v Kisah Cinta Tidak Masuk Akal antara Carl Tanzler dan Elena Milagro Hoyos | UNSOLVED INDONESIA

Kisah Cinta Tidak Masuk Akal antara Carl Tanzler dan Elena Milagro Hoyos

(Carl Tanzer, Tokoh Utama dari cerita kali ini)

Kisah cinta menginspirasi kita dan memberi kita alasan untuk bahagia. Yah, tidak semua kisah cinta, karena beberapa mungkin berakhir dengan trauma.

Salah satu kisah cinta yang aneh, adalah kisah Carl Tanzler dan Maria Elena 'Helen' Milagro de Hoyos. Jika kau mengatakan kepada Carl Tanzier bahwa cinta akan kekal sampai ajal menjemput, maka dia mungkin tidak setuju

Kehidupan Carl Tanzler

Carl Tanzler, atau yang bernama lengkap Georg Karl Tänzler adalah lelaki yang lahir pada tanggal 8 Februari 1877, di Dresden, Jerman.

Ia memulai kehidupannya dengan terus berpindah-pindah negara sebelum akhirnya menetap di Australia sekitar tahun 1914. Saat itu, ia diketahui berkarir sebagai dokter dan insinyur dengan mengaku telah menerima 9 gelar profesi yang berbeda.

Terlepas dari kehidupannya yang relatif normal, sebenarnya sosok Carl Tanzler ini adalah lelaki yang jauh dari kata normal. Ketika dia berusia 10 tahun, dia mengaku bahwa leluhurnya yang sudah meninggal, Countess Anna Constantia von Cosel, muncul kepadanya dalam mimpi dan menunjukkan kepadanya wajah seorang wanita berambut gelap yang sangat cantik yang akan menjadi cinta sejatinya.

Dia kembali ke Jerman setelah Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918, untuk tinggal bersama ibunya. Dia kemudian menikah pada tahun 1920 dengan Doris Anna Shafer dan memiliki dua anak bernama, Ayesha Tanzler dan Crystal Tanzler.

(Fyi, Doris Anna Shafer bukanlah “cinta sejati” yang dia lihat dalam mimpinya)

Atas desakan ibunya, ia dan segenap keluarga pindah secara permanen dari Rotterdam pada 6 Februari 1926, ke Havana, Kuba untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

Namun, dia akhirnya malah memutuskan untuk menetap di Zephyrhills, Florida, karena saudara perempuannya kebetulan tinggal di sana.

Tanzler bertemu dengan wanita impiannya

Pada tahun 1927 ia mendapatkan pekerjaan di Rumah Sakit Marinir AS di Florida sebagai teknisi radiologi sebelum kemudian pindah ke kota baru dan meninggalkan keluarganya di Zephyrhills.

Saat itu, ia mengganti namanya menjadi Carl von Cosel, mengambil nama marga leluhurnya yang sudah meninggal, Countess Anna Constantia von Cosel. Dia sering menandatangani catatan rumah sakitnya sebagai Count Carl Tanzler von Cosel atau Dr. Carl von Cosel. Saat bekerja di Rumah Sakit Marinir AS.

Pada 22 April 1930, Carl Tanzler pada akhirnya bertatap muka dengan wanita impiannya. Maria Elena 'Helen' Milagro de Hoyos, seorang wanita Kuba-Amerika yang berusia 20 tahun. Itu adalah wanita berambut gelap yang sama yang Tanzler pernah impikan dan yang akan menjadi cinta sejatinya (menurut mimpinya)

Kala itu, Elena ditemani oleh ibunya datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis, dan jantung Tanzler berdetak kencang saat melihat wanita impiannya itu benar-benar nyata dan parasnya persis seperti dalam mimpinya.

Sayangnya, Elena, putri seorang pembuat cerutu lokal Francisco 'Pancho' Hoyos, telah menikah dengan Luis Mesa sejak 18 Februari 1926. Meskipun Luis meninggalkan Elena setelah dia keguguran dan pindah ke Miami, Elena masih menikah secara resmi dengannya.

Tentu, fakta tersebut tidak mejadi masalah bagi Carl Tanzler sama sekali.

Pemeriksaan medis Tanzler terhadap Elena menghasilkan diagnosis tuberkulosis, yang pada saat itu merupakan penyakit fatal yang belum ada obatnya. Carl Tanzler tidak siap melihat Elena menyerah pada penyakitnya dan dengan izin keluarganya, dia pun mulai merawatnya sendiri dengan harapan dapat menyembuhkan penyakitnya secara ajaib. Dengan pengetahuannya tentang ilmu kedokteran, Tanzler pun mulai membuat semacam ramuan obat untuk menyembuhkan Elena.

