v Chapter 77 : The Holder Of Divinity | UNSOLVED INDONESIA

Chapter 77 : The Holder Of Divinity

From theholders.org

Translated by Admin

Di kota manapun, di negara manapun, pergilah ke institusi mental atau rumah rehabilitasi manapun yang bisa kau kunjungi. Saat kau mencapai meja depan, mintalah untuk mengunjungi seseorang yang memanggil dirinya “Sang Penjaga Keilahian” [The Holder Of Divinity]

Mintalah sampai dua kali lagi sebelum pegawainya merespon. Tubuhnya akan kaku, matanya menatap lurus ke atas selama beberapa detik sebelum melihat kembali ke arahmu dengan warna mata abstrak yang sulit kau pahami kombinasinya.

Dia kemudian akan berjalan memandumu. Ikuti dia namun lakukanlah dengan menundukkan pandanganmu. Lihat langkah kakinya dan ikuti temponya. Jika kau tidak bisa mengikutinya sama persis, kau tidak akan pernah menemukan jalanmu lagi.

Saat pegawai itu berhenti, Ikutlah berhenti. Berbalik badanlah dan jangan pernah menoleh kembali kepada pegawai yang mengantarmu tadi.

Kau akan menemukan dirimu berada di depan sebuah pintu. DI tengah pintu itu, akan terdapat sebuah belati berwarna merah yang tertancap.

Cengkeramlah pegangan belati tersebut, dan rasa sakit yang hebat akan merayap secara perlahan di lenganmu, kemudian menembus seluruh tubuhmu, tenggelam semakin dalam dan dalam di setiap syarafmu,

Kapanpun jika kau melepaskan peganganmu pada belatinya, rasa sakit itu tidak akan pernah pergi, bahkan setelah kau mati. Begitu rasa sakitnya mencapai jantungmu, kau akan merasakan sebuah gelombang kekuatan jahat yang mendadak datang. Cabut belati itu dari pintunya sebelum jantungmu berhenti, dan pintu itu akan berayun terbuka, rasa sakitnya akan memudar saat belati itu terpisah dari pintu.

Kau harus belari ke dalam pintu itu dan terjang arahmu melalui lorong yang panjang dan berliku, yang mana akan mengantarmu ke sebuah ruangan bundar bercahaya aneh.

Berjalanlah lurus menuju seorang pria di tengah ruangan. Ia akan berlutut, membelakangimu, tenggelam dalam doanya, yang ia panjatkan entah kepada siapa. Sosoknya tertelan dalam kegelapan namun dikelilingi sinar keemasan. Jika ia menyelesaikan doanya sebelum kau mencapainya, jiwamu yang abadi akan jadi tidak lebih berharga dari secuil besi berkarat.

Begitu kau mencapainya, tekan belati tadi ke tenggorokannya dan tanyakan pertanyaan, “Apa yang mereka ajarkan?”

 Ia akan mulai menyanyikan jawabannya. Sebuah puji-pujian dari sebuah agama yang tidak pernah kau dengar di belahan bumi manapun.

Jangan mencoba memahami kata-katanya; karena hal itu akan membuatmu gila.

Dia akan terus bernyanyi. Di suatu kalimat, diantara nyanyian-nyanyian itu, kau akan mendengar kata “pengorbanan” dengan sangat jelas. Kata itu akan terucap dengan bahasa yang paling kau mengerti dan merupakan satu-satunya kata yang berbahasa tidak asing.

Segera setelah kau mendengar kata ini, tikamkan belatinya ke tenggorokan pria itu. Darahnya akan meresap ke dalam belati, mengubahnya, dan seberkas cahaya akan memenuhi ruangan. Kau akan menemukan dirimu berdiri di atas atap bangunan tempatmu memulai, menggenggam sehelai bulu berwarna putih bersih.

Bulu tersebut adalah objek ke-77 dari 538.

“Melidungi benda itu adalah segalanya, karena takdirnya kini menjadi milikmu. Apakah bulu ini memiliki hubungan dengan bulu yang dijaga The Holder Of Color?.... Hm,, sepertinya tidak.”

Baca The Holders Series Lainnya

Tag : Cerita Horor, The Holders Series Bahasa Indonesia, Creepypasta.

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "Chapter 77 : The Holder Of Divinity"

Post a Comment