v Rodney Alcala : Pembunuh Berantai yang Sempat Mengikuti acara Dating Game di TV dan Menang | UNSOLVED INDONESIA

Rodney Alcala : Pembunuh Berantai yang Sempat Mengikuti acara Dating Game di TV dan Menang

Bayangkan kau adalah seorang perempuan lajang, kau kemudian melihat sebuah iklan tentang acara yang bernama The Dating Game. Itu adalah acara cari jodoh yang normalnya, disiarkan secara nasional di televisi.

Kala kau mengikuti acara itu, jalannya acara pada akhirnya membuatmu mendapatkan jodoh impian. Dia tampan, terlihat baik hati dan nampaknya adalah seseorang yang akan menjadi sangat cocok sebagai kekasihmu.

Kau tidak tau kala itu, namun, jodoh impianmu itu sebenarnya menyimpan rahasia yang sangat gelap. Rahasia itu adalah bahwa dia... sebenarnya adalah pembunuh berantai.

Well.. kejadian itu, pernah menimpa perempuan bernama Cheryl Bradshaw pada 13 September 1978. Dalam sebuah acara TV, dia pada akhirnya berjodoh dengan Rodney Alcala. Sosok lelaki yang kemudian akan dikenal sebagai “The Dating Game Killer” seiring kejahatannya terus bergulir.

The Dating Game Killer

Rodney Alcala lahir di San Antonio, Texas pada tahun 1943. Keluarganya diketahui pindah ke Meksiko ketika Alcala berusia delapan tahun. 3 Tahun pasca pindah, ayahnya kemudian meninggalkan mereka.

Pasca itu, ibunya kemudian membawa Alaca dan saudara perempuannya pindah lagi. Kali ini, mereka pindah ke pingiran kota Los Angeles.

Pada usia 17 tahun, Alcala bergabung dengan Angkatan Darat dan bekerja sebagai juru tulis. Namun, pasca mengalami gangguan syaraf,  ia diberhentikan secara medis dan didiagnosis menderita penyakit mental.

Dia diketahui sempat melanjutkan kuliah di UCLA (University Of California, Los Angeles) sebelum kemudian menapaki jalan gelap sebagai pembunuh berantai.

Dalam melakukan aksinya, seperti kebanyakan pembunuh berantai yang memiliki “kebangaan” dalam tindakan mereka, Alaca juga memiliki killing-signature nya sendiri. Signature itu adalah memukul, menggigit, memperkosa, dan mencekik (sering kali dia akan mencekik korban sampai pingsan, lalu setelah sadar, dia akan memulai prosesnya lagi).

Pada upaya pembunuhan pertamanya, dia diketahui melakukan siklus penyiksaan yang sama sebanyak dua kali terhadap satu korban. Korban pertamanya itu adalah Tali Shapiro, seorang gadis berusia delapan tahun yang dia bujuk ke apartemennya di Hollywood pada tahun 1968.

Saphiro nyaris tidak selamat dari pemerkosaan dan pemukulan itu. Untung, hidupnya diselamatkan oleh seorang pejalan kaki yang telah melapor ke polisi tentang kemungkinan penculikan.

Alcala melarikan diri dari apartemennya ketika polisi tiba dan kemudian membawa title buronan selama bertahun-tahun sesudahnya. Dia diketahui pindah ke New York dan menggunakan alias John Berger untuk mendaftar di sekolah film di Universitas New York..

Setelah dilaporkan orang karena sebuah poster FBI, Alcala akhirnya diidentifikasi sebagai pelaku pemerkosaan dan percobaan pembunuhan Tali Shapiro. Dia ditangkap pada tahun 1971 tetapi hanya dikirim ke penjara atas tuduhan penyerangan saja.

Setelah menghabiskan tiga tahun di balik jeruji besi, dia segera menghabiskan dua tahun lagi di penjara karena menyerang seorang gadis berusia 13 tahun. Kemudian dalam satu kesempatan pasca dibebaskan, pihak berwenang kecolongan karena melonggarkan pengawasannya terhadap Alcala yang masih dalam masa “percobaan”

Pihak berwenang rupanya membiarkan Alcala melakukan perjalanan ke New York untuk ”mengunjungi kerabat”. Dalam waktu 7 hari tanpa pengawasan, dia diketahui membunuh seorang mahasiswi bernama Elaine Hover (pembunuhan ini tidak akan dikaitkan dengan Alcala sampai jauh di masa mendatang)

Segera setelah semua ini, Alcala entah bagaimana kemudian mendapat pekerjaan di Los Angeles Times sebagai typesetter pada tahun 1978, dengan nama aslinya. Semenjak saat itu, dia kemudian menjalani kehidupan gandanya. Seorang typesetter di siang hari, dan seorang predator serta pembunuh di malam hari.

