v Chapter 45 : Holder Of Peace | UNSOLVED INDONESIA

Chapter 45 : Holder Of Peace


From theholders.org

Translated by Admin

Di Kota manapun, Di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah penampungan yang bisa kau datangi. Lihatlah ke langit-langit dengan ekspresi bosan saat kau berjalan ke meja resepsionis, dan dengan suara yang terdengar dingin dan acuh tak acuh mintalah untuk bertemu “Sang Penguasa Kedamaian” [The Holder Of Peace]

Si pegawai akan melonjak takut, dan memintamu untuk bebicara lebih pelan. Jangan dengarkan dia. Bahkan, jika bisa, berbicaralah lebih keras. Karena suaramu adalah satu-satunya hal yang menahan sosok di balik resepsionis itu untuk menyerang.

Tambahkan amarah dalam suaramu. ia akan menunjuk dengan takut ke sebuah lorong yang ada di sebelah kanan, yang tadinya tidak ada di sana. Kemudian dia akan meringkuk dan bersembunyi dibawah meja.

Segera berbalik dan melangkah dengan marah menuju lorong. Jangan menoleh ke pegawai itu lagi karena mungkin tubuhnya kini sudah dikuasai oleh sosok yang lain.

Berjalanlah di lorong sampai kau menemukan sebuah pintu dengan desain ukiran daerah. Bukalah pintu dan hilangkanlah ekspresi marahmu jika masih ada. Kau akan memasuki tempat yang; Kemarahan = Mati.

Dengan wajah santai dan rileks, masuklah. Kau akan mendapati dirimu berada di sebuah kuil berudara terbuka yang indah, dengan tanaman rambat melingkari pilar-pilar marmer dan mozaik-mozaik indah yang menghiasi dinding. Pintu akan tertutup di belakangmu. Jangan mencoba membukanya, karena pintu itu tak akan pernah terbuka.

Berkelilinglah. Akan banyak berlalu-lalang biksu-biksu berbaju coklat yang sangat ramah. Kau boleh sesekali menyapa dan berbicara dengan mereka. Tidak peduli bahasa yang apapun yang kau gunakan, para biksu itu pasti mengerti.  

Biksu-biksu itu sangat santun dan semuanya akan dengan senang hati bercakap-cakap, namun jangan kau berlama-lama berbicara dengan mereka, bahkan sampai lupa tujuanmu kemari.

Beritahu mereka bahwa kau harus berbicara dengan Biksu Kepala.

Jika kau sudah memberitahu tujuanmu, kau akan diarahkan ke seorang pria yang sedang bermain catur. Kau akan tau kalau dia adalah pimpinan di tempat ini. Jubahnya berwarna lebih terang dari yang lain dan dia memiliki senyum paling ramah yang pernah kau lihat.

Lawan pria itu bermain adalah sosok bertudung yang mengenakan baju besi. Jangan tergoda untuk bicara pada sosok bertudung itu. Dia tidak akan memberimu hal lain selain kematian.

Permainan mereka nampaknya sudah mendekati akhir. Satu langkah lagi dan Skakmat untuk kemenangan sang Biksu Kepala.

Sebelum mereka menyelesaikan permainan mereka, Membungkuk, dan bertanyalah dengan ramah kepasa sang Biksu kepala, “Kenapa para Obyek dikumpulkan, Biksu?”

Ia akan membuka mulutnya seolah hendak berbicara. Namun sosok di seberangnya akan meraung marah dengan jahat dan menghunuskan pedang. Pedang itu ditempa dengan indah, namun sepertinya entah bagaimana ternodai oleh kekejian yang tidak terpikirkan.

Dengan sebuah seruan, sosok itu akan menendangmu dan mulai membantai biksu-biksu lain secara berurutan seperti orang sinting. Mereka mencoba melawan balik, namun mereka hanya punya tongkat, dan pedang yang digunakan sosok sinting itu sangat tajam bahkan pedang itu menyayat pilar-pilar penyangga bangunan seperti pisau mengiris mentega.

Saat kau menonton hal ini, Biksu Kepala akan menyelesaikan langkah caturnya dan melakukan Skakmat. Kemudian kau akan melihat pria berbaju besi itu akan menerjangmu dengan pedangnya dan berhenti satu inchi tepat di depan lehermu.

Jika kau tidak sopan atau melakukan suatu kesalahan, kau akan dicincang sampai ke bagian terkecil oleh bilah pedang itu, dan rasa sakitnya tak akan pernah berhenti. Tapi, jika kau sopan, Biksu Kepala akan beranjak mendekatimu, dan menjejalkan bidak raja hitam ke dalam mata kanan si pria berbaju besi.

Jangan bersimpati atau merespon saat pria berbaju besi roboh ke tanah dan menjerit pilu, atau Biksu Kepala akan berputar dan melakukan hal yang sama padamu dengan bidak raja putihnya.

