v 'Who Seek The Seekers?' Chapter 1 : I Seek You | UNSOLVED INDONESIA

'Who Seek The Seekers?' Chapter 1 : I Seek You

 “Who Seek the Seekers?” Series

Translated By Admin

Ini adalah bagian pertama dari cerita ‘Who Seek the Seekers?’

.

“I Seek You”

Butuh waktu sekitar satu setengah bulan sebelum akhirnya aku berhasil menemukan Seorang Seeker. Aku selalu tau kalau ‘populasi’ kita tinggal sedikit, namun nyatanya, mencari orang-orang ini secara pribadi cukup menyusahkan.

Jelas saja, karena kalau dipikir, kita selalu menyendiri dan mengurus urusan masing-masing. Jarang ada kata kerjasama, karena meskipun kita memiliki tujuan yang serupa, kita tidak pernah benar-benar menginginkan ‘kawan’. Pembicaran hanya terjadi di sudut-sudut rahasia internet, dan itu hanya sekedar untuk mencari intel demi pencarian berikutnya.

Bajing$n pemberani ini, yang entah namanya siapa, baru saja berjalan ke meja terkutuk itu dan bertanya kepada resepsionis “Apakah The Holder of Illusion ada disini?”

Sobat, aku bersumpah, seringaiku hampir menyentuh telingaku ketika aku mendengar kalimatnya dari kursi tunggu. Aku sudah menantikan hari dimana aku bisa mencoba pedang baruku, karena sejauh ini, satu-satunya target yang pernah kutebas hanyalah batu. Tentu aku bertanya apakah batu-batu itu akan sampai ke hadapan The Pure One ketika aku hancurkan? Akan sangat lucu bila itu benar terjadi.

Aku melihat Seeker itu mendapatkan sebuah kertas dari Resepsionis. Dia mengambil kertas itu, meremasnya, dan kemudian berjalan keluar Institusi.

Melihat pintu yang terdorong terbuka, setidaknya aku yakin kalau orang ini benar-benar nyata. Tentu, karena kepalanya terlalu tinggi (sombong), dia bahkan tidak memperhatikanku yang mengikutinya secara mencurigakan.

Menanggalkan sepatu, aku mengikuti calon jenazah itu dari belakang. Aku tidak benar-benar tahu bagaimana reaksinya ketika dia memergokiku, dan karena niat awalku memang tidak ingin menjadikan pertemuan kita sebagai pertarungan yang adil, aku memutuskan untuk mengincar punggungnya sebelum dia sadar.

Aku berjalan pelan dibelakangnya, mencoba mendekatkan jarak kami. Pedangku begitu mencolok karena bersinar, namun selama dia tidak menoleh, aku tidak akan ketahuan. Aku berada sekitar 3 langkah kaki di belakang pria itu; cukup dekat untuk bisa menikamnya dengan mematikan, tapi terlalu jauh untuk dia sadari.

Hampir saja moncong pedangku menyentuh jaketnya, sebelum kemudian, aku merasa ada yang kurang.

‘Yah, ini tidak benar’

Detik berikutnya, aku mendorongnya dengan sengaja agar dia menyadari keberadaanku.

.

.

Seeker itu akhirnya berlari ke dalam sebuah gudang kosong ketika aku mengejarnya. Yap! Ini dia! ‘malaikat’ itu menjanjikan kekuatan dan kekuatan lah yang aku dapatkan. Speed, Power, Agility, semua telah ditinggkatkan ke level yang lebih tinggi.

Jangan salah sangka, si bajin$an ini benar-benar melakukan perlawanan. Kami bertarung pedang-melawan-pisau hingga sampai ke tempat ini. Tentu, dia melawan menggunakan obyeknya, sementara aku terus mencoba potensi dari pedangku yang baru.  Lebih dari itu, kekuatan dari obyek yang dia miliki benar-benar tidak berguna.

Ketika kami sudah berada di dalam gudang kosong ini, aku yang masuk kedua kemudian menutup pintu geser. Menutup satu-satunya akses kabur yang bisa dia gunakan

“Fu$k”

Kudengar dia mengumpat.

Dia bahkan tidak bertanya apapun, tentang kenapa aku mengejarnya. Bahkan ketika aku masih menjadi Seeker, itu adalah rahasa umum; bahwa membunuh atau dibunuh oleh orang lain tidak perlu alasan jika kau adalah pemegang obyek. Para pencari memang bertukar informasi dalam pencarian, namun kita semua tau, jauh dilubuk hati yang paling dalam, kita semua adalah musuh.

United Seekers, forum tempat para pencari bertukar informasi, pada dasarnya adalah liga para Bajing$n.

Kemudian, karena tidak ada yang bisa dibicarakan, aku menerjang dan dia pun menerjang. Dia menangkis seranganku yang pertama, namun tidak cukup cepat untuk serangan yang kedua. Itu adalah tebasan bersih ke perut.

Slash!

Pedang cahaya ini sangat tajam. Memotong tubuh terasa seperti memotong puding Jell-o. Menatap musuhku yang sudah terbelah dua, aku pun hanya diam. Aku memejamkan mata dan mendongak kelangit. Sebuah sensasi yang sangat damai menerpa batinku.

Apakah ini sensasi kepuasan ilahi setelah menumpas iblis? Aku tidak sepenuhnya tau.

Yang jelas, menjadi kuat menyenangkan, dan memiliki pedang yang luar biasa, lebih menyenangkan lagi.

Aku rasa, aku akan menamai pedang bercahaya ini sebagai Goddamned Good Sword.

.

 

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

0 Response to "'Who Seek The Seekers?' Chapter 1 : I Seek You"

Post a Comment