Rodney Alcala di Televisi

Seperti para pencari jodoh pada umumnya, Alcala juga mendaftarkan dirinya secara pribadi sebagai kontestan dalam acara The Dating Game. Walau tidak jelas apa motivasi Alcala untuk aksinya ini, namun hal tersebut lah yang rupanya membuatnya menyandang gelar sebagai “The Dating Game Killer”

Dalam acara yang tampil ditelevisi pada tahun 1978 itu, pembawa acara Jim Lange memperkenalkan Alcala kepada para kontestan perempuan sebagai “Fotografer sukses yang memulai karirnya semenjak usia 13 tahun. Dia adalah lelaki dewasa yang suka berpetualang dan dimasa luangnya, dia memiliki hobi untuk terjun payung atau berkendara menggunakan sepeda motor.”

Sementara para kontestan perempuan menganggap sosok Alcala sebagai sosok yang “menawan” dan “menggairahkan”, Jed Mills, seorang kontestan laki-laki yang duduk disebelah Alcala pada saat acara lebih suka menggambarkannya dengan kalimat "Oh ya, aku mengingatnya dengan jelas. Dia menyeramkan. Sangat Menyeramkan." (Dalam wawancara, yang dimaksud Jed Mills dari kata “menyeramkan” berasali dari kata “creepy”—lebih menekankan kalau Alcala itu aneh dan tidak beres dibandingkan menyeramkan yang bikin takut)

Acara berjalan dan Rodney Alcala, pada akhirnya berjodoh dengan Cherryl Bradshaw, seorang guru Sastra yang nampaknya terpikat dengan Alcala pada pandangan pertama.

(Rodney Alcala dan Cheryl Bradshaw dalam acara The Dating Game)

Bagi Cheryl Bradshaw, tentu ini adalah awal dari hidupnya yang baru. Pertemuannya dengan jodohnya ini, dia harapkan sebagai pintu untuk membuka kehidupan cinta yang lebih baik setelah hari itu.

Sayang, nampaknya sosok “pangeran” yang dia pilih dari The Dating Game bukanlah sosok yang dia idamkan. Cheryl bahkan mengetahuinya semenjak kencan pertama mereka. Dia menggambarkan sosok Alcala sebagai sosok yang “aneh”. Bukan “aneh” yang mampu dimaklumi, tapi “aneh” yang “aneh” (apalah)

Bahkan, setelah kencan pertama mereka itu, Cheryl diketahui langsung menelfon produser The Dating Game, Ellen Metzger dan mengadu. Dia berkata, “Ellen, Aku tidak bisa berkencan dengan pria ini,'”. Kala Produser bertanya alasannya, Cheryl menjawab dengan kalimat, “Ada firasat aneh yang aku rasakan darinya. Aku tidak nyaman.”

Untung Ellen Metzger menekankan kepada Cheryl bahwa hasil dari The Dating Game bukanlah mandat yang dia harus lakukan apabila dia tidak suka. Cheryl bebas menerima atau menolak apabila mereka memang tidak cocok setelah PDKT.

Dan yap. Cheryl benar-benar mengikuti nalurinya setelah itu dan “menyingkirkan” Alaca dari hidupnya secepat yang dia bisa.

Bagi Cheryl Bradshaw, keputusan itu barusaja menyelamatkan hidupnya. Namun bagi Rodney Alaca, ditolak dan dan dicampakkan Cheryl nampaknya membuatnya menjadi semakin ganas.

Pembunuhan Lanjutan sebelum Penangkapan

Pasca selesai dengan urusan The Dating Game, Rodney Alaca diketahui akan membunuh 3 orang lagi. Salah satu korbannya adalah Robin Samsoe yang berusia 12 tahun (Harusnya korbannya ada 4, namun Liane Leedom yang berusia 17 tahun dikabarkan lolos)

Seorang profiler kriminal bernama Pat Brown, berteori bahwa penolakan yang di alami Alcala pasca berkencan dengan Cheryl Bradshaw kemungkinan adalah hal yang mengakibatkan Alcala melakukan pembunuhan secara sporadis kepada 3 perempuan setelahnya.

Rodney Alcala pada akhirnya ditangkap pasca kasus menghilangnya Robin Samsoe, nampaknya mengarahkan semua petunjuk kepada Alcala.

Menurut pengakuan teman-teman Samsoe, mereka mengatakan bahwa ada orang asing yang mendekati mereka saat mereka berada di pantai—Orang tidak dikenal itu menawarkan sesi pemotretan.