Tanzler tidak ragu menghabiskan uangnya ke dalam obat-obatan dan upaya perawatan untuk Elena. Terlepas secara hubungan, mereka berdua sebenarnya adalah orang asing.

Pada saat itu, ia juga menjadi sembrono dan tidak sopan terhadap otoritas rumah sakit. Dia secara ilegal akan membawa mesin x-ray dan peralatan medis lain ke rumah Hoyos untuk perawatan Elena—rumah tangga Tanzler dengan istri dan anak yang dia tinggal di Zephyrhills benar-benar diputus begitu saja (pokoknya Tanzler ngilang aja gitu, dan tidak berhubungan dengan mereka lagi)

Seiring waktu, Tanzler juga diketahui terus ‘menghujani’ Elena dengan hadiah, perhiasan, parfum, dan pakaian mahal sambil menyatakan cinta abadi padanya—walau tidak ada bukti yang pernah ditemukan bahwa Elena membalas perasaannya.

Kematian Elena

Terlepas dari upaya luar biasa Tanzler, Elena menyerah pada komplikasi penyakitnya dan mengembuskan napas terakhirnya pada 25 Oktober 1931.

Tanzler yang mengalami kesedihan mendalam, bersikeras membayar biaya pemakamannya dan dengan izin keluarganya, pada akhirnya berhasil membangunkan mausoleum di tanah pemakaman. Itu adalah ‘rumah terakhir’ yang dibangun untuk Elena di Pemakaman Key West.

(Mausoleum yang dibangunkan oleh Carl Tanzler untuk Elena Milagro)

Sayang sekali kala itu, Keluarga Hoyo tidak menyadari fakta bahwa Tanzler memiliki satu-satunya kunci ke mausoleum dan dia tidak berencana untuk meninggalkan Elena sendiri di dalam tidur abadinya.

Semua akan menjadi semakin aneh dari sini.

Carl Tanzier diketahui akan terus mengunjungi pemakaman tanpa terlewat satu malam pun. Di dalam mausoleum, tatkala dia tengah berdua dengan mayat Elena, dia akan selalu memulai ‘apel’ nya dengan menyanyikan lagu Spanyol favoritnya untuk Elena. Dia juga akan mengobrol layaknya kepada kekasihnya sendiri, tidak memperdulikan kalau mayat tersebut tidak membalas satupun perkataannya.

Semakin hari, terlepas dari kondisi mayat Elena yang semakin membusuk, alih-alih berhenti, rasa cinta Carl Tanzler malah semakin besar. Orang bilang bahwa cinta tidak memandang rupa, dan itulah yang nampaknya dirasakan oleh Carl Tanzier.

Nampaknya, kecintaan Tanzler kepada Elena akan terus tak terbendung hingga pada akhirnya di bulan April 1933 (3 tahun setelah kematian Elena), Tanzler akan membawa tubuh Elena dari mausoleum ke rumahnya.

A Little Piece Of Heaven (Or is it..?)

Oke, mereka sekarang tinggal bersama dan Tanzler bahkan menjadi semakin aneh. Dia bahkan tidak takut untuk mengungkapkan ‘hubungannya’ dengan Elena kepada orang lain. Terus soal alasan kenapa Tanzler membawa pulang mayat Elena, Menurutnya,  hantu Elena datang kepadanya setiap malam dan memintanya untuk membawanya pergi dari kubur.

Man.

Tidak selang waktu lama pasca Elena dibawa pulang dan mereka ‘hidup’ bersama, Tanzler diketahui menelepon seorang teman dan dengan bersemangat memberitahunya bahwa Elena akhirnya setuju untuk menikah dengannya. Temannya yang mengetahui kematian Elena itu tentu saja mengira Tanzler hanya bercanda. Dan of course, disisi lain, Tanzler 10000 persen serius akan hal itu.

Pada saat itu, tubuh Elena membusuk dengan cepat dan Tanzler sedang berupaya untuk melestarikan tubuhnya. Dia diketahui menghubungkan tulangnya dengan gantungan kawat untuk mempertahankan bingkainya dan mengganti matanya dengan mata kaca. Kemudian, dia juga mengisi rongga perutnya dengan kain dan mengganti kulitnya dengan sutra yang dilapisi lilin dan plester. Tidak hanya itu, dia bahkan menutupi kepalanya dengan wig yang dia buat sendiri dari rambut asli.

Setelah Elena terlihat ‘cantik’, Tanzler kemudian mendandani Elena dengan gaun putih dan mengadakan upacara pernikahan untuk mereka berdua. Dia tidur dengan tubuh Elena setiap malam dan menari di sekitar rumah dengannya.

