v Kasus Mayat Beku | UNSOLVED INDONESIA

Kasus Mayat Beku


3 Minggu setelah kejadian Collar Bomb, polisi mendapat panggilan dari seorang bernama William Rothstein. Dia mengatakan bahwa ada mayat beku di sebuah kulikas dan dia menyarankan polisi untuk segera memeriksanya.

Tatkala polisi menanyakan dimana letak mayat itu, Rothstein mengatakan bahwa mayat itu ada di rumahnya. Di Freezer rumahnya.

Polisi yang tidak mau bertanya lebih lanjut sebelum memahami apa yang dilaporkan Rothstein pun lantas menancap gas dan bergegas ke rumah Rothstein. Rumahnya terletak di 8465 Peach Street. Sesampainya polisi disana, Rothstein pun menjelaskan apa yang terjadi kepada polisi.

(William Ansel Rothstein)

Dia mengatakan bahwa mayat tersebut dia lah yang menyimpannya, dia beralasan dia melakukannya karena ‘membantu’ seorang teman.

Mayat itu teridentifikasi sebagai sosok bernama James Roden, yang mana telah dibunuh oleh pacarnya Marjorie Diehl-Armstrong dengan menggunakan Shotgun. Teman yang dimaksud Rothstein adalah Marjorie.

Rothstein diminta untuk menyembunyikan mayat James dan menyingkirkan barang bukti berupa Shotgun yang digunakannya untuk membunuh. Rothstein awalnya setuju dan melakukan apa yang Marjorie minta, namun Rothstein berubah khawatir saat beberapa minggu kemudian Marjorie mengatakan bahwa sebaiknya Rothstein memblender tubuh James agar mayat benar-benar lenyap. Rothstein yang merasa tidak mampu melakukannya pada akhirnya menelfon polisi.

Lantas apa hubungan kasus ini dengan kasus Kalung Bomb?

Kesaksian yang aneh

Pasca laporan itu, polisi lantas menahan Marjorie dan Rothstein guna dimintai keterangan. Disela kesaksiannnya, Rothstein mengatakan bahwa dia sangat tertekan dengan permintaan Marjorie untuk melenyapkan mayat James. Bahkan di beberapa kesempatan, Rothstein mengaku bahwa dia berniat bunuh diri saja.

Inilah saat polisi menemukan catatan kematian yang seharusnya akan ditinggalkan Rothstein. Itu cuman catatan kematian biasa hanya saja yang membuat polisi merasa aneh adalah catatan itu diawali dengan kalimat “Ini tidak ada hubungannya dengan kasus kematian Brian Wells..”

Tentu saja itu sangat mencurigakan untuk polisi. Pasalnya dari sudut pandang mereka, mereka tentu tau kalau dilihat dari bagaimanapun, memang benar bahwa mayat beku ini memang tidak ada hubungannya dengan kalung bom yang membunuh Brian Wells. Lantas kenapa Rotshtein repot-repot menjelaskannya? Apa hanya penekanan biasa saja? Kecuali, Rothstein tau apa yang terjadi dibalik kasus Brian dan tidak ingin kasus mayat ini dihubung-hubungkan dengan itu.

Ini sangat mencurigakan, pasalnya logika sederhananya seperti ini : Semisal kau sedang berniat membeli rumah, rumah yang murah dan besar. Namun di bahwa brosur yang kau baca, kau melihat tulisan “Rumah ini tidak berhantu” kira-kira kau percaya tidak? Itulah yang dirasakan polisi.

Inilah yang membuat polisi yakin akan link yang menghubungkan kasus ini dengan kasus kalung bomb 3 minggu yang lalu.

Penyelidikan Kepada Rothstein dan Marjorie.

Satu kalimat dari catatan kematian itu berhasil memberikan motivasi yang cukup untuk para polisi menyelidiki kedua orang tersebut.

Yang pertama adalah Rothstein. Dalam penggeledahan rumahnya, dia menemukan tumpukan mesin-mesin tua dan alat-alat yang seakan cocok apabila dihubungkan dengan perakitan kalung bom. Adapun latar belakang Rothstein yang ternyata seorang tekhnisi membuat polisi meyakini bahwa Rothstein memiliki kemampuan untuk merakit barang-barang sejenis bom kalung beserta shotgun tongkat yang digunakan Brian Wells untuk merampok.

Yang kedua adalah Marjorie. Penggeledahan rumah Marjorie bisa dibilang sangat parah. Pasalnya keadan di rumahnya benar-benar berantakan. Sampah dimana-mana dan tidak pernah dibersihkan. Bahkan dicatatan disebutkan bahwa polisi harus memakai pakaian Hazmat tatkala menggeledah rumah Marjorie.