Setelah selesai, Biksu Kepala itu kemudian akan kembali duduk di kursinya.

Ia akan memberitahumu kenapa para obyek dikumpulkan. Itu adalah sebuah cerita yang panjang, penuh dengan pertumpahan darah dan kengerian yang mungkin akan menampar batinmu.

Namun jika kau mendengar ceritanya sampai akhir, ia akan merogoh ke bawah meja papan catur tadi, dan memberikanmu sebuah sarung pedang yang berlapis emas dan berhias permata. Meski kau belum pernah melihat benda itu sebelumnya, kau secara naluriah akan tahu bahwa sarung pedang itu cocok dengan pedang yang digunakan pria berbaju besi tadi.

Jangan ragu, dan terimalah. Kemudian ambil pedang pria berbaju besi, bersihkan, dan sarungkan. Dua benda itu adalah satu kesatuan.

Setelah menerima benda itu, kau dipersilahkan pergi. Namun mengiringi kepergianmu, Biksu kepala itu akan menunjuk ke mayat pria berbaju besi untuk terakhir kali dan berucap : “Pembunuh raja.” Itu adalah pesan terakhirnya kepadamu. Kau mungkin akan melihat wajah tampan dari mayat pria berbaju besi, namun kau akan menyadari bidak raja hitam yang tertancap di matanya hilang entah kemana.

Kemudian sebuah kilasan cahaya akan membutakanmu, dan saat penglihatanmu kembali kau akan berdiri jalan raya tepat dua blok dari institusi mental. Oops. Menyingkirlah dari tengah jalan, kau tidak mau dirimu tertabrak mobil.

Pedang itu adalah Obyek ke-45 dari 538
Pedang itu dahulunya adalah milik Si Raja Putih sebelum dibunuh oleh Si Raja Hitam. Si Raja Hitam Lari dari tempat pembunuhan dan Pedang Si Raja Putih sangat haus akan balas dendam*

Catatan Admin : Oke, admin bagi sedikit opini admin tentang cerita yang ini. Kita bandingkan Quotesnya, karena ini akan menjadi petunjuk penting.

Pedang itu dahulunya adalah milik si raja putih sebelum dibunuh oleh si raja hitam—Pria berbaju besi dibunuh dengan dicolok matanya dengan bidak raja hitam.

Si raja Hitam lari dari tempat pembunuhan—Bidak raja hitam itu hilang dari mata si pria berbaju besi.

Paham Maksudnya gak?

Jadi si Pria yang berbaju besi sebenarnya adalah “Si Raja Putih” dan si Biksu kepala (yang membunuh dengan bidak raja hitam) adalah gambaran “Si Raja Hitam” itu sendiri. Nah, disini yang menarik.

Saat si biksu menunjuk mayat si pria berbaju besi. Dia bilang “Pembunuh raja” tapi teks originalnya dalam bahasa inggris adalah “Regecide”

Regecide secara umum artinya adalah pembunuh dan-atau orang yang ikut berpartisipasi dalam membunuh raja atau pemimpin. Dalam kasus cerita ini, semisal permainan catur mereka tidak diganggu, maka si pria berbaju besi tidak akan mati. Namun karena Seeker menggangu permainan mereka degan bertanya “Kenapa Obyek Dikumpulkan?” Kejadiannya merambat menjadi pembunuhan.

Yang terakhir.

Pedang si raja putih sangat haus akan balas dendam—Well, pedang itu sekarang milik Mu (seekers yang mendapatkannya). Dan apabila disangkutkan dengan Regecide, secara tekhnis Seekers secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam pembunuhan pria berbaju besi (Si Raja Putih)

Intinya, pedang yang didapat disini sangat haus untuk balas dendam kepada Biksu kepala (Si Raja Hitam) dan orang yang menyebabkan kematian rajanya, yaitu adalah Kau (Seekers)

Update : Catatan tambahan ini dibuat setelah admin mentranslate lebih banyak cerita dari universe The Holder. Alasan kenapa penjelasan (lama) diatas admin coret, karena setelah menjelajah lebih jauh, analisis tersebut terbukti salah (meskipun, admin menolak untuk menghapus analisa diatas karena beberapa poin admin, masih bisa digunakan untuk pertimbangan dan informasi. Yah, hanya coret aja)

Silahkan baca cerita The Legendary of The Black King's Sword untuk menemukan penjelasan kenapa Biksu Kepala berucap "Pembunuh Raja".
Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

2 Responses to "Chapter 45 : Holder Of Peace"

  1. Jadi itu pedang harus di pegang hati-hati, nanti malah dia mati sendiri gara gara pedang nya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaps benar. Jadi si pedang itu diceritakan ingin balas dendam kepada sang seeker atau "kau" Yang sekarang membawa pedangnya

      Delete