Dalam menjalani ‘kehidupan rumah tangga’ mereka, Tanzler akan secara rutin menyemprot tubuh Elena dengan disinfektan dan parfum untuk menutupi bau busuk yang keluar. Bahkan selayaknya suami yang mencurahkan cinta kepada istrinya, Tanzler tidak jarang  pergi membeli pakaian dan perhiasan mahal untuk Elena.

bro... wtf?

‘Rumah Tangga’ Carl Tanzler terungkap

Tentu saja lama kelamaan, orang-orang mulai memperhatikan perilaku Tanzler yang mencurigakan. Gossip dimulai dari Tanzler yang sering terpergok belanja pakaian wanita dan barang-barang lainnya. Awalnya, tentu saja orang mengira kalau dia memang punya pacar simpanan. Namun melihat tidak pernah ada perempuan yang terlihat bersama dengannya, ada kecurigaan yang muncul.

Hingga pada akhirnya, suatu hari, seorang anak laki-laki lokal yang kebetulan bermain disekitaran rumahnya, iseng mengintip dari jendela rumah Tanzier dan melihatnya menari dengan boneka raksasa—Hal itulah yang pada akhirnya membuat tersebarnya kabar bahwa Tanzler mungkin telah mencuri tubuh Elena dari kuburan dan membawanya pulang.

Suatu saat di bulan Oktober 1940, desas-desus tersebut mencapai saudara perempuan Elena yang kemudian tanpa basa-basi langsung pergi ke kediaman Tanzler untuk memastikan keberan cerita itu.

Yang dia temukan, adalah seperti yang dia harapkan.

Dengan kengerian, dia menemukan mayat saudara perempuannya yang secara bebas digunakan oleh Tanzler sebagai alat untuk ‘main rumah-rumahan’. Tanpa menunggu apapun lagi,. Dia pun langsung memberi tahu pihak berwenang yang kemudian menangkap Tanzler hari itu juga.

Tanzler diadili dengan alasan “menghancurkan kuburan dan memindahkan mayat tanpa izin dengan sembarangan dan jahat.”

Perlu dicatat bahwa, banyak kontroversi pasca kisah Tanzler ini tersebar, terutama dikalangan wanita. Sebagian merasa jijik dan marah, sedangkan sebagian lagi merasa bahwa itu adalah kisah yang sangat romantis...

...romantis pala kau.

Kegilaan Berlanjut

Pasca ditangkap, Tanzler kembali mengutarakan kalimat yang bahkan lebih gila dari setiap perbuatannya. Orang itu, mengatakan bahwa dia (admin tidak bercanda) telah membangun sebuah pesawat ruang angkasa di mana dia akan membawa tubuh Elena ke luar angkasa agar radiasi tertentu mampu menghidupkannya kembali.

Disisi lain, pasca sang ‘suami’ ditangkap, Elena kembali dimakamkan (kali ini secara diam-diam) di kuburan tak bertanda untuk melindunginya dari gangguan lebih lanjut.

Sayang sidang lanjutan kasus ini harus memberikan hasil yang menyatakan bahwa Tanzler dibebaskan karena alasan “status pembatasan untuk kejahatan telah berakhir ”.

Pada tahun 1944, Carl Tanzler sempat mengajukan permintaan untuk mendapatkan kembali tubuh Elena dengan alasan bahwa dia adalah ‘suami’nya yang sah. Tentu saja permintaan itu ditolak oleh pihak keluarga maupun badan hukum.

In the end, Carl Tanzier pun meninggal pada bulan Juli 1952. Dia ditemukan meninggal di rumahnya di umurnya yang ke 75 (kemungkinan karena penyebab alami).

Tatkala ditemukan di rumahnya, ditemukan juga manekin yang memiliki wajah milik Elena. Wajah itu diduga dibuat dari topeng kematian milik Elena—topeng kematian adalah topeng cetakan wajah yang dibuat dari gypsum atau silikon (berdasarkan dari wajah asli)

Hmm..

Catatan Admin : Sebenarnya gambar mayat si Elena ini ada dan entah kenapa, admin merasa gak mau aja menampilkannya disini. Kalau mau lihat, search ada, “Elena Milagro”

Disini, admin akan tampilkan gambar si Elena pas masih hidup aja, berikut adalah gambarnya :

Baca Juga :

Yth Pembaca,
Mohon jangan copas sembarangan artikel di blog ini, buatnya susah gan. Mengutip boleh, namun mohon sertakan sumber backlink ke blog ini. Terima Kasih

1 Response to "Kisah Cinta Tidak Masuk Akal antara Carl Tanzler dan Elena Milagro Hoyos"

  1. Beneran sinting.. romantis dari sisi psiko sih iya 😑

    ReplyDelete