ada itu. Sekarang ada dua karyawan dan seorang pelanggan yang menatapku dari dalam. Salah satu dari mereka mengoceh dengan panik di teleponnya. Mungkin sedang memberi tahu pihak berwenang.
Tiba-tiba darahku mendidih. Mengapa ini terjadi padaku? Mengapa aku!? Aku menggertakkan gigiku saat tanganku mengepal.
"Apa-apaan kalian semua!" teriakku sekeras-kerasnya. "Persetan dengan ini! Kalau aku harus pergi, aku tidak akan pergi sendiri!"
Aku mundur beberapa langkah dan menjerit sekeras-kerasnya sebelum berlari ke pintu kaca dan melemparkan diriku untuk mendobraknya.
Saat aku bangkit dari lantai dan membersihkan darah serta pecahan kaca dari wajahku, aku tak dapat menahan tawa melihat orang-orang trauma yang kini bersembunyi di sudut.
Sisa hidupku mungkin tidak lama lagi, tetapi pasti akan menyenangkan. Setiap kali aku melangkah mendekati mereka, aku tertawa semakin keras dan keras.
.
.
End
.
Baca Cerita Horor Lainnya :
Cerita Horor Terjemahan : Rumah Tamu
Cerita Horor Terjemahan : Balada Si Tukang Kayu
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih
0 Response to "Cerita Horor Terjemahan : Ditandai"
Post a Comment