Mereka tentu menolak penawaran tidak jelas itu. Namun, setelah berpisah dengan teman-temannya, Samsoe dikabarkan menghilang.

Hampir 12 hari kemudian, seorang penjaga taman dikabarkan menemukan tulang belulang yang sudah hancur dimakan hewan di kawasan hutan dekat kaki bukit Pasadena di Sierra Madre. Tulang belulang itu, dikonfirmasi sebagai milik Robin Samsoe.

Menyelidiki kasus ini, polisi pun menanyai teman-teman Samsoe dan langsung mendapatkan sketsa “Orang misterius yang menawarkan sesi pemotretan” di pantai kala itu. Karena sketsa pelaku memiliki kemiripan dengan wajah Alcala (yang memang sudah pernah ditangkap polisi), polisi pun melakukan penyelidikan lanjutan.

Yang membuat Polisi yakin bahwa Alcala adalah pelakunya, ialah penemuan anting-anting Samsoe di loker penyimpanan milik Alcala di Seattle.

Dan dengan itu, Rodney Alcala pun ditangkap.

Persidangan Aneh

Pasca ditangkap, Terlepas dari tidak adanya bukti atas pembunuhan lainnya, Alcala sendiri mengaku bahwa dia sudah membunuh setidaknya 100 orang (pernyataan yang kemudian akan dia bantah sendiri di persidangan ketiga)

Dalam 2 kali persidangan, Juri dan keluarga korban selalu mengincar hasil hukuman mati untuk Alcala. Namun, tuntutan itu tidak pernah lolos. Memperjuangkan kematian untuk Alcala, penyidik terus saja membawa barang bukti baru yang mampu digunakan untuk melawan si pembunuh di persidangan.

Dalam persidangan ketiganya pada tahun 2010, Alcala secara mengejutkan mengumumkan bahwa dia akan menjadi pengacaranya sendiri selama persidangan. Dan yap, itu adalah sidang yang sangat aneh.

Selama persidangan, segala macam hal, berjalan dengan membingungkan. Rodney Alcala, bertindak sebagai pengacaranya sendiri, mengajukan pertanyaan kepada dirinya sendiri bahkan merujuk kepada dirinya sebagai “Mr. Alcala”

Sesi tanya jawab yang aneh itu berlangsung selama lima jam. Dia mengatakan kepada juri bahwa dia berada di Knott's Berry Farm pada saat pembunuhan Samsoe, berpura-pura bodoh atas tuduhan lain, dan menggunakan lagu Arlo Guthrie sebagai bagian dari argumen penutupnya.

Alcala juga menggunakan alasan “tidak ingat” untuk menghindari tuduhan atas pembunuhan yang dia lakukan. Psikolog bernama Richard Rappaport, menawarkan penjelasan bahwa "Amnesia" Alcala dapat dijelaskan dengan gangguan kepribadian yang dia alami (intinya, psikolog ini bilang kalau Alcala ini memang orang gila)

Namun, terlepas dari usahanya itu, Alcala tetap dinyatakan bersalah atas empat tuduhan pembunuhan yang didukung bukti tes DNA. Selebihnya, yang membuat Alcala tidak bisa mengelak adalah karena Tali Shapiro, gadis yang diperkosa dan dipukuli Alcala namun berhasil lolos, dilaporkan datang ke persidangan sebagai saksi kunci—Tali Saphiro yang kala diserang berusia 8 tahun, sudah dewasa kala persidangan ketiga dilakukan.

Pada akhirnya, pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Alcala.

Sayang sekali bahwa hukuman mati itu tidak pernah terealisasikan karena Rodney Alcala tercatat meninggal karena sebab alami di usia 77 pada 24 Juli 2021.

Dan yap, kisahnya pun berakhir

(Rodney Alcala dalam Persidangan 2010)

Baca Juga :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "Rodney Alcala : Pembunuh Berantai yang Sempat Mengikuti acara Dating Game di TV dan Menang"

  1. Perkenalan Alcala diedit harusnya. Jadi gini:
    "Fotografer sukses (Alias pembunuh) yang memulai karirnya semenjak usia 13 tahun (Sebagai kriminal). Dia adalah lelaki dewasa (Secara fisik doang. Secara mental mah cuma orang gila) yang suka berpetualang (Buat nyari korban tentunya) dan dimasa luangnya, dia memiliki hobi untuk terjun payung (Tapi ngebual doang) atau berkendara menggunakan sepeda motor (Hasil curian) .”

    Waktu dia bilang jadi pengacara buat dia sendiri kirain bakal kaya Ted Bundy yg begitu juga karena punya pendidikan hukum. Ternyata cuma orang gila doang.

    ReplyDelete