v The Holders Series Chapter 102 : The Holder Of The Soul | UNSOLVED INDONESIA

The Holders Series Chapter 102 : The Holder Of The Soul

From The Holders.org

Translated By Admin

Di kota mana pun, di negara mana pun, pergilah ke rumah sakit jiwa atau rumah rehabilitasi mana pun yang bisa kau kunjungi. Ketika kau mencapai meja depan, mintalah  ke resepsionis untuk mengunjungi seseorang yang menyebut dirinya "Sang Penjaga Jiwa" [The Holder Of The Soul].. Jika ekspresi menyelidik muncul di wajah resepsionis, dia akan mengangkat satu jari ke bibirnya sebagai isyarat diam, sebelum kemudian menyerahkan bola kaca kecil kepadamu.

Lihatlah ke dalam bola kaca itu dan kau akan melihat bahwa separuh bolanya akan berwarna hitam pekat, sementara separuh lainnya terbuat dari cahaya keemasan yang paling murni dan lembut.

Sayang, kedua sisi itu akan terlihat janggal seiring kau melihatnya lebih lama. Tidak peduli sekeras apapun kau membedakan, kau akan menemukan dirimu sulit menentukan warna mana yang membuatmu bahagia.

Titik itu, adalah kesempatan terakhirmu untuk pergi. Jika kau memutuskan untuk tidak jadi melanjutkan perjalananmu, lemparlah bola kaca itu ke lantai dan pergilah dari tempat itu. Besembunyilah dan jangan pernah kembali.

Namun, jika kebimbangan atas warna bola tersebut tidak menggangumu sama sekali, bawalah bola kaca itu dan masuki pintu manapun yang kau lihat di dalam gedung tersebut—semua pintu yang kau pilih, akan mengarah ke tempat yang sama.

Dibalik pintu, kau akan menemukan awal dari sebuah jalan setapak. Jalan itu, akan. terbuat dari bebatuan yang bervariasi, bahkan hampir tidak cocok satu sama lain. Rumput liar juga akan terlihat diantara celah-celah nya sehingga kesan pembuatan jalan yang ngawur, akan terlihat jelas.

Tentu hal yang paling menarik di tempat itu, bukanlah jalannya, melainkan pemandangannya. Suasana tempat itu, akan dipenuhi dengan pemandangan kebahagiaan, kegembiraan, dan cinta. Namun, jika kau perhatikan lebih dekat, kau akan melihat bahwa pemandangan ini hampir tidak semurni kelihatannya. Di sebelah kiri jalan, kau mungkin melihat pemandangan kesengsaraan, kekurangan, dan keputusasaan. Namun, jika kau melihat lebih dekat, kau juga akan melihat bahwa hal-hal ini, tidak seburuk kelihatannya.

Tugasmu tentu saja adalah menyusuri jalan setapak yang terbentang di depanmu. Sesekali, jalanan tersebut akan melengkung dengan aneh bahkan ada yang sepenuhnya berputar balik. Seiring kau menapaki jalan yang berbalik arah tersebut, kau mungkin akan tergoda untuk melangkah keluar dari jalan yang sudah ditentukan hanya untuk mencapai sisi jalan yang tidak berbalik arah.

Namun, ingatlah poin ini : sisi luar dari jalur setapak adalah daerah yang tidak boleh kau sentuh. Sekali saja kau keluar dari jalur yang ada (bahkan hanya karena tersandung), kau akan selamanya terjebak ke sebuah ilusi membingungkan antara baik dan buruk, keadilan dan kejahatan, benci dan cinta. Kau akan dipaksa menyaksikan dan menjalani ilusi kebimbangan yang tidak akan berakhir.

Jika kau adalah orang yang berhasil mencapai ujung jalan karena sepenuhnya mengikuti jalan setapak, kau akan menemukan sebuah pintu yang terbuat dari kayu oak. Pintu tersebut tidak akan memiliki engsel, kenop, atau hiasan apa pun.

Jangan buka pintu itu, alih-alih, ucapkanlah “Keduanya sama saja” dan pintu itu akan terbuka dengan sendirinya. Asal membuka tanpa mengucapkan kalimat yang spesifik tersebut, akan membuatmu memasuki ruangan yang tidak ingin kau datangi.

Saat memasuki ruangan (yang benar), kau tidak akan bisa melihat apa pun, tetapi kau akan merasa seolah-olah kau sedang diawasi dari semua sisi. Katakan pada mereka “aku berjalan di tengah” menegaskan posisimu diantara sisi hitam dan sisi putih yang menjadi inti ujianmu kali ini.

Jika kau mengucapkan frasa yang benar, kau akan mendengarnya. Setengah kerumunan akan berteriak, boo, atau mendesis. Sementara setengah lainnya akan memaki atas kebodohanmu.

Dengarkanlah dengan seksama, karena diantara ratusan atau ribuan cemooh yang kau dengar, akan ada satu tepuk tangan pelan yang datang dari suatu sudut. Tutup matamu dan dekatilah tepuk tangan ini. Ketika semua suara berhenti, kau akan menemukan dirimu di luar pintu yang pertama kali kau masuki, sembari memegang bola kaca.

Bola kaca itu adalah Objek 102 dari 538.

Kau memilih untuk tidak berpihak diantara kebaikan dan kejahatan. Menjadi pemilik obyek tersebut, membuatmu kehilangan kemampuan untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.

Baca The Holders Series Lainnya

<< Chapter Sebelumnya

Tips : Untuk membaca chapter setelah ini, silahkan gunakan tombol page navigation (Next/Prev) dibawah agar lebih mudah

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

3 Responses to "The Holders Series Chapter 102 : The Holder Of The Soul"

  1. Kemana aja Lo min ??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Zehahaha.. Maap lama gak kelihatan, kmarin sibuk kegiatan sana sini..
      Ini udh mulai nge blogging lagi kok

      Delete
  2. lanjut sampe 500 min.. wkwk

    ReplyDelete