Dalam investigasi latar belakang Marjorie, Polisi mengetahui fakta bahwa Marjorie sudah pernah membunuh sebelumnya. Kasus itu terjadi pada tahu 1994, dimana Marjorie membunuh mantan pacarnya Robert Thomas menggunakan senapan. Namun dalam sidang Marjorie dibebaskan pasalnya dia mengaku kalau aksinya murni membela diri dikarenakan diserang pacarnya itu.

Ada juga yang menyebutkan bahwa suami pertamanya mati dengan cara gantung diri. Kemudian suaminya yang kedua meninggal setelah mematahkan lehernya sendiri karena terjatuh dan membentuk ujung meja. Ditambah sekarang Pacarnya yang paling Baru James Roden ditemukan membeku di Freezer.

(Marjorie Diehl-Armstrong)

Kesaksian orang juga sangat memilukan perihal Marjorie, pasalnya dia dikenal sebagai orang yang tidak terlalu baik. Saat polisi menginterogasi teman-teman sekolah Marjorie dulu, dia digambarkan oleh mereka sebagai sosok yang mengidap Bipolar, Paranoia dan Narsisme berlebihan. Di catatan lain juga disebutkan bahwa Marjorie sering mengalami penyakit mental seperti depresi.

Atas alasan itu, polisi berasumsi bahwa dua orang tersebut adalah dalang yang bertanggung jawab atas kasus Kalung Bom. Namun asumsi itu sangat lemah, pasalnya tidak ada bukti langsung yang menyebutkan bahwa Marjorie bertanggung jawab. Rothstein pun juga sama, terlepas dari catatan kematiannya yang mencurigakan, bukti-bukti seperti alat-alat dan tumpukan benda mekanik di rumahnya dianggap terlalu ‘umum’ oleh penyelidik. Maksudnya, setiap orang yang ahli mekanik bisa saja memiliki benda-benda tersebut. Polisi juga tidak bisa menemukan bukti yang menyebutkan bahwa Brian Wells memiliki hubungan dengan Rothstein dan Marjorie.

Baca Juga  :

Orang ketiga.

Polisi tidak punya cukup bukti untuk memenjarakan Marjorie dan Rothstein. Itu sebelum pada tahun 2005, satu saksi mengatakan bahwa seorang bernama Kenneth Barnes terlibat dalam kasus kalung bom tersebut.

(Kenneth Barnes)

Barnes adalah seorang pengedar narkoba yang ternyata sering memancing bersama Marjorie. Dia berhubungan secara tidak langsung dengan Brian Wells karena dia menyuplai narkoba kepada sosok pekerja Prostitusi bernama Jessca Hoopstick (yang memiliki hubungan dengan Brian Wells).

Saat dimintai keterangan, Barnes pada akhirnya mengkonfirmasi prasangka kepolisian. Dia mengatakan bahwa otak kejahatan ini adalah Marjorie Diehl-Armstrong. Dan dia disuruh untuk merahasiakan rencananya ini. Yang lebih mengejutkan adalah alasan Marjorie menembak pacarnya Jamews Roden adalah karena dia hendak membocorkan rencana Marjorie.

Meskipun begitu, Marjorie masih tetap membantah keterlbatannya dalam kasus ini.

Titik terang kasus

Sayangnya setiap bantahan itu sudah terlambat. Pasalnya polisi sudah terlanjur menyimpulkan apa yang terjadi. Dalam kesimpulan tersebut, polisi menyebutkan bahwa Dalang sekaligus Otak Kejahatan dari kasus Kalung Bom adalah Marjorie Diehl-Armstrong.

Sedangkan orang yang merakit bom tersebut, disimpulkan adalah William Rothstein. Alasannya adalah karena memang tidak ada orang lain selain Rothstein yang bisa terlibat dengan kasus ini mempertimbangkan hubungannya dengan Marjorie. Setelah itu diketahui ternyata orang yang menelfon dan memesan pizza adalah Rothstein.

Setelah hiruk pikuk itu, pada akhirnya Marjorie menyalahkan Rothstein dan mengatakan bahwa dia lah otak dari perampokan ini. Hal tersebut membawa bukti kuat bagi polisi untuk menjadikan kedua orang tersebut sebagai tersangka.

Yah, semuanya sudah selesai. Kasus ini (Seharusnya) ditutup. Sayangnya ada satu plot twist dalam kejadian ini.

Part III : Plot Twist